Mendirikan Shalat yang Hakiki

587

Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan ibadah kepada Allah SWT.  yang wajib dilakukan oleh setiap  umat muslim.

Shalat merupakan pondasi kekuatan umat muslim; telah disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Baihaqi:

 “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama”

Dengan gerakan dan bacaanya yang memiliki makna tertentu, di dalam shalat terdapat banyak sekali doa-doa khusus salah satunya ialah membaca  surat al-Fatihah yang adalah surah pertama dalam al-Quran. Tujuan ibadah shalat adalah untuk meraih Allah Ta’ala dengan merasakan kelezatan dan kenikmatan  iman. Ketika shalat seorang hamba merendahkan hati serta mengakui segala kelemahannya di hadapan Allah Ta’ala.

Jika seseorang menunaikan shalatnya dengan kerendahan hati dan penuh penghambaan menjatuhkan diri bersujud di hadapan-Nya, memanjatkan doa-doanya maka akan tercipta shalat yang hakiki. Shalat yang hakiki ialah shalat yang mampu mereformasi jiwa dan kerohanian pengamalnya.

Shalat yang hakiki juga akan menumbuhkembangkan suatu jalinan hubungan yang tulus dengan Sang Ilahi. Dengan pengabdian menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan mengesampingkan segala urusan duniawi, shalat akan menjadi sangat bermutu dan berdampak baik.

Allah Ta’ala berfirman,

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

 “Bacakanlah apa yang di wahyukan kepada engkau dari kitab Alquran ini dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat mencegah dari kekejian dan kemungkaran, dan sesungguhnya mengingat Allah itu adalah kebaikan yang paling besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45)

Shalat memiliki peranan yang amat sangat penting dalam memperbaiki akhlak seseorang.

Shalat merupakan sarana untuk memperoleh kedekatan dengan Allah Ta’ala. Dirikanlah shalat dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas semata-mata kita dirikan atas dasar kecintaan terhadap Allah Ta’ala.

Ketika kedua tangan kita diangkat sembari mengucap takbir:  Allahu Akbar yang berarti Allah Maha Besar. Kita sadari kebesaran-Nya tiada bandingannya. Segala sesuatu adalah milik-Nya. Dia lah Maha Terpuji lagi Maha Mulia maka serulah  Nama-Nya senantiasa. Allah ridho terhadap hamba yang rendah hati dan rutin berdoa. Tidak rutin shalat dan berdoa hanya akan membuatmu menjadi orang yang sombong pada mata-Nya.

Jangan pernah menjadikan shalat sebagai beban atau sekedar formalitas belaka jika tidak maka sia-sia lah shalatnya.

Bagaimana dengan shalat yang sia-sia itu?

Yaitu shalat yang dilakukan secara terpaksa sebagaimana dalam hadis riwayat Tirmidzi Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sungguh amalan yang kelak pertama kali akan dihisab adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka beruntunglah ia, tetapi jika shalatnya tersebut rusak maka rugilah yang akan menimpanya.”

Mari kita mulai  berbenah diri untuk menjadi seseorang yang Allah cintai dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya agar bisa mendapat keridhaan serta rahmat Allah Ta’ala.

Aamiin allahumma aamiin.

Ditulis Oleh: Farhanatul Kolbi