Manusia (yang) sempurna dan Tuhan (yang) sempurna. Lima kata sederhana yang menjadi tumpuan dasar Kekristenan modern. Lima kata yang orang Amerika tidak percaya lagi. Sebuah survei tahun 2020 yang dilakukan oleh Ligonier Ministries berpusat di Florida mengungkapkan bahwa sementara 52% orang Amerika percaya bahwa Yesus atau Nabi ‘Isa al-Masih ‘alaihis salam dari Nazareth adalah seorang guru yang hebat, tentu dia bukan Tuhan.
100 tahun yang lalu, jumlah ini akan mengejutkan untuk mengatakan paling sedikit. Akan tetapi, angka ini menunjukkan lebih dari sekedar fakta bahwa orang dengan cepat meninggalkan Ketuhanan Kristus. Gagasan bahwa Yesus (as) dari Nazaret memiliki kekuatan ketuhanan atau sifat-sifat supernatural (ghaib) adalah sebuah tiang pokok yang menurut sangkaannya, ia kembali dengan menakjubkan dari langit harus dianggap sebagai suatu kebenaran. Keyakinan ini – bahwa Yesus lebih dari sekedar manusia – adalah inti dari doktrin kebanyakan orang Muslim dan juga Kristen.
Umat Kristen berpendapat Yesus adalah anak Tuhan, sedangkan umat Muslim tidak. Namun, mereka masih menganggapnya memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama 2000 tahun di surga (di langit) dan melakukan perjalanan melintasi alam semesta dan kembali .. Menurut Pusat Penelitian Pew, (yang menempatkan populasi umat Muslim sedunia pada 1,8 Miliardan populasi umat Kristen pada 2,3 Miliar pada tahun 2015)[1], hal mana ini berarti hampir 60% dunia berada di bawah kategori agama yang pengikutnya condong mengharapkan Yesus (as) untuk kembali secara fisik.
Tetapi bahkan di dunia Muslim dan Kristen, jumlah ini menurun secara drastis. Antara pencerahan Eropa dan pendidikan sekuler dan perkembangan ilmiah sekarang ini, setengah abad terakhir telah menyaksikan peningkatan jumlah umat Kristen dan Muslim yang meninggalkan penantian mereka selama berabad-abad untuk seorang Al-Masih dari langit.
Faktanya, pada survei tahun yang sama 2020, lebih dari sepertiga dari 630 orang yang memperkenalkan sebagai orang Kristen evangelis juga menyatakan bahwa mereka tidak percaya Yesus (as) sebagai Tuhan. Menganggap kekuatan ketuhanan kepada Yesus juga memicu keyakinan umum bahwa ia akan kembali secara fisik dari langit setelah ribuan tahun. Namun, kepercayaan ini mengalami kemerosotan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut sebuah studi dari tahun 2010, 58% dari umat Kristen evangelis melaporkan bahwa mereka percaya Kristus pasti akan kembali pada tahun 2050.[2] Tetapi bahkan 10 tahun yang lalu, hanya 35% orang Amerika yang memiliki pengalaman perguruan tinggi dan hanya 19% lulusan perguruan tinggi percaya bahwa Yesus (as) akan kembali.[3]
Survei lain yang diselenggarakan di Kanada, terhadap lebih dari 3000 orang Kanada membenarkan tren ini dengan tepat. Penilaian tahun 2015 oleh Angus Reid menyimpulkan bahwa ‘Golongan orang yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Tuhan Allah menurun secara drastis.’[4]
Sementara di dunia Muslim, kelompok paling besar yang menyangkal kenaikan Yesus Kristus ke langit dan kedatangan kembali beliau dari langit dalam tubuh fisik yang sama, adalah Jemaat Muslim Ahmadiyah. Dengan jumlah anggota puluhan juta yang tersebar di lebih dari 200 negara di dunia, para Ahmadi adalah gambaran warna umat Muslim terkemuka yang percaya bahwa Yesus Kristus telah mati secara wajar seperti manusia pada umumnya.
Seiring berjalannya waktu, banyak cendekiawan Muslim non-Ahmadi juga mulai mengecam kepercayaan kenaikannya secara fisik dan menerima kematiannya yang wajar seperti semua nabi sebelumnya.
