Hikmah Menelaah Al-Quran

2674

Sejak Allah Ta’ala mengutus Nabi Adam as. ke dunia ini. Dia mengajarkan kepada semua nabi tentang segala sesuatu yang ada di dunia ini melalui wahyu, ru’ya  ataupun kasyaf. Kejadian ini terus berlangsung seiring dengan pengutusan para nabi.

Yaitu setiap nabi yang diutus ke dunia ini mengajarkan kepada umatnya tentang Wujud Agung yang tiada duanya. Sampai kepada pengutusan Nabi yang paling sempurna, penghulu dari sekalian nabi, yaitu Nabi Muhammad Mustafa saw yang diutus di tengah-tengah kaum yang buta huruf dari Bangsa Arab.

Lalu Allah Ta’ala mengajarkan kepada beliau kalam-Nya nan indah yang dikumpulkan menjadi sebuah kitab yaitu Kitab Suci Al-Quran yang merupakan sumber mata air semua keselamatan dan pedoman hidup bagi manusia sampai hari kiamat.

Al-Quran diturunkan pada bulan suci Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang bertempat di Gua Hira. Dan surah yang pertama kali diturunkan kepada Beliau adalah (Q.S Al-Alaq : 2-6): 

  • Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
  • Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  • Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
  • yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
  • Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ketika beliau saw menerima wahyu ini, beliau merasa sangat terkejut dan pulang ke rumah dengan keadaan tubuh beliau yang menggigil. Lalu istri beliau menenangkan dan merawat beliau. sehingga beliau pun yakin dan percaya bahwa inilah tugas yang beliau emban. Yaitu menyampaikan Kalamullah kepada segenap manusia. Seperti contoh dalam Al-Quran bahwa manusia diperintahkan untuk berbuat kebaikan yang hakiki yang bertujuan untuk menjadikan umat manusia bertakwa.

Dan fungsi utama Al-Quran adalah untuk mengenali Sang Khaliq (pencipta) dan menjadi sumber hukum bagi seluruh umat manusia. Proses turunnya Al-Quran yaitu selama 23 tahun (13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah). Ketika sejak beliau saw menjadi seorang Nabi dan Rasul hingga beliau wafat. Sebelum Al-Quran diturunkan oleh Allah Ta’ala. telah diturunkan kitab-kitab sebelumnya yang berisi tentang ketauhidan dan perintah untuk mengerjakan kebaikan dan larangan berbuat keburukan seperti Kitab Taurat.

Akan tetapi kitab-kitab tersebut belumlah sempurna, sehingga Dia menyempurnakannya dalam bentuk Al-Quranul Karim yang menjadi obat dari segala obat bagi semua penyakit, hiburan dari segala hiburan bagi semua kedukaan, dan sinar dari segala sinar bagi semua kegelapan yang belum pernah ada dan tidak akan pernah ada selain kitab nan suci ini. Sehingga yang membacanya akan merasa sejuk bagaikan berada di tempat yang tinggi.

Begitu Maha Pengasihnya Allah Ta’ala sehingga ketika manusia sedang berada di atas jurang kebodohan yang amat terjal dan lubang kemaksiatan yang amat dalam. Dia mengutus Rasul-Nya yang teramat mulia beserta dengan kitab nan indah ini.

Dan sekarang setelah semua manusia yang berhati suci mengetahui keindahan dan kesucian Kitab Suci ini, maka mereka semua berbondong-bondong berlari bahkan merangkak hingga sampai ke dalam naungan sang Ilahi melalui bendera Rasulullah saw.

Dan apa yang dapat diperbuat oleh orang-orang yang telah berhasil sampai di bawah naungan ini? Dengan cara apa kita bisa mensyukuri nikmat ini? Apakah dengan berdiam diri saja lalu Allah akan menambah nikmat ini? Tidak, sekali kali tidak! Nabi Karim bersabda :

اِقْرَؤُوا الْقُرْاَنَ فَاِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِاَصْحَابِهِ (مسلم)

“Bacalah Al-Quran! sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim)

Inilah cara yang dapat kita perbuat untuk mensyukuri nikmat tersebut. sekaligus untuk meraih syafa’at pada hari kiamat.

Pembaca yang budiman, sekarang adalah saatnya bagi kita untuk meraih syafa’at ini. Yang mana banyak keberkatan yang Allah Ta’ala berikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. dan salah satu ciri orang yang beriman adalah yang senantiasa mempelajari dan mengamalkan Al-Quran, Sebagaimana di dalam hadits dikatakan:

بخارى))خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْانَ وَ عَلَّمَهُ

”Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkanya.” (HR. Bukhari)

Dari Hadits ini kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya kita hendaknya membaca dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Al-Quranul Karim, Sehingga kita pun sebagai muslim yang sejati dapat menjadi orang yang termasuk ke dalam orang-orang yang telah disebutkan di dalam Hadits tersebut.

Banyak sekali contoh orang-orang yang belajar Al-Quran dengan sangat serius sehingga menjadikannya sebagai Qori’ (orang yang membaca Al-Quran). akan tetapi sangat disayangkan, mereka hanya mempelajari Al-Quran dari satu sisi, yaitu tajwid dan makhrajul hurufnya saja,. Bukan mempelajari khazanah apa yang terkandung di dalam Al-Quranul Karim.

Oleh karena itu banyak sekali orang yang berilmu di antara kita yang mengaku sebagai pecinta Al-Quran yang sejati. Akan tetapi mereka tidak mengamalkan dan mengajarkan ajaran ataupun perintah yang ada di dalamnya. Justru meraka malah menjadi pembuat fatwa yang tidak berdasar.

Jika Rasullullah saw mengetahui keadaan saat ini. Saat umat beliau lebih mendengarkan fatwa yang dikeluarkan oleh  mereka yang disebut-sebut sebagai orang-orang yang berilmu, dari pada menela’ah Al-Quran itu sendiri. Pasti beliau akan teramat sangat bersedih. Oleh sebab itulah Allah Ta’ala mengutus hamba-Nya sebagai pembaharu pada zaman ini untuk mengembalikan iman yang telah terbang ke Bintang Tsuraya dan menjadikan Al-Quran sebagaimana fungsinya.

Rasa syukur yang tak akan pernah habis dari dalam hati para ahmadi menjadikan mereka sebagai pengikut sejati Baginda Nabi saw yang keteguhan imannya tidak pernah diragukan lagi dan akan senantiasa mengamalkan perintah yang terdapat di dalam Al-Quran. Khalifah Ke-5 Jamaah Muslim Ahmadiyah pun menasihati untuk selalu menilawatkan Al-Quran dan mengamalkan perintah yang terkandung di dalamnya.

Sehingga semua orang yang berada di sekitar mereka menjadi merasa aman tanpa adanya suatu kekhawatiran ataupun ketakutan seperti yang dialami oleh orang-orang yang belum mengenal Islam yang sejati ini.


Oleh: Muhammad Dahlan

Sumber Gambar: wajibbaca.com