Penggenapan Nubuwatan Muslih Mau’ud RA

295

هُوَ ٱلَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ

“Dia-lah Yang mengirimkan Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya di atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai” [Ash-Shaf 61:10]

Tujuan perayaan hari besar adalah untuk mengingat, mengenal, mengenang serta mengambil pelajaran guna meningkatkan keimanaan kita akan kebesaran Allah Ta’ala dan mensyukuri nikmat-nikmat Nya yang telah dianugrahkan kepada kita semua. Dalam sejarah Ahmadiyah ada tiga hari besar yang selalu diperingati setiap tahunnya, ketiga hari besar itu adalah:

Pertama, adalah hari Masih Mauud a.s.

Ini bukanlah perayaan hari kelahiran Hadrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. (yang lahir pada tanggal 13 pebruari 1835), akan tetapi untuk memperingati bahwa Almasih as, Imam Mahdi as yang dijanjikan itu telah datang ditandai dengan pengambilan janji setia atau bai’at terhadap 40 orang di Ludhiana yang jatuh pada tanggal 23 Maret 1889. Jadi hari Masih Mauud as diperingati untuk mengenang kembali peristiwa tersebut.

Kedua, adalah hari Khilafat.

Diperingati sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah Ta’ala yang telah menganugerahkan kembali khilafat yang telah lama lepas dari genggaman umat Islam, dimana “Khilafat adalah sebuah sumber cahaya dan mercusuar cahaya Ilahi”, dan merupakan simbol pancaran sebuah kejayaan Islam.

Ketiga, adalah hari Muslih Mauud r.a.

Hari besar Jemaat Ahmadiyah yang dirayakan setiap tanggal 20 pebruari , ini bukan berarti hari untuk memperingati kelahiran Hadhrat Muslih Mauud ra (Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra), Karena beliau lahir pada tanggal 12 Januari 1889. Maka hari Muslih Mauud itu dirayakan yaitu untuk mengenang satu tanda kebenaran nubuatan Agung yang telah diterima oleh Hadhrat Masih Mauud as dari Allah Ta’ala, tentang kelahiran seorang putra yang dijanjikan.

Hadhrat Masih Mauud as mendapatkan kabar suka dari Allah Ta’ala bahwa beliau akan diberikan seorang putera yang dijanjikan, bunyi dari nubuwatan tersebut sebagai berikut;

Maka suatu kabar suka bagimu bahwa seorang anak laki-laki yang rupawan dan suci akan dianugerahkan kepada engkau. Engkau akan memperoleh seorang putra yang cerdas. Anak itu akan lahir dengan benihmu sendiri, dan dari keturunanmu sendiri. Seorang anak laki-laki yang bagus dan suci akan datang sebagai tamu bagimu, ia bernama “Immanuel” dan juga”Basyir”. Kepadanya telah ditiupkan roh suci dan ia besih dari segala dosa, ia adalah Nur Ilahi. Beberkatlah ia yang datang dari langit, bersamanya diiringi fadhal yang datang bersamaan dengan kedatangannya. Ia akan memiliki kebesaran, kemuliaan dan kekayaan. Ia akan datang kedunia ini dan akan menyembuhkan  banyak orang dari berbagai penyakit melalui kekuatan, kemasihannya dan melalui berkat-berkat nur kebenarannya. Ia adalah kalimatullah, sebab rahmat dan ghairat Allah Ta’ala lah yang telah mengutusnya dari kalimah kemuliaanNya. Ia akan sangat cerdas dan cerdik serta berhati lembut. Ia akan dipenuhi dengan ilmu-ilmu lahiriah dan bathiniah. Ia akan membuat “tiga menjadi empat”. Hari senin, beberkatlah hari senin itu. Putra tercinta amat harum namanya. Ia adalah manifestasi yang awal dan yang akhir, suatu manifestasi kebenaran dan kemuliaan seakan-akan Allah akan terus turun dari langit, yang mana kedatangannya sangat beberkat dan memperlihatkan keperkasaan ini. Nur datang, yaitu nur yang telah diharumi oleh Allah Ta’ala dengan wewangian keridhaannya. Kami akan memasukkan roh Kami kedalam dirinya dan naungan Allah akan selalu berada diatas kepalanya. Ia akan berkembang dengan cepat, ia akan membebaskan orang-orang yang dibelenggu. Ia akan memperoleh kemasyuran sampai kepelosok-pelosok dunia. Dan bangsa-bangsa akan memperoleh berkat darinya, kemudian ia diangkat kelangit dari segi kerohanian. Hal ini telah ditetapkan.[1](selebaran Sabz, 20 Februari 1886).

