“Huzur, I wrote a poem for you. Can Huzur please sign it?” Tidak pernah terbayangkan olehku dapat mengatakan itu kepada Sang Khalifah –Hazrat Mirza Masroor Ahmad (semoga Allah menjadi penolong beliau). Kemudian sang Khalifah berkata sambil tersenyum. “You don’t want me to read it?” Beliau bertanya sambil melihatku. Tidak disadari jatuh air mataku karena moment ini rasanya seperti mimpi. Aku bisa bertemu sang Khalifah di mesjid Baitul Hamid yang berada di kota Chino , negara bagian California, Amerika Serikat. Dengan suara bergetar, aku menjawab, “Of course Huzur. Huzur can read it.” Yang biasanya hanya bisa melihat wajah seterang bulan itu dari layar televisi, kala itu, bulan Mei tahun 2013, jarak aku dan sang Khalifah hanya terpisahkan oleh meja. Pertemuan itu adalah bukti pengabulan doa Sang Khalifah dan bukti bahwa semuanya dapat terjadi karena kehendak Allah. Itulah makna Hari Khilafat bagi saya.
Tanggal 27 Mei anggota Jemaat Muslim Ahmadiyah di seluruh dunia memperingati Hari Khilafat. Arti khilafat adalah sistem kepemimpinan umum bagi umat Muslim seluruh dunia untuk membimbing mereka dalam Syariah dan juga untuk menyebarkan ajaran Islam. Khalifah adalah pemimpinnya. Khilafat adalah sistemnya. Arti khalifah adalah penerus dan wakil Allah. Khilafat ibaratnya demokrasi sedangkan khalifah ibaratnya adalah presiden di suatu negara itu.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad menjelaskan pada tanggal 26 Mei 1908 ketika Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Jemaat Ahmadiyah sekaligus Imam Mahdi yang dijanjikan, wafat. Para Ahmadi begitu khawatir. Tetapi sesuai dengan janji Allah pada hamba-Nya, Allah memilih penerus Hazrat Ahmad sebagai Khalifah pertama Jemaat Ahmadiyah dan kekhawatiran itu pun hilang tergantikan oleh ketenangan batin. [1] Jadi secara singkat, Hari Khilafat itu adalah hari bersejarah dimana Allah membuktikan janjinya untuk menegakan dan senantiasa meneruskan Khilafat. Banyak orang menentang konsep Khilafat karena takut akan merebut konstitusi di negara masing-masing. Misalnya jika konsep Khilafat diterapkan di Indonesia, maka Pancasila akan tergantikan oleh Syariah Islam. Namun itu adalah pemikiran yang salah karena konsep Khilafat yang benar tidak akan menggantikan konstitusi atau hukum dasar suatu negara. Khilafat akan terpisah dari hukum negara.
Sedih rasanya melihat situasi dunia sekarang. Mereka yang tertindas itu bagaikan seseorang yang kehausan karena panasnya terik matahari. Kita para Ahmadi adalah mereka yang telah mendapatkan air penyejuk dahaga itu. Saya sadar mereka yang belum meyakini kehadiran Sang Imam Mahdi yang dijanjikan itu bukan tersesat. Mungkin mereka masih mencari air penyejuk hati itu. Mungkin harus ada yang memberikannya pada mereka. Tapi mugkin juga ada yang memang memilih untuk tidak mau meminum air penyejuk hati yang Allah berikan melalui Khilafat dan Khalifah. Air yang selalu mengajarkan kita mana yang salah mana yang benar sesuai dengan Al-Qur’an karena Khalifah dipilih langsung oleh Allah. Khalifah wakil Allah dimuka bumi ini. Dan menariknya lagi, Hazrat Mirza Masroor Ahmad pernah berkata bahwa setiap malam adalah Lailatul Qadar bagi beliau. [2]
Ketika ditanya bagaimana seorang Khalifah berbicara dengan Allah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad menjelaskan:
