Siapakah Ahlus-sunnah Wal-jamaah yang Sejati Itu?

565

Kita telah mengetahui bersama-sama bahwa dunia ini sudah berada diujung masanya, banyak tanda-tanda akhir zaman yang telah tergenapi, keburukan telah menyebar dimana-mana, seperti zina, pembunuhan, konflik yang tak berkesudahan dan lain sebagainya. Kondisi dunia sudah sangat memprihatinkan akibat ulah tangan manusia sendiri. Namun pasti kita semua memahami bahwa segala sesuatu itu memiliki hikmah, di tengah-tengah umat yang sudah terlibat dalam keburukan pasti ada golongan yang sebaliknya, golongan yang menyuruh kebaikan dan melarang keburukan, pertanyannya siapakah itu?

Pada masa ini, orang-orang Islam telah terbagi menjadi berpuluh-puluh golongan dan ini membenarkan sabda dari Hadhrat Rasulullah saw. Bahwa umat beliau akan terbagi sampai 73 golongan, tiap-tiap golongan akan mengaku menjadi Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah atau golongan yang benar dan akan selamat dari murka Allah Taala. Hadhrat Rasulullah saw. mangabarkan bahwa dari 73 golongan tersebut 72 golongan akan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang akan masuk surga. Kita telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa apa yang telah dikabarkan oleh Hadhrat Rasulullah saw. telah terjadi saat ini, dimana sangat banyak sekali golongan yang muncul dari umat Islam, seperti Sunni, Syiah, Ahmadiyah, Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam (PERSIS) dan lain sebagainya. Setiap golongan akan menganggap dirinya benar, namun Hadhrat Rasulullah saw. mengabarkan bahwa hanya satu yang akan masuk surga atau hanya satu golongan yang benar dan akan selamat dari murka Allah Taala.

Bolehkan kita membenarkan pengakuan semua golongan itu? Kalau semua golongan yang ada saat ini adalah benar lantas mengapa Hadhrat Rasulullah saw. mengabarkan bahwa hanya satu yang akan selamat? Oleh karena itu, sangatlah nyata bahwa pengakuan semua golongan tidak boleh dibenarkan. Kemudian timbullah dalam benak setiap orang Islam “Siapakah golongan yang akan selamat itu, bagaimanakah tanda dan ciri-cirinya”? kita menyebutnya golongan ini sebagai Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah dengan maksud bahwa golongan ini merupakan golongan yang benar-benar mengikuti sunnah Hadhrat Rasulullah saw. karena golongan yang benar-benar mengikuti apa yang telah diajarkan beliau saw. adalah golongan yang akan dicintai oleh Allah Taala sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَٰفِرِينَ[1] 

Dari keterangan Al-Qur’an ini disebutkan bahwa barangsiapa yang mengikuti Hadhrat Rasulullah saw. ia akan akan dicintai oleh Allah Taala. Tentu di sini tidak mengisyaratkan kepada salah satu golongan atau kita menyebutkan bahwa golongan yang akan selamat itu adalah orang Arab, orang Afrika, orang India, para ulama, orang-orang kaya, para pemimpin bangsa dan lain sebagainya. Golongan yang dimaksud adalah golongan yang benar-benar menjadi pengikut setia beliau saw.