Lebih jauh lagi, mengenai Muslih Mauud [putra yang dijanjikan] ini bukan hanya nubuwatan yang diberikan kepada Masih Mauud as saja, melainkan 1500 tahun yang lalu Hadhrat Rasulullah saw bersabda bahwa:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم : يَنْزِلُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ إِ لَى اْلأَرْضِ , فَتَزَوَّجُ وَ يُوْلَدُ لَهُ

Rasulullah Saw bersabda : “Isa Ibn Maryam akan turun ke muka bumi, maka ia akan berkeluarga dan dikarunia putera”.[2] (HR. Misykat)

Mengenai hadis di atas, dalam Buku Aina-e-Kamaalaat-e-Islam, hal. 578-579 Hadhrat Masih Mauud A.s. memberikan keterangan: “Rasulullah Saw telah memberitahukan bahwa al-Masih al-Mauud (Nabi Isa yang dijanjikan itu) – akan  berkeluarga dan dikaruniai putera – maka dalam hal ini terdapat Isyarat bahwasanya Allah akan mengaruniakan kepadanya seorang anak yang saleh yang akan serupa atau sama seperti bapaknya serta ia tidak akan menentangnya dan ia termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Rahasia mengenai hal itu adalah bahwa Allah tidak akan memberikan kabar gembira kepada para nabi dan para wali mengenai dzurriyyat (keturunan) melainkan apabila Dia telah menakdirkan kelahiran orang-orang saleh. Dan inilah kabar suka yang telah diberitahukan kepadaku beberapa tahun sebelum pendakwaan ini untuk memberitahukan kepadaku ilmu ini di hadapan mata orang-orang yang berdiri tegak mencari kemuliaan serta mereka itu laksana orang-orang bergegas menyatakan kesiapsediaannya untuk al-Masih.”

Latar belakang turunnya nubuwatan ini.

Pada saat itu semasa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as hidup suasana di Qadian keimanan orang-orang Islam pada umumnya sangat mengkwatirkan karena ketika itu para misionaris Kristen sangat gencarnya untuk melancarkan gerakan-gerakan anti agama Islam.

pada hari-hari itu juga, tidak ada seorang pun dari antara umat Islam yang berani melawan gerakan mereka apalagi misionaris Kristen didukung oleh orang-orang Eropa. Maka timbulah gairah di dalam hati Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as untuk melawan mereka dengan salah satunya adalah mencetak sebuah karangan berjudul Barahin Ahmadiyah yang menjelaskan tentang kedudukan kitab suci Al-Quran sebagai kalam Ilahi sebagai kitab yang paling sempurna dan status kemulian nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah Ta’ala. Bersamaan itu pula, setiap hari Hahdrat Mirza Ghulam Ahmad as selalu memanjatkan doa yang artinya: “Wahai Allah, Aku sedang membela dengan sekuat tenaga Agama Engkau yang terakhir dan paling sempurna dan aku sedang membela nabi tercinta Hadhrat Muhammad saw. Oleh karena itu, wahai tuhan-Ku ! Tolonglah daku !”.

Begitu tingginya gejolak di dalam hati beliau, as selalu memikirkan umat Islam maka terlintaslah dalam benak beliau as untuk mengasingkan diri demi melakukan konsentrasi do’a secara khas kehadirat Allah Ta’ala sebagai pendukung dan pembela islam serta pembela Nabi Muhammad saw.  Maka melalui shalat istikharah, beliau as mendapat kabar ghaib dari Allah Ta’ala  untuk pergi kesuatu daerah agar dapat memenuhi konsentrasi do’a secara khusus kepada Allah Ta’ala.

