Apa Faedah Beragama?

4869

Sekarang kita ketahui kehidupan manusia banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi sehingga dengan segala aspeknya membuat hati manusia lupa atau menghiraukan bahkan menolak secara terang-terangan untuk apa mereka beragama. Tindakan-tindakan kekerasan pun dilakukan dengan atas nama agama. Sehingga nampak mereka mencoreng makna dari agama itu sendiri.

Sebagaimana kita ketahui dalam istilah, agama berarti : “Segala peraturan yang ditetapkan oleh Allah Swt. dengan perantaraan Nabi-Nabi-Nya untuk keperluan hamba-hamba-Nya, supaya dengan mengikuti peraturan-peraturan itu, mereka dapat mendekatkan diri pada sisi Allah Swt.” ( Mufradat Al-Raaghib, dibawah kalimat ‘ Al-Millah’ )

Dengan hal ini agama menjadikan manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Yang dengan ajaran agamanya membawa kebaikan dan manfaat pada semua manusia. Bahkan tidak ada satu dalil pun bahwa agama merugikan manusia.

Untuk memahami faedah beragama yang paling mudah ialah kita bandingkan ajaran agama itu dengan ajaran-ajaran dan teori-teori manusia dan dicocokkan dengan kebutuhan dan fitrah insani secara keseluruhannya maupun bagian demi bagiannya. Berikut kami akan coba uraikan dengan ringkas beberapa contoh faedah beragama :

Faedah Pertama

Kita semua mengetahui bahwa semua agama mengajarkan supaya manusia selalu mengadakan hubungan yang akrab dan mesra bukan saja dengan Tuhan tetapi juga dengan antara sesama manusia. Sehingga untuk menyampaikan ajaran-ajarannya, agama tidak pernah menempuh jalan kekerasan tidak pernah menempuh jalan curang, kotor, kejam, fitnah dan sebagainya. Melainkan menghapuskan, melarang dan mengganti yang jahat itu dengan jalan bersih, jujur, ramah tamah, kasih sayang, dan sopan.

Adapun agama mengajarkan melalui keyakinan hati supaya memelihara hubungan akrab antar manusia itu semata-mata karena mencari ridha Allah Taala. Hubungan akrab itu melalui kasih sayang, tidak mementingkan diri sendiri bahkan menyukai untuk orang lain segala yang disukai untuk dirinya sendiri, menjaga keselamatan sesama manusia dalam arti seluas-luasnya dijadikan semboyan hidup yang teguh. Ajaran-ajaran serupa ini hanya didapat dalam agama.

Faedah Kedua

Sejarah telah membuktikan hingga kini pun fakta-fakta baru senantiasa kita saksikan bahwa kekuatan ajaran agama tidak pernah dapat dipatahkan oleh kekuatan apapun didunia. Sebagaimana Nabi besar Muhammad saw dan para sahabatnya dianiaya, disiksa dengan cara yang mengerikan hingga kehidupan mereka memperhatinkan, tetapi tidak pernah menyerah atau ingkar terhadap agamanya.

Tatkala beliau berkuasa, pada masa menjadi kepala negara dan memimpin umat, tatkala beliau mampu dan diberi wewenang berbuat apa saja, beliau malah merendahkan diri. Pakaian, rumah dan segala-galanya begitu sederhana. Para sahabat yang kaya raya pun menyerahkan harta bendanya kepada agama untuk kepentingan negara dan masyarakat.

Ini adalah karena kesadaran yang diajarkan oleh kekuatan rohaniah agama. Dalam sejarah dunia, perbuatan yang seperti ini hanya mungkin didapat dalam riwayat-riwayat orang beragama.

Faedah Ketiga

Agama menanam di dalam hati manusia harapan-harapan baik yang membuatnya tabah dan kuat dalam menghadapi suatu musibah, kesulitan dan kesusahan. Rintangan-rintangan yang menghalangi dicobanya untuk diatasi. Sekali jatuh bangkit kembali.

