Rasulullah Saw Melancarkan Perang!?

43

Ada sebagian orang beranggapan bahwa islam mengajarkan kekerasan dan kekejaman dalam menyebarkan ajarannya. Perlu dipahami bahwa pemikiran itu sungguh keliru. Barangkali pandangan demikian timbul akibat kurangnya telaah tentang agama islam yang sejati. Bisa jadi pemikiran itu timbul akibat oknum yang berniat buruk terhadap agama islam sehingga mencoreng wajah islam yang penuh dengan kedamaian.

Dari sejarah panjang di masa permulaan islam pun terbukti bahwa pendiri islam tak pernah melakukan dan mengajarkan corak kekejaman dan kekerasan apa pun.

Sungguh telah zahir ke hadapan mata manusia bahwa rasulullah saw menyebarkan ajaran islam dengan penuh kelembutan. Beliau saw lah sosok yang paling mencintai umat manusia. Beliau menablighkan islam dengan akhlak yang tinggi. Ketika orang-orang mencaci, menganiaya, memboikot, dan berbuat kedzaliman lainnya kepada beliau. Beliau tetap tidak melawan mereka. Alih-alih melawan, beliau malah mendo’akan mereka.

Perlu diingat juga bahwa beliau dijuluki sebagai al-amin yakni, orang yang terpercaya. Bahkan seantero arab pada masa itu telah mengenal beliau. Lalu mana mungkin beliau melakukan dan mengajarkan kekerasan dan kekejaman?

Ya memang benar bahwa perang ialah peristiwa yang terdapat kekejaman dan kekerasan di dalamnya. Rasulullah saw juga pernah melakukan perang. Akan tetapi perang yang beliau lancarkan ialah untuk membela diri.

Sebagaimana Allah swt berfirman :

“Telah diizinkan untuk mengangkat senjata bagi mereka yang telah diperangi, disebabkan mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah berkuasa menolong mereka.” (Q.S. Al-Hajj : 40)

Jadi pada masa itu orang-orang kafir sudah melampaui batas dalam menganiaya umat islam. Maka dari itu Allah swt mengizinkan umat islam untuk melawan mereka sebagai pembelaan diri terhadap keimanan mereka kepada ketauhidan Ilahi. Perlu diketahui juga bahwa seperti inilah salah satu cara Allah swt dalam menolong Nabi-Nya yang tercinta agar ia tetap hidup dan menegakkan Kemahakuasaan-Nya.

Demikianlah Rasulullah saw berperang. Sebetulnya beliau saw tidak menginginkan berperang. Akan tetapi kondisi saat itu mengharuskan beliau berperang. Dalam hal ini untuk membela agar agama islam dan Ke-Esaan Tuhan terus tegak. Selain untuk mempertahankan diri, tak ada perang yang beliau lancarkan. Rasulullah saw berperang bukan karena kepentingan politik, haus akan kekuasaan dan balas dendam.

Dalam acara Simposium Perdamaian di Inggris tahun 2024, Khalifatul Masih Al-Khamis aba. pun bersabda:

“Tidak ada satu pun pendiri agama-agama besar, termasuk Isa as , Musa as , Nabi Suci Muhammad saw , atau nabi Tuhan lainnya, yang pernah mengajarkan para pengikutnya untuk mengabaikan kedamaian masyarakat dan melakukan agresi. Ya, dalam keadaan yang ekstrem, penggunaan kekuatan secara terbatas diperbolehkan, tetapi ini dilakukan dengan tujuan tunggal untuk mengakhiri peperangan dan penindasan.”

Lebih lanjut, beliau aba. bersabda : “Islam secara harfiah berarti damai, dan setiap aspek ajarannya mencerminkan nama ini. Umat Muslim hanya diberi izin untuk berperang dalam rangka membela diri, dan secara historis, mereka hanya melawan setelah mengalami penganiayaan yang tak berkesudahan selama bertahun-tahun.” Sebagai kesimpulannya islam tak mengajarkan satu pun corak kekerasan dan kekejaman.


Oleh: Nasrul Mubarik Ahmad

Referensi: Al-Qur’an & pidato Hudhur di simposium perdamaian di Inggris tahun 2024