تمہاری عقدہ کشائی ہوشیار پور میں ہوگی

“Pembuka kesulitan engkau ada di  Hosyarpur.”[3]

Sesuai kabar ghaib tersebut maka tempat yang akan dituju adalah kota Hoshiarpur maka beliau pergi ke kota tersebut dengan ditemani 3 orang sahabat beliau as adalah Maulvi Abdullah Sanuari, ra, Hafiz Muhammad Ali Sahib, ra  dan Fatih Muhammad Khan Sahib, ra. 

Maka setelah selesai melakukan konsentrasi do’a selama 40 hari itu pada tanggal 20 Pebruari 1886 dari Hoshiarpur beliau menerbitkan selebaran kemudian dikirimkan ke berbagai daerah. Didalam selebaran itu disebutkan banyak sekali kabar-kabar ghaib dari Allah Ta’ala yang kemudian Allah Ta’ala telah menyempurnakan kabar-kabar ghaib itu didalam kehidupan beliau sendiri.

Dari peristiwa ini maka benarlah bahwa Hadhrat Masih Mauud as adalah sosok bayangan dari Rasulullah saw. Karena pada masa awal Islam pun ketika pertablighan Islam masih dilakukan secara diam-diam dan  tidak ada orang yang sangat berani di kalangan umat Islam. Rasulullah saw menginginkan sekali Islam dapat diperkuat dengan orang yang kaut dan berani, yang tidak takut menghadapi musuh dalam membela akidah, maka Hadhrat Rasulullah saw berdoa kepada Allah Ta’ala yakni;

اَللهُمَّ أَيِدِ الإِسْلَامَ بِـأَبِيْ الْحَكَمِ بْنِ هِشَامِ أَوْ بِعُمَرَ بْنُ الخَطَّابِ

“Ya Allah Ta’ala perkuat Islam dengan Abul Hakam bin Hisyam atau Umar bin Al-Khatab.”[4]

Sehingga dengan doa Hadhrat Rasulullah saw, Hadhrat Umar ra masuk Islam yang kelak menjadi Khalifah kedua dari Rasulullah saw.

Setelah berselang beberapa waktu lamanya lahirlah pula seorang putera yang diberi nama Bashir, yang kemudian disebut Bashir awal. Tidak lama kemudian putera ini meninggal dalam keadaan masih kanak-kanak. Maka timbullah lagi ejekan dengan suara riuh dimana-mana. Bahkan sebelum kelahiran kedua puteri dan putera ini di waktu beliau mengumumkan nubuatan, tiba-tiba Pandit Lekhram telah menentang Nubuatan beliau itu dengan kata-kata yang sangat buruk dan hina. Misalnya, sebuah nubuatan yang berbunyi:”Engkau mendapat seorang anak lelaki yang suci. Anak itu akan lahir dari benih keturunan engkau.” Dalam menandingi nubuatan beliau tersebut Lekhram berkata: “Tuhan juga telah memberi tahu saya bahwa keturunan engkau akan punah dan putus dengan cepat sekali. Paling lama akan sampai tiga tahun. Apabila anak itu lahir bukan akan menjadi tanda rahmat melainkan akan menjadi tanda laknat.” (Na’uzubillahi min zalik) Dan banyak sekali perkataan kosong lainnya lagi yang dibuat-buat oleh Pandit Lekhram.

Diatas kewafatan Basyir awal itu, musuh-musuh Jema’at semakin keras mengejek sambil bertepuk tangan karena gembira. Lekhram berjingkrak; merekapun ikut berjingkrak. Hadhrat Masih Mauud as berulang-kali memberitahukan kepada mereka bahwa Allah Ta’ala telah berfirman kepadaku dengan tegas; “Tunggulah dengan sabar!” Jika kalian berkata: Lama sekali waktunya! Maka siapa yang bisa memberi jaminan, sampai kapan kitapun akan hidup di dunia ini. Akan tetapi didalam nubuatan itupun dikatakan bahwa “kelahiran putra yang dijanjikan itu” disertai dengan tanda-tanda juga. Apabila tanda-tanda itu sudah sempurna tentu dunia akan mengetahuinya bahwa orang yang telah mengeluarkan pengumuman melalui selebaran itu pasti mengumumkannya setelah menerima kabar dari Allah Ta’ala dan pasti benar.

