Kemudian Hazrat Mirza Tahir Ahmad (rh) lebih lanjut menguraikan mengenai sifat sang calon pasangan. Beliau berkata lihatlah sifat orang tersebut. Apakah dia tidak sopan dan suka menyakiti orang? Berakhlak buruk? Ada beberapa kejadian dimana perjodohan terjadi tetapi orang tersebut berakhlak buruk dan orang tersebut jauh dari agama.
Faktor penting selanjutnya adalah Kufuw (kecocokan/persamaan). Bagaimana anda bisa mengetahui suatu persamaan jika anda tidak mencari tau mengenai calon pasangan anda? Kufuw bukan berarti pada orang nya namun ini berkaitan pada lingkungan dan nilai-nilai keluarga seseorang. Dan semua faktor ini berperan sangat penting dalam hal perjodohan.
Tapi ada beberapa hal dalam Kufuw yang tidak bisa diabaikan. Jika ada perbedaan besar seperti pola asuh dan nilai-nilai keluarga, cara mereka menghadapi seseorang, kebiasaan makan dan minum mereka, kebiasaan keluarga dan nilai-nilai keluarga. Walaupun ada pertentangan yang sedikit, ini bisa mengakibatkan masalah dalam pernikahan. Perselisihan kecil yang terjadi setiap hari bisa menimbulkan kegagalan dalam pernikahan. Inilah nasihat yang diberikan oleh Khalifah Keempat Ahmadiyah Hazrat Mirza Tahir Ahmad (rh) mengenai kufuw.
Khalifah Kelima Ahmadiyah Hazrat Mirza Masroor Ahmad (atba) pun selalu menekankan pada doa ketika mencari jodohnya. Selain berdo’a, berkenaan dengan Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad (atba) menasihatkan kepada para pemuda Ahmadiyah dalam acara pertemuan tahunan pemuda Ahmadiyyah (Ijtima). Walaupun nasihat Huzur ini diberikan kepada pemuda Ahmadiyah di Inggris pada tahun 2019, namun wejangan emas ini berlaku untuk seluruh pemuda Ahmadiyah di dunia untuk sepanjang masa.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad (rh) bersabda:
“Marriage is also a personal matter for each individual, on condition that they are abiding by the instructions of the Holy Quran in this regard. Thus, no one has the right to compel a person to marry against his or her will. If an Ahmadi man finds an Ahmadi woman he likes and she consents, then they are free to marry, and their parents should help them in this regard.” [2]
Artinya, “Pernikahan merupakan urusan pribadi masing-masing individu dengan syarat mereka mematuhi petunjuk Alquran dalam hal ini. Jadi, tidak ada yang berhak memaksa seseorang untuk menikahi seseorang yang ia tidak sukai. Jika seorang pria Ahmadi menemukan seorang wanita Ahmadi yang disukainya dan wanita Ahmadinya pun setuju, maka mereka bebas untuk menikah, dan orang tua mereka harus membantu mereka dalam hal ini.”
Namun hal yang paling penting dari perjodohan dan pernikahan adalah do’a. Pada pertemuan pengurus wanita Ahmadiyah (Lajnah Imaillah) Inggris yang berlangsung tanggal 11 Januari 2019 di Inggris, seorang pengurus Lajnah Imaillah Inggris bertanya pada Hazrat Mirza Masroor Ahmad (atba) apa yang harus pemuda Ahmad lakukan sebelum melamar seorang wanita Ahmadi. Huzur (atba) menjawab:
“Pray for forty days and only send a proposal if you then feel content. And if not, don’t send. Neither should the girl reply suddenly. She should spend time in prayer before giving her answer.” [3]
Artinya adalah pemuda Ahmadi harus berdo’a dulu selama 40 hari sebelum melamar seorang wanita Ahmadi. Lamarlah jika ia sudah merasa mantap dengan pilihannya. Wanita Ahmadi yang dilamar pun jangan memberi jawaban tergesa-gesa. Ia harus berdo’a dulu kemudian berikanlah jawaban.
Bayangkan jika setiap pria dan wanita berdo’a pada Tuhan untuk mencari cinta sejatinya, maka hal-hal sepele dan menyakitkan seperti ghosting, harapan palsu tidak akan terjadi. Mengapa? Karena sesorang itu paham bahwa pernikahan itu sesuatu yang sakral. Jadi setelah mencari tau mengenai calon pasangannya, mempertimbangkan mengenai kufuw (kecocokan, persamaan), maka seorang pria yang sejati akan berdo’a dengan sangat sungguh-sungguh selama 40 hari sebelum melamar seseorang yang akan menjadi pasangan seumur hidup nya. Dengan kekuatan do’a, Allah akan memberi petunjuk apakah calon pasangannya merupakan jodoh yang terbaik.
Hanya dengan cara Islam-lah, seseorang akan mendapatkan belahan jiwa dan cinta sejatinya. Akankan pernikahan seperti ini selalu tenang tentram seperti para putri dan pangeran di film-film Disney? Tentu tidak karena permasalahan itu hal biasa yang terjadi di setiap hubungan, seperti pertemanan dan keluarga pun pertentangan biasa terjadi, namun bisa diselesaikan dengan baik-baik.
Jadi pada akhirnya Allah-lah yang akan mempertemukan belahan jiwa dan cinta sejati seseorang. Yang manusia hanya bisa lakukan adalah berdoa dengan sungguh-sungguh, berserah diri seperti menyerahkan semua hidup nya pada sang Ilahi dan bersabar menunggu Allah akan mengirimkan seseorang yang terbaik bagi dirinya.
Ketika Allah telah memberikan jodoh seseorang di waktu yang tepat, alangkah indahnya jika cinta dan pernikahan itu dijaga ke sakralannya. Sang Imam Mahdi dan pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) dan istri mulia beliau Hazrat Nusrat Jehan Begum (Amma Jaan) adalah suri teladan mulia. Seorang putri beliau menggambarkan begitu indah dan kuatnya jalinan kasih sayang Hazrat Ahmad (as) dan belahan jiwanya, Hazrat Amma Jaan— cinta dua insan mulia tersebut digambarkan seperti :
“two chests beating in one heart.” [4]
“dua dada yang berdetak dalam satu hati .”
Semoga setiap manusia dapat menemukan belahan jiwa yang telah ditakdirkan oleh Allah karena sejatinya jalan Allah-lah yang lebih indah.
Penulis: Khalida Jamilah
Editor: Irfan Al-Wahid
Sumber:
[[i]] https://www.youtube.com/watch?v=1PRA4DAQc-k
[2] https://www.alislam.org/articles/ahmadi-muslim-youth-preserving-islamic-values/
[3] This Week with Huzur (aba) 11 January, 2019 https://www.youtube.com/watch?v=cmnnmvif4QQ
[4] “Hazrat Amma Jaan: An Inspiration for us All.” By Munavara Ghauri. https://www.alislam.org/library/books/Hadrat-Amman-Jan.pdf. Hal. 29.
Sumber Gambar : https://unsplash.com/photos/sfmsMZ7ezXw