Ada Sesuatu yang hilang
Namun bukan hilang, sejatinya yang dilupakan
Bersembunyi dibalik kebutuhan dan kesibukan
Namun sejatinya lalai dan nikmat dalam kefanaan
Pandemi Covid-19 begitu menguras tenaga berbagai Negeri di bumi tercinta. Tak pelak, berbagai cara pun tengah dilakukan demi untuk mencari solusi. Kata–kata berupa Lockdown, social distancing, physical distancing, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar pun seakan mulai ramah ditelinga karena sering terdengar diberbagai media. Dan, Ibu pertiwi pun sudah memilih langkah yang dapat diakukan bersama, demi mencari solusi untuk menghentikan pandemi.
Sebut saja, Pembatasan Sosial Berskala Besar atau lebih dikenal dengan istilah PSBB yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/3/2020). Hingga tanggal 13 April 2020, setidaknya sudah 9 daerah ditetapkan status PSBB, setelah disetujui oleh Menteri Kesehatan. Dan, pada aturan tersebut berisi peliburan sekolah dan tempat kerja hingga pembatasan berbagai kegiatan berupa kegiatan keagamaan, kegiatan di tempat atau fasilitas umum, kegiatan sosial dan budaya, moda transportasi, dan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan. Masyarakat yang tinggal di daerah yang sudah ditetapkan PSBB diharapkan adapat melaksanakannya, karena memang, sudah menjadi peraturan yang harus ditaati bersama.
Aturan PSBB yang memang juga lebih memaksa masyarakat untuk tetap di rumah saja, setidaknya cukup membantu untuk memperkecil kemungkinan penyebaran virus Covid-19. Namun, setelah beberapa pekan hastag pengingat #DiRumahAja digaungkan, mungkin bagi masyarakat yang sudah lama menjalaninya, akan menjadi ujian tersendiri. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah yang menuntut mereka untuk tetap di rumah, tak pelak menciptakan kejenuhan tersendiri. Namun, di tengah pandemi ini, sejatinya dibalik kejenuhan ada kesempatan lain yang diberikan, yaitu kesempatan untuk menemukan sesuatu yang hilang ditelan kesibukan selama ini.
Bayangkan, kesibukan yang tengah dirasakan sebelum badai pandemi ini ada, begitu menguras Pikiran, waktu, hingga tenaga. Seolah semuanya harus fokus pada satu tujuan yaitu hanya untuk dunia. Mencari nafkah untuk keluarga pun sering menjadi suatu alasan untuk sibuk menyelami dunia hingga benar–benar lupa pada Sang Pencipta Dunia. Secara sadar atau tidak sadar, selama ini, manusia begitu mabuk mencari kenikmatan dunia. Pergi pagi pulang pagi demi untuk mengais rezeki, hingga lupa pada Sang Pemberi Rezeki. Dan selama ini? Sejatinya, Dia yang dilupakan, tidak diam, namun Dia hanya menunggu. Menunggu para manusia untuk kembali mengingatNya.
Di tengah korban–korban Covid-19 yang terus bertambah dengan signifikan, juga korban meninggal karena positif Covid-19 yang sedikit demi sedikit bertambah, tentunya juga memancing rasa cemas, khawatir, hingga ketakutan. Lalu, kepada siapakah kita akan meminta perlindungan? Kepada siapakah kita akan memohon pertolongan? Tentunya hanya satu jawaban, jawaban yang selama ini sering dilupakan, yaitu Tuhan, Allah SWT yang Maha Segalanya. Sebagaimana yang difirmankan olehNya dalam Surah Ali Imran Ayat 174 yang artinya:
“Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik–baik pelindung”
Selaras dengan hal itu, Pemimpin Jemaat Ahmadiyah Hz. Mirza Masroor Ahmad Aba pun menyampaikan dalam Khutbahnya: “Virus ini telah memaksa orang-orang duniawi untuk merenungkan kembali dan berdamai dengan Tuhan” .
Dalam kondisi seperti ini, sejatinya Tuhan memberikan kesempatan kepada Hamba-Nya untuk berdamai dengan-Nya. Karena Dia menunggu, menunggu hamba-Nya untuk kembali mengingatNya. Cukuplah waktu – waktu yang lalu, habis dimakan oleh keegosian menumpuk harta yang sejatinya tak akan dibawa mati. Saat inilah waktu yang sangat tepat, selagi masih diberi kesempatan untuk menemukanNya.
Teringat nasihat Pemimpin Jemaat Ahmadiyah Hz. Mirza Masroor Ahmad Aba dalam Khutbahnya:
“Jika kalian menginginkan keselamatan kalian, kenalilah Tuhan yang telah menciptakan kalian. Jika kalian menginginkan kesudahan yang baik, kenalilah Tuhan yang telah menciptakan kalian, karena tujuan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat. Janganlah kalian menyekutukan Dia dengan sesuatu apa pun dan tunaikanlah hak-hak makhluk-Nya.”
Dengan ini, tetap dirumah saja tidak akan menjadi momok yang menciptakan kejenuhan. Namun sejatinya, dapat menjadi jalan untuk kita semua, menemukan Dia yang selama ini menunggu karena dilupakan.
Oleh: Mutia Siddiqa Muhsin
Sumber:
- https://nasional.kompas.com/read/2020/04/13/09493201/ini-9-daerah-yang-tetapkan-status-psbb-setelah-disetujui-menkes
- https://ahmadiyah.id/pendakwahan-dan-ajaran-hadhrat-ahmad-almasih-dan-mahdi-yang-dijanjikan.html
- Sumber gambar: https://bimbelbebas.com/pmb-pkn-stan/berkah-sholat-malam-bisa-mendapat-sekolah-dinas-gratis/
Sumber Gambar: istockphoto.com/Sujay_Govindaraj