Bagaimanapun kritikan dan cemoohan terus menyebar dari pihak musuh-musuh Islam. Masa panjang 3 tahun menunggu kelahiran “putra yang dijanjikan itu” juga menjadi sasaran kritikan dan cemoohan mereka. Diwaktu Basyir awal wafat juga mereka bergembira sekali, karena mereka menganggap nubuatan putra yang dijanjikan ini tidak benar dan bohong. Sedangkan tentang kewafatan Basyir awal Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda :

Sedangkan kalimat yang tercantum didalam selebaran tanggal 20 Peburari 1886 itu tertulis: Seorang putera yang tampan akan datang sebagai tamu engkau. Perkataan “tamu” sebenarnya nama yang diberikan kepada anak itu yang menunjukkan kepada umurnya yang pendek dan akan meninggal cepat, sebab tamu adalah orang yang tinggal di rumah seseorang hanya untuk beberapa hari kemudian pergi lagi.

Jangan sampai terpedaya oleh nubuatan yang telah disebutkan tentang Muslih Mauud. Sebab melalui ilham telah disebutkan dengan jelas tentang wafatnya anak yang lain. Sedangkan nubuatan tentang Muslih Mauud dimulai dari kalimat berikut ini: “Bersamanya diiringi Fadhal –karunia– yang turun bersama-sama kedatangannya.” Nubuatan sebelumnya yang tercantum dalam tiga atau empat baris adalah tentang Basyir Awal. Beliau bersabda bahwa nubuatan tentang Muslih Mauud dimulai dari kalimat berikut ini : “Bersamanya diiringi Fadhal –karunia– yang turun bersama-sama kedatangannya.” Jadi, nama Muslih Mauud didalam kalimat Ilham itu disebut Fadhal dan nama kedua adalah Mahmud dan nama ketiga disebut Basyir Sani juga

Oleh sebab itu keduanya disebutkan didalam satu nubuatan yang sama. Bagaimana pun pada tanggal 12 Januari 1989 tiga tahun setelah nubuatan itu disebarkan putera yang dijanjikan itu telah lahir dan diberi nama Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad. Didalam Kitab Sirul Khilafah (ditulis tahun 1894) Hadhrat Masih Mauud as telah menulis sebagai berikut: “Anaku yang masih kecil bernama Basyir, (yang dimaksud Basyir awal) telah diwafatkan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan masih menyusu. Baru setelah itu Allah Ta’ala menurunkan ilham kepadaku bahwa:  Melalui ihsan-Kami anak itu akan Kami kirimkan kembali kepada engkau. Sesuai dengan itu, ibu anak itu melihat didalam ru’ya bahwa Basyir sudah datang dan berkata: Saya akan berjumpa tuan/puan dengan rasa cinta yang sangat dalam dan tidak akan cepat-cepat berpisah! Dan setelah ru’ya dan ilham itu Allah Ta’ala menganugerahkan anak laki-laki yang kedua kepada kami, pada waktu itu saya paham bahwa inilah Basyir yang dijanjikan dan firman Allah Ta’ala itu tidak salah. Maka anak itu saya beri nama Basyir. Jadi penjelasan Hadhrat Masih Mauud as tentang nubuatan Putra Agung ini yakni Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, Muslih Mauud telah sempurna dengan sangat cemerlang dan mengagumkan. Tentang pernyataannya telah dikemukakan oleh dunia.

Pada tahun 1944 beliau mengumumkan diri beliau sebagai Muslih Mauud (Reformer yang dijanjikan) setelah menerima kabar dari Allah Ta’ala . Beliau ra bersabda : “Aku bersaksi demi Dia yang Tunggal dan Tuhan Yang Maha Agung yang menguasai kehidupanku bahwa mimpi yang baru saja aku sampaikan telah aku saksikan sesuai dengan apa yang telah aku saksikan sesuai dengan apa yang telah aku jelaskan, kecuali mungkin beberpa perbedaan kata-kata yang secara tidak sengaja terjadi. Demi Allah Ta’la aku bersaksi bahwa dalam keadaan kasyaf aku mengatakan bahwa, Anal Masihul Mauud, Matsiluhu wa khalifatuhu.”[5] (Aku adalah Masih Mauud, Matsilnya dan khalifahnya, pent.)