Karena kita mengatakan bahwa golongan tersebut dengan Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah, yaitu golongan yang benar-benar menjadi pengikut setia Hadhrat Rasulullah saw. kalimat Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah sendiri menunjukkan golongan yang benar. Kalimat As-Sunnah salah satu artinya adalah Perjalanan, maksudnya perjalanan Hadhrat Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Sedangkan Al-Jamaah artinya adalah perkumpulan yang mempunyai seorang imam. Mengapa dikatakan yang mempunyai imam? Kalau kita membayangkan bahwa sekiranya terdapat dua orang mengerjakan salat, satunya menjadi imam dan satunya lagi menjadi makmum, maka salat bisa dikatakan salat berjamaah. Akan tetapi kalau kita membayangkan bahwa sekiranya terdapat beribu-ribu orang dalam satu masjid mengerjakan salat, namun tidak ada yang menjadi imam untuk orang-orang tersebut, maka salat tersebut tidak bisa kita katakan salat berjamaah. Oleh karena itu jamaah itu diartikan sebagai perkumpulan yang memiliki imam. Namun yang dimaksud mempunyai imam di sini bukanlah imam yang kita bayangkan imam-imam di masjid atau kampung tertentu, kalau kita membayangkan yang dimaksud adalah imam-imam tersebut maka akan sangat sulit bagi kita untuk menemukan perkumpulan yang memiliki imam, karena sangat banyak sekali masjid di dunia ini dan di dalamnya juga terdapat imam. Imam yang di maksud di sini adalah imam seluruh dunia yang  menyatukan semua umat, tidak memandang umatnya berasal dari mana, warna kulitnya apa, profesinya apa, dialah imam seluruh umat seperti Hadhrat Rsulullah saw. yang merupakan imam atau pemimpin Islam pada masanya.

Tatkala Hadhrat Rasulullah saw. menjelaskan bahwa umat Islam akan terpecah-belah dan mereka akan bercerai-berai, maka seorang sahabat bertanya kepada beliau, “Bagaimana seharusnya sikap saya, Wahai Rasulullah?” beliau bersabda: “Ikutilah jamaah orrang-orang Islam dan imam mereka.”[2]

Hal ini sangat penting sampai-sampai beliau bersabda: “Siapa yang memisahkan diri dari Jamaah walaupun sejengkal, lalu ia mati, maka matinya seperti mati jahil.”[3]

Kemudian apakah sunnah atau perjalan Hadhrat Rasulullah saw. dan para sahabatnya? Allah Taala berfirman:

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ[4] 

Ayat ini menunjukkan tanda-tanda dan ciri orang mukmin yang hakiki, yaitu mereka yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan mengamalkan perintah-Nya, menyuruh manusia berbuat kebaikan dan melarang manusia dari berbuat kejahatan.

Dari keterangan Al-Qur’an dan Hadits yang telah disebutkan sebelumnya kita dapat mennyimpulkan siapakah golongan Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah itu. Golongan itu adalah golongan yang benar-benar mengikuti sunnah Hadhrat Rasulullah saw. dan para sahabatnya, mereka bersatu padu dan mempunyai satu tujuan dengan mengikuti seorang imam yang memimpin mereka dalam segala hal yang berhubungan dengan kemajuan mereka di dunia dan akhirat, serta mereka yang menjalankan pekerjaan tabligh Islam ke seluruh dunia yang maksudnya adalah menyebarkan ajaran Islam yang sejati yaitu meyuruh manusia berbuat kebaikan dan melarang manusia dari berbuat keburukan.

Dari sedikit uraian yang telah dijelaskan kita bisa mengetahui siapakah golongan yang benar-benar menjadi pengikut sejati Hadhrat Rasulullah saw. dan para sahabat beliau atau yang disebut dengan Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah itu? Silahkan semua pihak dapat merenungkan dengan seksama siapakah golongan itu, siapakah golongan dari sekian banyak golongan yang memenuhi tanda dan ciri-ciri yang telah dijelaskan sebelumnya. Semoga Taala memberikan kita karunia untuk dapat menjadi bagian dari golongan Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah yang sebenarnya, bukan hanya julukan belaka, namun golongan yang benar-benar menjadi cerminan bagi semua umat sebagai umat yang benar-benar mentaati Allah Talaa dan utusan-utusan-Nya. Aamiin Allahumma Aamiin.


Oleh : Tata Rosada Nizamuddin

Referensi :

[1] QS. Ali Imran ayat 32-33.

[2] HR. Bukhari bagian II, hal. 181, bab Alamatun-Nubuwwah Fil-Islam.

[3] HR. Bukhari bagian IV, Hal. 150, bab Qaulun-Nabi Satarauna Ba’diy.

[4] QS. Ali Imran ayat 111.

Image : https://makhzan.org/