Baca bagian sebelumnya : Julukan “Anak Tuhan” Dalam Konteks Yahudi
Dalam konteks sejarah Yahudi saja-lah istilah ‘Anak Tuhan’ digunakan dan lebih sering dipahami oleh Yesus (as) dan para pengikutnya. Terdapat banyak bukti untuk hal ini di dalam Perjanjian Baru. Tidak hanya istilah ‘anak Tuhan’ yang diketahui Yesus (as), tapi juga bentuk umum ‘anak x’, yang ia gunakan dalam beberapa kesempatan, selalu dalam penggunaan secara lazim dan diterima pada umumnya.
Di dalam Perjanjian Baru, kata istilah Ibrani בֵּן (bēn –anak) biasanya diterjemahkan dalam kata Yunani υἱός (huios).
Dalam beberapa kasus dimana Yesus menggunakan bentuk ini: Dia memberikan sebutan kepada dua pengikutnya (keduanya bersaudara) ‘anak-anak guntur’ (Markus 3:17), menunjukkan kepada semangat mereka dalam mengikuti keyakinannya.
Dia menyatakan untuk seorang pengikutnya yang bukan keluarganya sebagai ‘anak Maria’ (Yohanes 19: 26-27), menggambarkan bahwa pengikutnya bagaikan keluarga secara ruhani, sesuatu yang ia tegaskan di tempat lain ia berkata, ‘ siapapun yang mengikuti kehendak Bapaku di langit adalah saudara-saudaraku, saudari-saudariku dan ibuku.’(Matius 12:50).
Ia merujuk kaum Yahudi sebagai ‘anak-anak setan’ (Yohanes 8:44) dan mengingkari ‘keanakkan’ mereka atas Abraham dalam artian spiritual, meskipun mereka secara jasmani merupakan keturunannya ketika ia menyatakan ‘Jika kamu benar-benar anak Abraham, kamu akan mengikuti contohnya.’(Yohanes 8:39).
Yesus (as) juga menyadari bahwa bentuk kata itu kadang-kadang menyatakan istilah anak sebagai lebih rendah dari sang ayah. Ia menolak kesimpulan ini dalam istilah sebutan ‘anak Daud’, dan menyatakan ia tidak lebih rendah dari Daud, namun ia adalah Nabi yang mandiri dalam tugasnya (Markus 12:37).
Meskipun begitu, tidak ada pernyataan demikian untuk istilah anak Tuhan, mengindikasikan bahwa ini tidak berarti apapun kepadanya kecuali penggunaan dalam istilah Yahudi orthodoksnya. Yesus (as) adalah ‘anak Tuhan’ dalam istilah yang sebagaimana dipahami orang-orang Yahudi sebagai—seorang yang saleh, yang lebih rendah dari Tuhan, yang telah dianugerahi tugas suci—dalam kasusnya, sebagai Mesiah. ‘Anak Tuhan’ dalam kasusnya adalah sinonim (sama) dengan istilah Ibrani yaitu Nabi (navi) atau messiah (mashiakh). Keduanya menunjukkan wujud manusia yang membawa tugas kenabian, bukan wujud tuhan dalam bentuk apapun.
’Anak Tuhan’ digunakan oleh Yesus (as)
Yesus (as) juga mengetahui bentuk khusus ‘anak Tuhan’ dan menggunakannya secara khusus dalam artian orthodoksnya dalam berbagai kesempatan. Yesus (as) menggunakan istilah ‘anak/anak-anak Tuhan’ untuk para pendamai. Dia berkata: beberkatlah para pendamai, karena mereka akan dipanggil anak-anak Tuhan. (Matius 5:9). Dan juga, untuk mereka yang mencintai dan mendoakan musuh-musuh mereka: Tapi aku katakan kepadamu, cintailah musuh-musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiayaimu, karena kamu akan menjadi anak Bapamu di surga. Dia menjadikan Matahari-Nya terbit bagi orang yang keji dan bagi orang-orang yang bajik, dan mengirimkan hujan kepada orang yang beriman dan tidak beriman.(Matius 5:44-45).
Kita dapati ia menjelaskan bahwa keanakan Tuhan adalah sesuatu yang dapat dicapai melalui kebajikan. Istilah ini berarti menjadi suci, bersih dan saleh. Keanakan Yesus sendiri tidak berbeda dalam segi sifat. Yesus (as) juga menjadi seorang ‘anak Tuhan’ — bukan dari lahir, namun berdasarkan keempat injil, secara historis penyebutan gelar ‘anak Tuhan bagi Yesus ini pada masa atau mendekati masa pembaptisannya yang ia pertama kali dinyatakan sebagai anak tuhan.
Baca bagian selanjutnya : Yesus (as) Menjelaskan Istilah Anak Tuhan