Muslim Television Ahmadiyya Tergambar dalam Nubuwatan Yesus

2387

Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah satu-satunya komunitas muslim internasional di dunia yang memiliki stasiun TV sendiri yakni Muslim Television Ahmadiyya (MTA). Ia mengudara 24 jam non-stop tanpa iklan komersial satu detik pun. Hebatnya kini MTA memiliki banyak biro diseluruh dunia. Dengan demikian ada program MTA internasional yang tayang dalam beberapa bahasa asing termasuk bahasa Indonesia.

Melalui MTA anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah dapat melihat langsung Khalifah saat berkhutbah. Khutbah Jum’at Khalifatul Masih ditayangkan live dari Masjid Baitul Futuh, London, UK yang diterjemahkan langsung dalam beberapa bahasa dunia termasuk bahasa Indonesia. Tidak hanya Khutbah Jum’at, anggota Ahmadiyah juga dapat melihat kegiatan-kegiatan komunitasnya di luar negeri serta perkembangan dan kemajuannya di seluruh dunia.

Kali ini penulis akan membahas nubuwatan tentang MTA yang disampaikan oleh Nabi Isa as yakni Yesus Kristus didalam Injil. Pertama-tama mari perhartikan ayat berikut ini:

“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu baru tiba kesudahannya” (Injil Matius 24:14).

Arti kata Injil adalah “kabar gembira, berita baik” (Yunani:euaggelion). Yesus bernubuwat bahwa berita baik dan kabar suka tentang ajarannya akan disampaikan keseluruh penjuru dunia. Al-Masih yang dijanjikan telah turun dalam diri Hd. Mirza Ghulam Ahmad as sedang Yesus tidak mungkin datang secara jasmani. Pasti Yesus turun dalam diri orang lain yang memiliki semangat dan kuasa yang sama. Sebagaimana Elia yang turun dari langit dalam diri Yohanes Pembaptis. Mengenai hal ini penulis telah bahas dalam artikel berjudul “Cara Nabi Elia as Turun dari Langit” dengan lebih detail (https://rajapena.org/cara-nabi-elia-as-turun-dari-langit/).

Alhasil ajaran Masih Mau’ud as sebagai Isa yang dijanjikan akan disebarkan keseluruh penjuru dunia. Melalui MTA nubuwatan ini benar-benar sempurna. MTA dapat menjangkau seluruh pelosok-pelosok dunia. Sedang pesan Al-Masih ini “menjadi kesaksian” bagi kita maksudnya adalah bila kita menyatakan tidak beriman kepada Al-Masih karena pesan Al-Masih tidak sampai kepada kita maka MTA menjadi saksi bahwa justru pesan Al-Masih telah disampaikan keseluruh dunia 24 jam non-stop.

Hal senada Allah Ta’ala sampaikan dalam wahyu-Nya kepada Hd. Masih Mau’ud as:

Me teri tablig ko zamin ke kinarong tak pahuncaungga” “Aku akan sampaikan pesan/tabligmu ke pelosok bumi”.

(Al-Hakam; vol. 2, no. 5-6; 27 Maret dan 2 April 1897 hlm. 13)

Kemudian perhatikan ayat berikut ini,

“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia” (Injil Matius 24:27).

Kedatangan Yesus ibarat kilat yang melontarkan cahayanya dari timur ke barat. Salah satu maknanya adalah Al-Masih kelak dapat dilihat oleh semua orang baik di timur maupun di barat sebagaimana orang-orang pun dapat melihat petir dari kejauhan. Sekarang bagaimana caranya Yesus turun dan dapat dilihat oleh semua orang didunia ? Bila Yesus turun disuatu tempat maka tempat lain belum tentu melihatnya apalagi kalau sudah beda kecamatan, kabupaten bahkan negara.

Makna yang pas dalam hal ini adalah Al-Masih akhir zaman nanti dapat dilihat oleh seluruh penjuru dunia melalui satelit atau televisi. Bila tidak maka mau lewat apalagi? Hal ini benar-benar sempurna saat Khalifatul Masih sebagai penerus Al-Masih berkhutbah dan ditayangkan secara live. Para anggota ahmadi diseluruh dunia pun melihatnya bersama-sama maka genaplah nubuwatan ini.

“Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Injil Matius 24:30).

Perhatikan ayat diatas maka kita akan tahu bahwa Yesus akan tampak di langit dan datang di atas awan-awan serta semua bangsa akan meratap. Kita telah bahas bahwa beliau tak mungkin akan turun secara fisik. Karena bila secara fisik maka tidak mungkin semua orang dapat melihat beliau dan meratapi beliau karena beda tempat atau negara dari tempat dimana Yesus turun. Maka makna ayat diatas adalah Yesus akan tampak melalui sarana udara yakni satelit atau sinyal televisi. Melalui televisi Al-Masih dapat dilihat oleh semua orang dan orang-orang akan meratapinya. Ini sempurna saat Khalifatul Masih berkhutbah dan ditayangkan live melalui MTA.

Ayat terakhir yang penulis bahas adalah,

“Dan Ia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain” (Injil Matius 24:31).

Secara maknawi, malaikat tidak hanya bermakna ruh suci saja. Manusia pun dapat menjadi malaikat manakala bekerja berkhidmat demi mentaati Allah Ta’ala semata. Perhatikan kriteria malaikat berikut ini:

“Mereka (malaikat) takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)” (QS. Al-Nahl, 16:51).

Maka makna malaikat disini bisa berupa para pekerja MTA itu sendiri. Merekalah yang mengatur bagaimana pesan Al-Masih sampai melalui MTA. Frasa “mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain” memiliki makna yang kurang lebih sama yakni orang-orang berkumpul dari seluruh penjuru dunia menyaksikan Hd. Khalifatul Masih berkhutbah dimana beliau memberikan siraman rohani kepada anggota diseluruh dunia setiap hari Jumat.

Orang-orang di berbagai belahan dunia berkumpul di masjid-masjid menyaksikan MTA saat menayangkan khutbah Khalifah secara live. Ayat ini bisa juga berarti acara Jalsah Salanah yang mengumpulkan orang-orang dari berbagai bangsa, ras, suku dan agama dalam satu tempat. Lebih spesifik lagi adalah acara Bai’at International ketika seluruh muslim Ahmadiyah mengucapkan kata-kata Bai’atnya bersama-sama dipimpin oleh Khalifah. Seusai pengucapan ikrar bai’at, para muslim Ahmadiyah dari seluruh dunia kemudian berdo’a dan sujud syukur bersama-sama (di seluruh dunia). Mereka dapat melakukan hal ini karena tayangan live dari MTA.

Mereka lakukan dengan ikhlas penuh ketaatan. Ini hanya ada di Komunitas Muslim Ahmadiyah dan tidak akan kita dapati di dalam komunitas muslim lainnya atau agama lainnya. Bila kita ingin memaknai ayat-ayat di atas secara harfiah maka ayat-ayat tersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan.


Oleh: Ammar Ahmad

Sumber Gambar: themuslimstimes.info