Kisah Nabi Adam as sangatlah menarik untuk dikaji sebab banyak sekali kekeliruan pandangan tentang beliau. Kajian demi kajian telah dilakukan. Sebagian besar pengikut agama-agama Abrahamik yakni Islam, Kristen dan Yahudi percaya bahwa beliau adalah manusia pertama yang Allah ciptakan. Apakah benar demikian?
Al-Quran tidak Menyatakan bahwa Adam as adalah Manusia Pertama
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 31).
Ayat ini justru tidak berbunyi bahwa Adam as adalah manusia pertama melainkan beliau disebut sebagai “khalifah”. Apa sih khalifah? Khalifah adalah penerus & pengganti. Maka maksudnya Nabi Adam as adalah penerus peradaban manusia dan pengganti peradaban lama menuju masyarakat dan peradaban yang lebih modern dari sebelumnya khususnya dalam hal tata beragama. Buktinya ialah ucapan malaikat di ayat tersebut. Malaikat berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”. Pertanyaan besar ialah dari mana para Malaikat tahu kalau khalifah yang hendak Allah tunjuk itu suka merusak dan menumpahkan darah? Tidak lain ialah manusia saat itu sudah ada dan kebiasaan mereka masih bar-bar dan suka berperang menumpahkan darah sehingga malaikat bertanya kenapa Khalifah akan ditunjuk dari bangsa manusia yang sukanya merusak itu. Nabi Adam as diutus Allah untuk mengakhiri peradaban tersebut dan memulai masyarakat yang lebih agamis dan modern oleh karena itulah disebut Khalifah bukan manusia pertama.
Anak-anak Nabi Adam as Membuktikan bahwa Mereka bukan Keluarga Manusia Pertama
Dalam Al-Quran tercatat jelas bahwa Nabi Adam as memiliki dua putera saja, Habil dan Qabil (QS. Al-Maidah:27). Habil bahkan dibunuh oleh saudaranya sendiri, Qabil. Taurat menyatakan Nabi Adam as kemudian memiliki anak lagi bernama Seth (Kejadian 5:3). Semua anak beliau itu laki-laki. Bila kita percaya bahwa Nabi Adam as adalah manusia pertama kemudian manusia lainnya saat itu hanya ada keluarga beliau saja yakni istri beliau: Siti Hawa dan kedua putera beliau Qabil dan Seth (Habil sudah meninggal dibunuh) maka dapat dipastikan kalau beliau bukan nenekmoyang kita bahkan manusia akan punah saat itu juga. Sebab putera beliau semuanya laki-laki, tidak ada perempuan untuk mereka nikahi. Perempuan satu-satunya adalah istri Nabi Adam as. Maka keluarga kecil itu malah menjadi keluarga pertama dan terakhir di dunia.
Beberapa ulama menyampaikan bahwa Nabi Adam as memiliki banyak anak laki-laki dan perempuan hingga empat puluh lebih totalnya meski rujukan mereka tidaklah kuat bukan dari Quran, Taurat maupun Hadis apalagi sejarah. Kemudian mereka percaya kalau Nabi Adam as terpaksa menikahkan mereka meski sedarah. Padahal sangat tidak mungkin Nabi Adam as membiarkan anak-anaknya menikah satu sama lain sebab mereka sedarah dan pernikahan jenis itu dilarang Allah bahkan berbahaya secara medis. Besar kemungkinan dapat dipastikan keturunan beliau akan menderita cacat, asimetri wajah, bibir sumbing, lemah, gangguan jantung, beberapa jenis kanker, lambat dalam pertumbuhan, hemofilia dan lain-lain. Sebab itulah pernikahan sedarah diharamkan Allah dan tidak mungkin seorang nabi melakukannya.
Manusia ada hingga saat ini menunjukkan nenek moyang mereka bukanlah satu keluarga, melainkan banyak keluarga dengan keragaman genetik. Sehingga lahir berbeda-beda suku, rupa, warna kulit dan lain sebagainya dengan tubuh yang sehat. Anak dari pernikahan sedarah hanya akan menderita penyakit langka dan menjadi pembawa penyakit berbahaya yang terus berkesinambungan (penyakit turunan). Keragaman genetik manusia saat ini menunjukan kalau nenekmoyang kita itu beragam, bukan satu orang.
Sains Membuktikan Manusia Sudah Ada Jauh Sebelum Adam as Lahir
Nabi Adam as lahir kedunia kurang lebih 6000-7000 tahun yang lalu. Namun sains membuktikan manusia sudah ada di dunia jauh sebelum itu. Menurut berita dari Daily Telegraph London (direproduksi di Sydney Morning Herald 12 Februari 1997) ada jejak kaki, bersama dengan ribuan artefak, diyakini berusia 13.000 tahun telah ditemukan di Chili.
Berkenaan dengan penduduk asli Australia, para ilmuwan percaya bahwa mereka telah tinggal di sana setidaknya selama 40.000 tahun terakhir. Bisajuga, kehidupan berevolusi secara independen di pusat-pusat yang berbeda misalnya Afrika, Asia Tengah, Jawa dan Australia. Oleh karena itu, penemuan Arkeologi membuat kita percaya bahwa manusia telah menghuni berbagai belahan dunia jauh sebelum kedatangan Adam as. Dengan demikian jelaslah kepada kita, Al-Quran maupun dan ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa Nabi Adam as bukanlah manusia pertama.
Penulis : Mln. Ammar Ahmad, Shd.