Jasa Hz. Muslih Mau’ud ra. dalam Penafsiran Al-Quran

27
The Masterpiece of Tafsir Kabir
The Masterpiece of Tafsir Kabir

Menuangkan ide di atas kertas tidaklah mudah, sebab hasilnya seringkali kurang memuaskan atau berkesan. Banyak draft harus dibuang karena dianggap tidak layak, dan meskipun berhasil menciptakan mahakarya, menjaga konsistensi kualitas tetap menjadi tantangan besar. Menulis karya berbobot secara konsisten membutuhkan lebih dari sekadar bakat—namun dedikasi, kerja keras, dan ketekunan tanpa henti. Oleh karena itu, Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra., putra Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as., yang menulis puluhan ribu halaman, bukanlah penulis biasa. Karya-karya beliau bukan sekadar tulisan ringan, melainkan kajian ilmu mendalam yang sarat makna, dengan kualitas yang dipertahankan secara konsisten.

Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. menulis banyak karya monumental yang menjadi khazanah berharga bagi keilmuan Islam, diakui baik oleh pendukung maupun pihak yang berseberangan pandangan dengannya. Ilmu dalam karyanya berasal dari bimbingan langsung Allah Ta’ala, bukan sekadar hasil pemikiran manusia. Salah satu karyanya yang paling istimewa adalah tafsir Al-Qur’an, yang tidak hanya selaras dengan akal dan ilmu modern, tetapi juga mempertahankan keakuratan makna bahasa Arab. Namun, apa sebenarnya yang membuat tafsir ini begitu istimewa? Bagaimana dampaknya terhadap dunia keilmuan Islam, dan apa kontribusi besar beliau ra. dalam pengembangan metode penafsiran Al-Qur’an?

Keistimewaan Penafsiran Al-Qur’an Beliau ra.

Ketika banyak tafsir yang beredar tidak mampu menjawab tantangan zaman modern, kesalahan penafsiran semakin meluas, membuat Islam sering menjadi sasaran kritik. Padahal, Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna dan bebas dari pertentangan sepanjang zaman. Di tengah kondisi ini, beliau ra. hadir dengan penafsiran monumental. Beliau tidak hanya mengungkap makna lahiriah Al-Qur’an, tetapi juga mendalami aspek batiniahnya. Dengan pendekatan ilmiah dan komprehensif, beliau berhasil menjawab tantangan modernitas serta menegaskan relevansi abadi Al-Qur’an.

Dalam bukunya Pengantar Mempelajari Al-Qur’an, beliau ra. menjelaskan bahwa tujuan utama beliau menulis banyak tafsir adalah untuk memberikan konteks yang lebih mendalam tentang Al-Qur’an. Beliau juga bertekad untuk menjawab kritik terhadap Islam serta memperkenalkan keindahan dan relevansi ajaran Islam kepada pembaca modern, terutama di dunia Barat.

Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. menyoroti bahwa banyak terjemahan dan penafsiran Al-Qur’an oleh non-Muslim kurang tepat karena minimnya pemahaman mendalam tentang bahasa Arab, sehingga menimbulkan kesalahpahaman tentang Islam. Untuk mengatasi hal ini, beliau ra. menulis tafsir Al-Qur’an dengan metode yang akurat, ilmiah, dan berpegang pada makna asli bahasa Arab. Dengan pendekatan ini, beliau berhasil menyajikan tafsir yang mendalam serta menghapuskan kesalahpahaman, yang menjadi pendorong utama beliau dalam menulis tafsir Al-Qur’an.

Tafsir Kabir: Mahakarya dalam Penafsiran Al-Qur’an

Selama hidupnya, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. menulis sekitar 28.735 halaman tafsir Al-Qur’an, menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap Islam. Karyanya yang monumental, Tafsir Kabir, awalnya diterbitkan dalam 11 jilid selama 23 tahun sejak 1940. Atas petunjuk Hazrat Khalifatul Masih ar-Rabi’ rh., edisi ini disederhanakan menjadi 10 jilid. Kemudian, Hazrat Khalifatul Masih al-Khamis atba. memerintahkan edisi baru yang lebih mudah diakses, dengan peningkatan ukuran font, pengurangan kolom, dan penambahan jumlah jilid menjadi 15 untuk kenyamanan pembaca modern.

Tafsir Kabir, yang ditulis dalam bahasa Urdu, memiliki gaya bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami, baik oleh penutur asli maupun pembaca yang tengah mempelajari bahasa Urdu. Berbeda dengan karya-karya ayahanda beliau ra., yang dikenal dengan gaya bahasa yang sangat tinggi dan kompleks, Tafsir Kabir hadir dengan pendekatan yang lebih inklusif, sehingga dapat diakses oleh berbagai kalangan pembaca. Dengan kepiawaiannya, beliau ra. berhasil mengemas samudra ilmu yang mendalam ke dalam bahasa yang ringkas dan mudah dipahami oleh khalayak luas, termasuk mereka yang bukan penutur asli bahasa Urdu.

Selain itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berkat metode penafsiran yang beliau gunakan, hasil tafsirnya tidak hanya dapat diterima oleh logika, tetapi juga mampu mengungkap makna sebenarnya yang dikehendaki oleh Al-Qur’an. Dengan pendekatan ini, beliau berhasil memberikan kontribusi besar dalam meluruskan pemahaman umat, termasuk menghapus berbagai cerita mitos yang tersebar luas di masyarakat akibat kesalahan penafsiran terhadap ajaran Islam. Sebagai contoh, beliau memberikan penjelasan mendalam dan rasional tentang kewafatan Nabi Isa as., hakikat jin, Dajjal, serta berbagai topik lain yang sering diselimuti oleh spekulasi dan kesalahpahaman.

Manifestasi Keagungan Ilahi dalam Karya Beliau ra.

Di balik setiap karya besar, ada penyebab utamanya. Meskipun Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. secara lahiriah menulis penafsiran Al-Qur’an, ini adalah manifestasi ilahi yang telah dinubuatkan kepada ayahandanya, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. bahwa Allah Ta’ala sendiri yang akan mengajarkan ilmu tersebut kepadanya, karena ilmu Al-Qur’an hanya dapat dibuka oleh orang-orang pilihan-Nya. Pada 20 Februari 1886, beliau as. menerima kabar gembira yang berbunyi:

وہ سخت ذہين و فہیم ہوگا اور دل کا حلیم اور علوم ِظاہری و باطنی سے پُر کیا جائے گا۔

“Ia akan sangat cerdas, berkeyakinan dan berhati lembut serta dipenuhi dengan ilmu dunia dan ilmu ruhani”

Karya-karya beliau ra. merupakan wujud manifestasi ilahi. Kelahiran beliau ra. sendiri telah dijanjikan, sehingga segala karya atau pekerjaan yang berasal dari diri beliau ra. adalah cerminan langsung dari kehendak dan petunjuk Tuhan.


Oleh : Ilham Sayyid Ahmad

Referensi :

  1. Tafsir Kabir
  2. Pengantar Mempelajari Al-Quran
  3. Sabz-e-Istihar
  4. Khutbah Jum’at, 17 Februari 2023 oleh Khalifatul Masih Al-Khamis atba. 

    Gambar: https://ahmadiyah.id/nubuatan-pembaharu-yang-dijanjikan-muslih-mauud.html