Yang mengagumkannya, gagasan ini – bahwa Yesus (as) tidak pernah lebih dari seorang guru spiritual atau Nabi yang hebat – adalah sesuatu yang Al-Masih yang dijanjikan dan pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian-India (1835-1908) kemukakan hampir 120 tahun yang lalu, mengutip bukti dari Al-Qur’an dan Alkitab. Dia menulis beberapa risalah dan brosur yang tidak hanya mengumumkan bahwa Yesus (as) telah hidup dan wafat sebagai seorang Nabi Allah seperti semua orang sebelumnya, tetapi juga menantang kepada seluruh dunia Kristen dan Muslim untuk membuktikan sebaliknya. Argumennya yang meyakinkan dalam buku Yesus di India (1908) mengemukakan kasus dialektis yang brilian untuk fakta bahwa Yesus (as) adalah manusia dan bukan Tuhan, juga tidak memiliki kekuatan supernatural apapun untuk naik dan kembali dari langit.
Untuk tujuan ini, Mirza Ghulam Ahmad bahkan menerbitkan nubuatan agung yang disambut di era itu dengan cemoohan dan ejekan oleh banyak orang Kristen dan Muslim. Namun hari ini, bukti empiris pemenuhannya sedang dipublikasikan di seluruh dunia untuk disaksikan semua orang.
Pada saat gelombang kuat penginjilan yang agresif melanda anak benua itu dengan badai dahsyat, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad menerbitkan kata-kata berikut untuk generasi-generasi mendatang untuk mereka jadikan pegangan dan penilaian bagi diri mereka. Di dalam buku Tazkiratush Shahadatain (Narasi tentang dua orang Sahid), dia dengan terus terang menyatakan: “Wahai umat manusia! Dengarkanlah, karena ini adalah nubuatan Tuhan Yang Menciptakan Langit dan Bumi… Ingatlah, tidak ada orang yang akan turun dari surga (langit). Semua musuh kita yang hidup saat ini akan mati dan tidak satu pun dari mereka yang akan melihat Yesus, putra Maria, turun dari langit dan kemudian anak-anak mereka yang selamat dari mereka juga akan meninggal dan tidak ada dari mereka yang akan melihat Yesus, putra Maria, turun dari surga.
Generasi keturunan mereka juga akan binasa, dan mereka juga tidak akan melihat putra Maria turun dari surga. Kemudian Tuhan akan menciptakan kegelisahan di hati mereka; bahwa hari keagungan Salib telah sirna dan bahwa dunia telah beralih ke arah lain, tetapi Yesus, putra Maria, masih belum turun dari langit.
Kemudian semua orang bijak akan membuang keyakinan ini dan abad ketiga dari hari ini tidak akan selesai ketika semua orang yang sedang menunggu Yesus, baik umat Muslim maupun umat Kristen akan putus asa dengan kedatangannya dan mempunyai perasaan was-was serta akan melepaskan keyakinan mereka tersebut …”[5]
Tentang Penulis : Sabahat Ali adalah lulusan Institut Bahasa dan Teologi Ahmadiyah Kanada. Dia saat ini menjabat sebagai Imam dari Jamaah Muslim Ahmadiyah USA, dan merupakan kontributor tetap Review of Religions.
Rujukan:
- Michael Lipka & Conrad Hackett (6 April 2017). ’Why Muslims are the world’s fastest-growing religious group’. Pew Research Centre. Retrieved August 31, 2020
- ‘Jesus Christ’s Return to Earth,’ Pew Research Centre, Fact Tank News, July 14, 2010. Retrieved September 1, 2020.
- Aaron Hutchins ‘What Canadians really believe: A surprising poll’
- Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as, Tadhkiratush-Shahādatain, pgs. 64-65, Islam International Publication ©
Penerjemah: Mansyur Ahmad Yahya, Sulthan Nasir dan Zafrullah, JAMAI Darjah Tsalitsah Studi Muwazanah Madzahib (Perbandingan Agama) tahun ajaran 2020-2021. Editor: Dildaar Ahmad Dartono.
Sumber teks: https://www.reviewofreligions.org/24599/the-fading-divinity-of-jesus-christ/