Beberapa nubuwatan yang terpenuhi pada diri beliau ra

Terdapat kurang lebih 52 keunggulan yang dimiliki oleh Hadrat Muslih Mauud ra menurut nubuwatan yang diberikan kepada Hadhrat Masih Mauud as, semuanya telah tergenapi pada diri beliau ra. Beberapa diantaranya adalah;

Dia akan menjadi pembebas para tahanan, nubuatan ini sempurna dengan cemerlang. Apa yang sering dikatakan oleh pihak lawan bahwa kita membatalkan jihad dan menentang jihad melawan Kashmir dsb, maka disini saya ingin memberitahukan bagaimana Hadhrat Muslih Mauud r.a. telah menggerakkan usaha untuk membebaskan Kashmir. Beliaulah yang memulai perjuangan untuk membebaskan Kashmir itu. Sebab All India Kashmir Committee yang telah didirikan di zaman itu, pimpinannya adalah Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad Sahib. Di dalam committee itu termasuk para pemimpin Islam terkenal menjadi anggotanya, seperti Sir Zul Fikar Ali Khan, Dr Iqbal, Khwaja Hasan Nizami, Sayed Habib Khan dan sebagainya. Atas musyawarah tokoh-tokoh tersebut telah dipilih Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad Sahib Khalifatul Masih II r.a. sebagai Ketua Umum Committee itu. Dengan karunia Allah Ta’ala berkat perjuangan dan pimpinan beliau penduduk Muslim Kashmir yang sejak lama terbengkalai dan mahrum dari hak-hak kemanusiaan telah mulai dimerdekakan.

Hadhrat Mirza Bashir Ahmad r.a. menanggapi situasi pada waktu itu telah menulis: Setelah terjadi perang dunia dalam waktu yang sangat singkat sebuah pemerintahan telah dibentuk atau komite itu dengan tegas melakukan gerakan di kalangan masyarakat awam sehingga Pemerintah Inggris pun terpaksa menyerah dan rakyat Kasymir yang telah menjadi budak mereka selama berabad-pabad telah membuka mata dan mulai menghirup udara segar kemerdekaan. Dan penduduk Kasymir mendapat kursi di Parlemen, memperoleh kebebasan Press, orang-orang Muslim mendapat persamaan hak didalam kepegawaian, menguasai hasil panen sawah-ladang, memperoleh kemudahan dibidang pendidikan, perkara yang sebelumnya tidak bisa diperoleh akhirnya terbuka kesempatan untuk itu. Teriakan-teriakan Ahmadiyah Zindah baad, Imam Jema’at Ahmadiyah Zindah baad, berkumandang di dalam jalsah-jalsah atau pertemuan-pertemuan umum yang diselenggarakan oleh Rakyat Kashmir saking gembiranya mereka mendapat kemerdekaan berkat perjuangan Imam Jema’at Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, Muslih Mauud r.a. Inilah tanda sempurnanya kabar ghaib tentang beliau: dia akan menjadi pembebas para tahanan.

Dia akan dipenuhi dengan ilmu zahir dan bathin, Beliau r.a. sendiri bersabda: “Ilmu zahir dan bathin itu bukan ilmu hitung atau sains. Dengan kata-kata akan dipenuhi dengan ilmu zahir dan bathin maksudnya jelas sekali bahwa ilmu itu akan diajarkan oleh Allah Ta’ala.” Tentunya Allah Ta’ala tidak akan mengajarkan ilmu hitung, sains atau geografi, melainkan ilmu agama dan ilmu Al Qur’an akan diajarkan oleh Allah Ta’ala kepada beliau. Maka akan dipenuhi dengan ilmu zahir dan bathin maksudnya tiada lain akan diajarkan kepada beliau ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan Al-Quran secara luas kepada beliau. Dan Tuhan sendiri sebagai guru beliau. Bagaimana Allah Ta’ala telah mengajar beliau, dijelaskan bahwa:

