Jilbab untuk laki-laki

1037

Zaman semakin maju dan berkembang begitu juga dengan gaya hidup mulai pola makan hingga fashion/gaya berpakaian, dunia telah berubah dan mulai menjauhi nilai-nilai kesopanan dan norma-norma asusila dan ini adalah kehancuran yang nyata bagi dunia, orang-orang tidak menyadari apa yang mereka lakuakan, mereka terlelap dalam tidur terhadap tujuan mereka hidup didunia ini. Tak dapat di pungkiri lagi setiap kita tidak ada yang ingin memasukan tangannya didalam mulut seekor macan.  Dunia dengan segala pernak-perniknya telah membuat manusia terdampar disuatu pulau yang nampak indah tetapi berisi binatang-binatang buas.

              Kata “viral” mungkin hanya kita temui pada perkara-perkara yang hits atau popular di kalangan netizen tapi menurut saya ada banyak hal viral yang telah mewabahi  jiwa manusia, hanya terkadang manusia tidak ingin membuka pintu untuk membiarkan cahaya masuk sehingga dapat melihat isi yang ada didalamnya. Zaman yang canggih dengan sarana super mudah membuat manusia mulai merangsek hingga batas-batas yang telah ditentukan termaksud dalam hal pardah, atau yang lebih umum dikenal masyarakat adalah jilbab. Firman Allah tentang pardah tertuang dalam surah An-Nuur  ayat 31  yang substansinya adalah sebagai berikut :

قل للمؤمنين يغضون من ابصرهم ويحفظوا فروجهم  ذالك ازكي لهم ان الله بما يصنعون—–

30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”.

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Selama ini kaum Adam merasa tidak memiliki kewajiban berkenaan dengan jilbab padahal perintah pertama berkenaan hal ini adalah kepada laki-laki

      قل للمؤمنين يغضون من ابصرهم ويحفظوا فروجهم  ذالك ازكي لهم ان الله بما يصنعون

artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,  setelah itu kemudian perintah yang sama turun kepada kaum wanita yang terdapat pada ayat berikutnya قل للمؤمنات يغضضن من ابصرهن ويحفظن فروجهن   artinya Katakanlah kepada orang wanita-wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya. Dari kedua ayat ini telah menjadi jelas bahwa perintah menjada pardah bukanlah semata-mata hanya bagi kaum wanita muslim tetapi perintah ini diperuntukan lebih utama kepada kaum laki-laki muslim,

Pertanyaanya kenapa laki-laki yang lebih utama mendapatkan perintah menjaga pardah atau menahan pandangan ? ternyata secara medis seks pada manusia itu berasal dari otak, faktanya lagi ada sebuah sensor syaraf di otak kita ukuranya sebesar buah Cherry yang beratnya kurang lebih 4,5 gr pada otak manusia inilah  syaraf  yang mengontrol seks di dalam pikiran manusia, nama ilmiahnya adalah Hipotalamus, dan Hipotalamus pria lebih besar dari yang dimiliki wanita, tugas dari Hipotalamus ini adalah mengendalikan perasaan senang bahagia, sedih, marah, detak jantung, tekanan darah dan ini juga penyebab kenapa orang yang sedang jatuh cinta jantungnya berdegup kencang dan perasaanya bebunga bunga.

Hipotalamus yang lebih besar adalah faktor sekunder yang menjadi factor utamanya adalah penglihatan, dimana ketika seorang pria melihat suatu hal  pada wanita yang tidak berpardah  maka dari penglihatanya itu akan mengirim sinyal ke hipotalamus yang kemudian mendorong hormone testoteron, inilah alasan paling logis kenapa hampir setiap hari kita mendapat berita di media berkenaan pemerkosaan, pelecehan seksual, perceraian, perselingkuhan bahkan sampai ke perdagangan manusia. Dari sini kita bisa simpulkan, banyak laki-laki yang tidak menahan pandangannya. Kalau saja seluruh laki-laki bisa melaksanakan pardah ini, niscaya tidak akan ada kasus-kasus yang berhubungan dengan pelecehan seksual.

Benarlah apa yang disabdakan Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah. Beliau menjelaskan “yang dimaksud ‘pardah dalam islam’ itu bukanlah penjara melainkan suatu penghalang supaya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak dapat melihat satu sama lain, kalau pardah ditegakkan maka manusia tidak akan tergelincir” (Malfuzat jld I, hlm. 34-35).


Penulis: Ahmad Salam

Sumber :
1. surah An-Nuur  ayat 31
2. Malfuzat jld I, hlm. 34-35

Sumber Gambar : Unplash