Hubungan Surga dan Penerimanya

1882

Di dalam Al-Quran, Allah telah menggambarkan bahwasanya Surga itu suatu tempat yang sangat indah, bagaikan kebun-kebun yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, dan sungai-sungai ituah yang menyuburkan kebun-kebun sehingga dapat berbuah lebat dan lezat. Jika kita menjalankan imajinasi kita untuk masuk kedalam tempat yang demikian maka kita akan merasa sejuk dan nyaman untuk tinggal didalamnya. Lalu dimanakah letak surga itu?

Pada Zaman Rasulullah SAW, Mu’awiyyah bin Jahimah datang pada Rasulullah seraya berkata “Wahai Rasulullah, aku hendak berperang, kini aku datang untuk meminta pendapat engkau” Rasulullah menjawab, “apakah engkau mempunyai Ibu?”Jawabnya “Iya” lalu Rasulullah bersabda “Berbuat baiklah kepadanya. Sesugguhnya surga itu berada dibawah kedua kakinya” (HR.  Nasa’i dan ath Thabarani ), berarti kedudukan seorang Ibu itu sangatlah tinggi sehigga Rasulullah SAW pun mengatakan demikian.

Maksud dari hadits itu adalah tawadhu (rendah hati) kepada seorang Ibu merupakan sebab masuknya seorang anak ke Surga (az-Zarkasyi dan as-Sakhwi), ketika Ibu melangkahkan kaki atau melakukan suatu pekerjaan makan anak pun akan mengikutinya, ini adalah fitrat makhluk Tuhan.

Seperti anak hewan yang ketika ia masih kecil selalu membuntuti induknya dan seperti pepatah bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya, namun kita sebagai manusia memiliki kedudukan yang lebih dibandingkan dengan makhluk yang lain. Jadi para Ibu hendaknya berusaha keras untuk memberikan tarbiyat yang terbaik bagi anak-anaknya sehingga si anak pun dapat terpenuhi keinginannya untuk mendapatkan surga yang diinginkan tersebut.

Pada Jalsah Salanah (pertemuan tahunan) di Jerman 3 September 2016, Khalifah ke-5 Jamaah Muslim Ahmadiyah mengatakan bahwa, “Tarbiyat anak merupakan hal yang penting bagi Jemaat dan Bangsa, karena anak-anak adalah generasi penerus.

Tarbiyat adalah kasih sayang, pelukan Ibu adalah tarbiyat yang baik. Jika anak-anak diberikan lingkungan yang baik maka dia pun akan baik. Tarbiyat yang baik ini tanggung jawab Ibu, dan Ayah pun harus mendukung itu. Anak-anak yang terlahir dan diberi tarbiyat yang baik akan menjadi Ayah-ayah dan Ibu-ibu yang baik juga nantinya.”

Setelah sang Ibu melakukan hal-hal yang sedemikian rupa, memeberikan tarbiyat yang terbaik dan memenuhi hak-hak anak, lalu apa yang hendaknya kita lakukan sebagai penerima Surga, yaitu anak? Rasulullah SAW bersabda bahwa “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara yaitu

  1. Sadaqah Jariah
  2. Ilmu yang bermanfaat
  3. Doa anak yang saleh”

(HR. Muslim no. 1631)

Nah “Anak yang saleh” itu yang hendaknya kita capai, kita hendaknya melakukan hal-hal yang sedemikian rupa untuk menerima tarbiyat yang terbaik dan melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai penerima Surga. Sebagai anak, kita memiliki kewajiban untuk menghormati dan mengkhidmati orang tua, janganlah mengatakan “Ah” dan membuatnya sakit hati.

Ketika hal-hal yang sedemikian rupa itu telah diupayakan oleh keduanya yaitu Ibu dan anak. Maka akan tercipta yang namanya “Rumahku Surgaku” yang didalam nya terdapat cinta dan kasih sayang sehingga kita akan merasa nyaman untuk tinggal di dalamnya. Insyaallah, sungai-sungai (Ibu) akan selalu mengalirkan air (tarbiyat) pada kebun-kebun (anak) sehingga kebun-kebun tersebut menghasilkan buah-buah (keturunan) lebat dan lezat (hebat dan bermanfaat). Amin.


Oleh: Hafiz Hamdani

Sumber Gambar: crosswalk.com