Saya melihat dalam mimpi bahwa saya sedang berdiri di suatu tempat yang sangat luas sambil menghadap kearah timur. Tiba-tiba terdengar suara dari langit seperti suara lonceng berdenting. Lama kelamaan suara itu semakin keras sehingga menggema meliputi seluruh langit. Setelah itu apa yang saya lihat, suara itu berubah menjadi sebuah bingkai gambar (photo). Kemudian bingkai gambar (photo) itu mulai bergerak-gerak sambil menampilkan sebuah gambar sesorang yang sangat tampan. Lama kelamaan gambar atau photo itu mulai bergerak dan akhirnya tiba-tiba berubah menjadi sebuah wujud manusia di hadapan saya. Ia berkata : Saya Malaikat Tuhan, Allah Ta’ala telah mengirim saya kepada engkau untuk mengajarkan tafsir Surah Al Fatihah. Saya katakan kepadanya: Ajarlah saya! Diapun mulai mengajar saya terus mengajar tanpa berhenti, sehingga ketika sampai kepada ayat  اِيَّاكَ نَعْبَُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ Hanya Engkau kami sembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan Malaikat itu berkata : Berapapun banyaknya para ahli tafsir dimasa lampau sampai sekarang yang telah menafsirkan surah ini tafsir mereka baru sampai kepada ayat ini. Akan tetapi saya akan mengajarkan terus kepada engkau sampai selesai. Saya katakan kepadanya : Ajarkanlah semua kepada saya! Maka ia terus mengajarkan kepada saya sehingga tafsir surah Al Fatihah itu selesai.

Selanjutnya beliau bersabda : akan dipenuhi dengan ilmu zahir dan bathin maksudnya adalah ilmu khas yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada beliau yaitu misalnya Ilmu ghaib. Ilmu itu diberikan kepada hamba-Nya di dunia yang secara khas berkhidmat kepada agama. Supaya hubungannya dengan Allah Ta’ala nampak jelas. Dan dengan perantaraannya iman manusia semakin bertambah segar. Sehubungan dengan ini beliau r.a. bersabda: “Kepada saya diberitahukan melalui mimpi dengan suasana yang sangat mengherankan yaitu tentang perang dunia ke II . Saya melihat didalam sebuah ru’ya bahwa saya pergi ke negara Inggris .

Pemimpin negara Inggris itu berkata kepada saya: Jagalah negara kita oleh anda. Saya berkata kepadanya: Sebelumnya saya ingin mengadakan survey bagaimana persediaan yang dimiliki oleh negara ini, apakah saya bisa melaksanakan penjagaan terhadap negara ini atau tidak. Maka pemerintah negara Inggris ini memperlihatkan semua kekuatan militer yang dimiliki oleh negara ini. Dan saya terus melihat-lihat keadaan perlengkapan militer negara ini. Akhirnya saya katakan kepada mereka: Hanya satu kekurangannya yaitu kita kekurangan pesawat tempur. Jika kepada saya diberikan pesawat tempur, saya akan bisa menjaga dan membela negara Inggris. Ketika saya selesai mengatakan demikian saya lihat datang sepucuk surat telegram, lalu saya buka dan ingin tahu bagaimana isinya. Ternyata tertulis: Pemerintah Amerika sedang berkemas untuk mengirim sebanyak 2.800 buah pesawat terbang kepada negara Inggris. Kemudian mata saya terbangun.

Dikatakan bahwa mimpi itu telah diperdengarkan kepada Chouhry Zafullah Khan. Beberapa hari kemudian saya tengah berada di mesjid, tiba-tiba ada telepon kepada saya yaitu dari Chohdry Zafrullah Khan Sahib katanya: Apakah Hudhur tidak membaca berita didalam Surat Kabar itu? Saya balik bertanya: Apa berita itu? Beliau katakan mimpi Hudhur sudah sempurna, baru saja pemerintah Amerika telah mengirimkan 2800 buah pesawat kepada Pemerintahan  Inggris . Banyak lagi peristiwa-peristiwa lainnya yang tidak bisa saya ceritakan semua di dalam ceramah hari ini.