Manusia yang dalam keadaan tak berdaya oleh agama diajarkan supaya tidak putus asa. Seorang yang buta merasa dan menganggap seluruh keadaan sekitarnya gelap gulita rasa harap dalam hatinya tidak pernah lenyap dan dia hidup dengan gembira dalam cahaya penerangan agama. 

Agama mengukur keadaannya sesuai dengan niatnya dan melihat jiwa perbuatan dari manusia. Didalam hatinya tertanam bahwa bila tidak dapat berbuat apa-apa karena berbagai sebab, asal punya niat yang baik dan suci, agama menjanjikan ganjaran baginya. Niatnya yang suci dan baik itulah jadi jaminannya.

Kehidupan Nabi Besar Muhammad saw ketika ditawarkan kekayaan, kedudukan, dan kekuasaaan, kesenangan dunia yang tak terbatas asal beliau bersedia meninggalkan agama, beliau tolak. Dan beliau saw memilih kesusahan dan kemelaratan untuk tetap berdiri atas garis-garis agama. Kekuatan inilah dibangkitkan oleh agama dalam hati nurani insan.

Faedah Keempat

Sejak dahulu sampai sekarang didunia terdapat berbagai segi kehidupan yang sangat ekstrim. Orang-orang kaya selalu menghendaki agar mereka memperbudak manusia yang lemah dan miskin untuk kesenangan dan kepentingan mereka sendiri. Akibat dari sikap kaum imperialis dan kapitalis telah timbul reaksi yang besar dalam bentuk gerakan komunisme.

Agama tidak demikian keadaannya. Islam mengajarkan bahwa dia bukan untuk timur dan bukan untuk barat, melainkan mempunyai jalan sendiri yang menengah. Dia ajarkan dan tetapkan cara-cara yang adil untuk semua manusia, yang kaya dalam daerah gelanggangnya yang batasannya ditentukan dan yang miskin demikian pula.

Garis-garis sudah nyata dalam ajaran agama dan pelaksanaannya saja yang perlu ditekankan. Memaksakan kehendak sendiri tidak dapat menimbulkan ketentraman dalam hati pihak yang lain bahkan menimbulkan kegaduhan yang merusak keselamatan bersama.

Faedah Kelima

Manusia yang tidak beragama bila berkuasa melakukan kehendaknya tanpa memperhitungkan keadaan orang lain dan memaksakan kehendaknya itu dengan cara apa pun. Orang yang dibawahnya karena takut atau karena sesuatu maksud tertentu bahkan ikut melaksanakan kehendak yang berkuasa itu sekali pun dia tidak suka. Tetapi bila datang kesempatan yang berkuasa digulingkan atau mati, maka yang berkuasa tadi dimaki. Malah yang sudah mati bangkainya pun dipindahkan atau dibuang.

Agama tidak membenarkan demikian, malah Islam amat mencela perbuatan yang semacam itu. Islam mengatakan janganlah memandang keburukan dan kelemahan seseorang kalau mau juga mencari keburukan dan kelamahannya periksa dulu dirimu sendiri, apakah engkau bersih dari kelemahan, kekurangan dan keburukan.

Kalau dia jahat dan buruk, tidak perlu memaki dia, cukup engkau menghindarkan diri dari perbuatan yang dia lakukan. Ini lebih baik bagimu. Apalagi orang yang sudah mati, janganlah mengutik-ngutik keburukan dan kejahatannya. Melainkan carilah kebaikan-kebaikan yang ada padanya dan sebutlah mereka dengan kebaikan itu.

Kejahatannya biar dihukum kalau tidak oleh yang berwajib didunia maka oleh Tuhan sendiri. Dengan demikian engkau sendiri terlepas dari perbuatan dosa dan tidak menyakiti orang lain.

Dari keterangan-keterangan diatas, kita dapat mengerti begitu banyak faedah beragama. Sehingga semua manusia bisa hidup dengan nyaman, tentram dan bahagia serta berbagai kebutuhan jasmani dan rohani pun terpenuhi.

Oleh : Achmad Arif Setyawan

Sumber :

Saleh A. Nahdi, Perlukah Manusia Beragama? (Jakarta: Arista Brahmatyasa, 1993).

Sumber Gambar : freepik.com