Tetap Semangat dan Sabar untuk Semua Relawan

478

Tetap Semangat dan Sabar untuk Semua Relawan 

Beredar postingan dari salah satu akun di Instagram @idn.grassroots yang membuat narasi berisi fitnah dan hoax terhadap masyarakat cianjur yang terdampak bencana gempa belum lama ini. Narasi yang ditulis ialah relawan dan rekan-rekan medis dari RAID mundur dari lokasi bencana karena merasa diintimidasi oleh kelompok yang antipati dan antisosial terhadap minoritas di Cianjur. Tak hanya diintimidasi, banyaknya pungli di beberapa titik jalan yang terdampak bencana gempa juga menjadi alasan.

Pertanyaan yang muncul di kepala masyarakat, apakah postingan ini benar dan sesuai fakta di lapangan? Sebelum saya membahas mengenai fitnah dan hoax pasca gempa bumi Cianjur, kita bahas dulu satu per satu supaya amarahnya mereda sekaligus memberantas disinformasi, hoax, fitnah dan ujaran kebencian di media sosial.

Sebenarnya saya sengaja membahas hal ini karena saya merasa ada yang janggal dan aneh mengenai postingan di semua platform media sosial. Kenapa sampai menarik mundur hanya karena masalah pungli dan intimidasi?

Berdasarkan sumber yang saya dapat dari akun @jabarsaberhoax, ada sekitar tiga berita yang terindikasi hoax, misinformasi, fitnah, dan ujaran kebencian. Tujuannya jelas supaya bisa dilirik untuk dibaca oleh netizen sekaligus memainkan emosi berkat judul yang clickbait.

Berita mengenai pungli dan intimidasi kelompok yang kontra terhadap masyarakat minoritas perlu kita cek lagi sebab intimidasi itu terjadi kepada relawan non-muslim. Kelompok intoleran tersebut gerah melihat tulisan “gereja” di tenda relawan. Kejadian ini viral dan banyak ragam reaksi dari warganet. Pada akhirnya mereka meminta maaf atas kejadian tersebut. Namun kejadian tersebut tak lantas membuat relawan non-muslim tersebut mundur dari pelayanan kemanusiaan.

Dalam bencana antara hidup dan mati, sulit membayangkan relawan mau mundur dari pelayanannya yang amat mendesak dan dibutuhkan itu hanya karena segelintir oknum pungli dan pelaku intimidasi. 

Saking banyaknya akun media sosial yang menyebarkan berita terkait hoax ini, misinformasi jadi tersebar di seluruh platform sosial media dengan liar entah apa yang mereka inginkan dari penyebaran kedustaan ini. Sebagai masyarakat yang bijak, tentunya kita wajib menahan diri dari sharing berita semacam itu di media sosial sebelum memastikan faktanya. Fact check adalah solusi untuk mencari sumber informasi berita agar terhindar dari termakan hoax, fitnah dll. 

Berdasarkan riset yang saya dapatkan dari Edelman Trust Barometer Global Report 2022 dari sepuluh negara, Indonesia berada di posisi ketujuh atas tingkat kepercayaan terhadap media.

Sementara Reuters Institute baru saja merilis Digital News Report 2022 pada Rabu (15/6/2022), tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap media berada di peringkat kedua tertinggi di dunia. Tingkat kepercayaan ini melebihi negara-negara lain dan justru sedang mengalami penurunan pada 2022.

Cara untuk menahan penyebaran konten hoax, fitnah, isu SARA dan lain sebagainya yang semakin tak terbendung adalah saring sebelum sharing. Cek fakta itu jadi prioritas utama supaya kita bisa menyaring informasi mana yang benar dan mana yang salah. Tidak latah menyebar di sosial media sebelum mengecek faktanya. Disimak dulu videonya secara keseluruhan, barulah bisa share ke grup keluarga atau grup lainnya. 

Dan untuk semua media berita online diharapkan untuk menahan diri dari membuat konten yang membuat masyarakat simpang siur sebelum ada konfirmasi dari pihak berwenang. 

Pesan untuk masyarakat: mari saling peduli, simpati dan empati kepada sesama. Krisis peka inilah yang jadi PR kita. 

Ada salah satu quote yang menarik, “Layani kemanusiaan, apapun agamanya. Tunjukkan solidaritas bagi mereka yang menderita dan tertindas.” Oleh Tariq Ramadan. Sementara dari HR. Abu Dawud mengenai fitnah yang wajib diketahui umat muslim: “Orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah. Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah. Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah. Dan barangsiapa yang mendapat ujian lalu bersabar, maka alangkah bagusnya.”

Penulis: Hafiz Abdul Jabbar

Referensi:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/21/ternyata-mayoritas-masyarakat-indonesia-percaya-dengan-media
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/16/kepercayaan-warga-ri-terhadap-media-massa-tergolong-rendah
https://www.beritasatu.com/news/728407/runtuhnya-kepercayaan-masyarakat-sebabkan-media-massa-sulit-bertahan-hidup
https://www.instagram.com/p/ClnYj_fLruv/