Tentang diri pribadi beliau sendiri yaitu   خدا كا سايه اس كے سر پر هوگا – khudâ ka sayah us ke sar par hoga– bahwa naungan Tuhan berada diatas kepalanya bagaimana Allah Ta’ala telah menyempurnakan tanda keagungan-Nya ini. Beliau bersabda: Allah Ta’ala selalu menolong saya dan melindungi saya dari serangan-serangan pihak musuh. Bagaimana Allah Ta’ala telah menyempurnakan janji-Nya bahwa saya tidak akan mati karena kejahatan tangan manusia. Dan saya yakin sekali bahwa selama tugas saya masih belum terlaksanakan seluruhnya siapapun tidak akan bisa membinasakan saya. Telah terjadi berturut-turut usaha musuh untuk mencelakakan saya namun Allah Ta’ala selalu melindungi saya dari kejahatan mereka. Beliau bersabda: Pada suatu peristiwa dikala saya sedang berpidato didalam acara Jalsah dan sudah menjadi kebiasaan saya diwaktu pidato saya minum teh panas supaya tenggorokan saya tetap segar. Tiba-tiba jauh dari belakang ada seorang menyampaikan secangkir malay (susu pekat). Ketika diperiksa oleh petugas ternayata malay itu telah dicampuri racun. Jika saya minum malay itu tentu akan terjadi sesuatu yang membahayakan nyawa saya.

Pada suatu hari datang seorang anak muda Pathan, ketika saya sedang keluar untuk menemuinya tiba-tiba petugas menaruh curiga terhadapnya, ketika diperiksa ternyata ia membawa sebilah pisau untuk membunuh saya. Seringkali terjadi peristiwa demikian namun Allah Ta’ala selalu melindungi saya.

Sebuah nubuatan lagi: Namanya akan masyhur ke setiap pelosok dunia Dengan karunia Allah Ta’ala nubuatan ini juga telah sempurna dengan sangat cemerlang di zaman kehidupan Hadhrat Muslih Mauud r.a. banyak sekali missi Jema’at telah dibuka di berbagai negera di dunia. Di zaman Khilafat beliau telah dibuka missi-missi Jema’at dinegara-negara seperti berikut ini : Ceylon, Mauritius, Sumatera, States of Settelments, China, Japan Bukhara, Rusia, Iran, Iraq, Syam, Palestina, Mesir, Sudan, Abesinia, Chekoslovakia, Poland Albania, Yugoslavia, Amerika Serikat,  dan sebagainya kira-kira sampai 35 atau 40 negara sehingga tabligh Islam telah tersebar keseluruh dunia. Dan beliau bersabda : Beribu-ribu orang Kristen telah masuk Islam melalui perantaraan saya. Dengan demikian pertablighan Islam dan Ahmadiyah telah meliputi sebagian besar negara di dunia. 

Demikianlah tentang beberapa nubuatan yang telah saya jelaskan kepada saudara-saudara. Sesuai dengan sempurnanya nubuatan-nubuatan tersebut Hadhrat Masih Mauud a.s. sebelumnya telah bersabda: “Manusia harus menyaksikan dengan mata terbuka bahwa hal itu semua bukan hanya nubuatan melainkan tanda-tanda sangat agung dan istimewa dari Tuhan Yang Maha Kuasa Yang telah menampakkan keagungan dan kebenaran Hadhrat Muhammad Mustafa saw  kepada dunia. Dan sesungguhnya semua tanda-tanda itu telah menghidupkan manusia-manusia yang telah mati, sebab sesungguhnya menghidupkan yang mati itu adalah dengan memanjatkan do’a kepada Allah Ta’ala membawa kembali ruh kehidupan kepada manusia sebab ruh orang-orang mati bisa dihidupkan hanya dengan do’a.

Peringatan Hari Muslih Mauud  dapat menyegarkan iman dan mengingatkan akan jani-janji yang telah dilakukan oleh anggota Jema’at yaitu untuk menegakkan kebenaran dan kemulian Hadhrat Rasulullah saw diatas permukaan bumi. Bukan untuk memperingati hari kelahiran atau hari kewafatan beliau r.a. Semoga hari bersejarah ini membangkitkan semangat didalam hati kita demi kemajuan Islam dan untuk mengingatkan kita agar setiap saat berusaha mengadakan perbaikan pada diri kita masing-masing. Untuk itu semoga Allah Ta’ala memberi taufiq kepada kita semua.

