Miliarder termuda di dunia, Mark Zuckerberg, wakil pendiri dan Direktur Utama dari situs jejaring sosial media Metaverse atau Facebook, mengembangkan ketertarikannya kepada komputer pada usia muda: dua belas tahun. Zuckerberg menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja mengembangkan dan mengkreasi program baru dan aplikasi. Dari Zuckerberg, kita dapat belajar bagaimana membuat kehidupan kita berguna untuk orang lain dan lingkungan.
Hidup bisa panjang atau singkat, tidak ada yang tahu. Merancang kehidupan sebagai Khuddam atau Pemuda Ahmadi sejatinya harus sesuai Janji Khuddam. Dimana kita akan menghabiskan usia dari lima belas tahun sampai empat puluh tahun? Pikirkan mengapa Tuhan mempunyai rencana untuk setiap pemuda guna membuat garis hidupnya. Khuddam selalu mengkreasi kesempatan untuk menciptakan tujuan yang selaras dengan perintah Huzur.
Mereka memiliki penemuan, inspirasi, inovasi, dan mengembangkan dengan bakat terbaik dan pemikiran besar untuk urusan besar. Mereka akan memanfaatkan waktu dan seluruh kehidupannya untuk mengembangkan kemajuan kesehatan dan perdamaian dimana pemuda bisa tumbuh dengan aman. Waktu dua puluh empat jam sehari sangat lah berharga. Sebagaimana sumpah Allah Ta’ala dalam Alquran yang tergambarkan dari seorang ulama sufi yang bernama Imam Hasan al-Bashri rh, “Saya bertemu generasi orang-orang yang benar-benar menjaga waktunya melebihi semangat kalian menjaga uang dan harta kalian.”
Di antara nasihatnya yang adalah ulama kelahiran kota Bashrah yang sekarang masuk dalam negara Irak tersebut berbunyi: “Ingatlah! Waktu adalah seorang tamu yang datang kepadamu dan ia akan berlalu meninggalkanmu. Seandainya engkau memuliakan waktu dengan beribadah dan berbuat baik niscaya waktu akan menjadi saksi kebaikanmu di Hari Kiamat. Namun seandainya engkau menghinakan waktu dengan bermaksiat dan berbuat buruk niscaya ia akan menjadi saksi keburukanmu di Hari Kiamat.”
Analogi sederhana dari ilustrasi waktu seperti kebanyakan manusia pada zaman modern yang menyimpan uang dalam tabungan, lalu dimasukkan ke brankas, dan separuhnya diinvestasikan agar uangnya bergerak atau bertambah. Jika kehilangan satu lembar rupiah sudah barang tentu, sang pemilik uang akan mencarinya dengan bantuan aparat hukum.
Bagaimana kebanggan tertinggi seorang khadim? Mereka yang menyebut dirinya dengan julukan khuddam tidak lain merupakan tulang punggung dalam kemajuan Jemaat Ahmadiyah khususnya Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang akan genap menginjak usia 100 tahun pada tahun 2025. Namun seperti apa peran khuddam dalam kepentingan Jemaat? Pengabdian, pengorbanan, perjuangan, partisipasi dan suara pemuda harus bermakna bagi tumbuh kembang Jemaat ini.
Oleh : Azhar Ahmad