 Beberapa Kisah Menggugah Muslih Mauud ra

Sesudah kewafatan Hadhrat Masih Mauud(a.s.), Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad(r.a.) baru berusia 19 tahun. Pada masa itu, beliau berdiri di dekat jasad suci bapak beliau dan membuat ikrar dengan kata-kata ini: “Seandainya semua orang lain meninggalkan engkau dan aku ditinggalkan sendirian, namun aku akan berdiri menghadapi seluruh dunia dan tidak akan menghiraukan penentangan ataupun permusuhan.”

Sesuai dengan suratan takdir ilahi ini, Huzur berkali-kali telah memberikan amanat perpisahan, antara lain pada tanggal 22 Agustus 1947, beliau bersabda:

Aku menyampaikan amanat dengan penuh rasa cinta kepada Jemaat. Semoga Allah Ta’ala beserta kamu sekalian. Jika kamu sekalian masih diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan aku, semoga kamu sekalian diberi taufik untuk bekerja dengan penuh kesetiaan dan aku pun semoga diberi taufik untuk bekerja dengan sesungguh-sungguhnya. Dan jika masa untuk kerja sama kita berakhir , semoga Allah Ta’ala menjadi Penjaga dan Pemelihara kau sekalian dan menyelamatkan langkah kamu sekalian, supaya kamu jangan tergelincir. Bendera Jemaat tidak boleh runduk, suara Islam tidak boleh menjadi sayup-sayup, nama Allah tidak boleh lenyap. Pelajarilah Alquran dan hadits serta ajarkanlah kepada yang lain. Amalkanlah sendiri ajaran-ajaran itu dan buatlah orang-orang lain untuk mengamalkannya. Hendaknya senantiasa ada orang diantara kamu sekalian yang mewakafkan hidup mereka dan tiap orang hendaknya berjanji akan mewakafkan harta bendanya. Khilafat harus tetap hidup dan hendaknya tiap orang mukmin senantiasa berdiri teguh disekitarnya untuk menyumbangkan nyawanya. Kebenaran adalah perhiasan kamu sekalian, amanat adalah keindahan kamu sekalian dan ketakwaan adalah pakaian kamu sekalian. Tuhan menjadi kepunyaan kamu sekalian dan kamu sekalian menjadi kepunyaan Tuhan. Amin. Sampaikanlah amanat ini kepada jemaat-jemaat di luar negeri dan beritahukanlah bahwa kamu sekalian adalah bintang-bintang yang bertabur di mataku. Aku yakin bahwa kamu dengan secepat-cepatnya akan memanjangkan bendera jemaat di negeri-negeri kamu sekalian masing-masing, bahwa kamu sekalian akan menaruh perhatian kepada negeri-negeri lain dan senantiasa akan mentaati Khalifatul Masih yang tidak mungkin lebih dari satu dalam satu masa dan akan mengkhidmati Islam sesuai dengan perintah-perintahnya.‖

Itulah kata amanat yang amat mengharukan, padat berisi kecintaan dan kemesraan yang keluar dari lubuk hati sanubari beliau yang suci murni. Semoga katakata itu, yang seyogyanya ditulis dengan tinta emas, benar-benar dicantumkan di dalam kalbu dan diterjemahkan lagi ke dalam bentuk amalan demi untuk kebahagian lahir dan batin kita sendiri.


Oleh : Abdul Ghandi

Sumber :
[1] Majmuu’ah Isyharat, jld. 1, hal. 95-96, no. 33, tgl. 20 Pebruari 1886, cet. Rabwah
[2] HR. Misykat Al-Mashabih, Kitab Ar-Riqaq, bab Nuzul Isa, Hadist no. 5508; Darul Kutubil Ilmiyyah, edisi 2003
[3] Sirat-ul-Mahdi, jld. 1, hlm. 69
[4] Umar bin Khatab, karya Muhammad Husain Haekal, hal. 29, cetakan ke 12, tahun 2011, penerjemah: Ali Audah; Litera AntarNusa. Pustaka Nasional, Jakarta
[5] DARSUS, No.10, 17 Maret 2000, hlm.16-18

Gambar: https://ahmadiyah.id/nubuatan-pembaharu-yang-dijanjikan-muslih-mauud.html