“Melalui doa atau mimpi atau cara lain, Allah memberi kabar pada saya apa yang akan terjadi. Hal ini meyakinkan saya bahwa kabar ini dari Allah dan hal apa yang saya harus lakukan. Terkadang kabar akan sesuatu hal datang dalam bentuk doa, terkadang adalah firasat dalam hati dan terkadang saya melihat mimpi dan saya mengetahui ini dari Allah. Terkadang firasatnya sangat kuat di hati dan datang bertubi-tubi dalam doa sehingga benar-benar meyakinkan saya bahwa ini datang dari Allah. Saya tidak menerima wahyu tetapi terkadang Allah memberi tahu saya mengenai suatu ayat Al-Qur’an dan saya mengetahui hal ini dari Allah setelah melihat tafsirnya.” Kemudian ketika ditanya apa yang terjadi ketika seseorang memohon doa kepada beliau, Hazrat Mirza Masroor Ahmad menjawab, “ketika saya mendokan seseorang, wajahnya datang dihadapan saya ketika saya mendoakan. Saya tidak bisa mengatakan ini adalah kasyaf atau saya melihat kasyaf, tetapi firasat kuat itu timbul ketika saya berdoa.” [3]
Kembali lagi kepada bahasan pengabulan doa sang Khalifah, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Khalifah Jemaat Ahmadiyah yang masa ke khalifahannya dari tahun 1914-1965 menjelaskan bahwa ketika Allah mengangkat seseorang menjadi khalifah, doa sang khalifah akan dikabulkan oleh Allah karena jika tidak, maka itu artinya pilihan Allah salah. [4] Jadi singkatnya, itulah mengapa doa sang Khalifah dikabulkan. Tentunya doa yang dimata Allah juga baik untuk dikabulkan. Kalau kita memohon doa yang dimata Allah tidak baik maka tentunya tidak akan dikabulkan. Contoh nyata pengabulan doa adalah ketika Hazrat Mirza Masroor Ahmad melakukan kunjungan ke Fiji tahun 2006, ada kabar bahwa angin badai besar lebih besar dari tsunami Aceh akan datang. Ketika Huzur tiba shalat subuh, berita ini disampaikan. Huzur berdoa dalam sujud lebih lama dan ketika selesai shalat, Huzur bersabda bahwa jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa. [5] Setelah dua jam, ada kabar bahwa angin badai yang mematikan itu berhenti. Itulah bukti pengabulan doa sang Khalifah.
Saya tau saya bukan orang baik dan bukan orang shaleh. Kadang saya heran kok Allah baik banget ya ke saya yang penuh dengan kekurangan ini. Sampai-sampai ketika tahun 2012 saya mendengar kabar Hazrat Mirza Masroor Ahmad akan ke Amerika menghadiri Jalsah di negara bagian Pennsylvania. Harga tiket pesawat mahal. Saya hanya bisa berdoa dan menulis surat ke Huzur agar saya bisa bertemu beliau. Waktu itu saya tau saya hanya berdoa biasa. Ibaratnya saya hanya ‘jalan’ ke Allahnya. Namun itulah kebesaran kasih sayang Allah. Allah berlari kepada saya yang lemah ini. Saya mendapat tiket pesawat gratis dari maskapai American Airlines. Saya pun bisa melihat dan shalat di belakang Huzur dan menghadiri Jalsah nasional. Kala itu saya tidak mendapat kesempatan untuk bertemu Huzur secara pribadi. Namun itupun sudah lebih dari cukup. Lalu puncaknya tahun 2013 ketika ada kabar sang Khalifah akan berkunjung ke California. Dan pengabulan doa Huzur itu terus berlanjut. Saya mendapat uang dari salah satu lembaga ternama sejumlah $1000 US Dollar. Langsung saya booking pesawat dari kampus ke Los Angeles karena saya tidak mau membuang satu menit pun untuk bertemu sang Khalifah.
Setelah sampai di mesjid Baitul Hamid dan berbaris dibawah terik panas matahari selama dua jam, sang Khalifah tiba. Begitu turun dari mobil beliau, terpancarlah cahaya bersinar. Air mata hamba yang penuh dosa ini bercucuran. Rasanya seperti mimpi melihat beliau di tanah California. Tahun 2013 inilah kenangan terindah karena keluarga saya mendapat kesempatan bertemu dengan Huzur. Begitu masuk kantor, Huzur berkata, “Come in, come in.” Cahaya begitu bersinar lebih terang dari beliau. Rasanya seperti mimpi. Tidak bisa dituliskan dengan kata-kata karena memang hanya bisa dirasakan dengan hati dan cinta. Allah sepertinya terus berlari pada saya sehingga saya diberikan kesempatan untuk presentasi singkat di kelas Waqf-e-Nau mengenai universitas di California dan beliau pun sempat bertanya pada saya dan kakak saya. Allah juga memberi karunia saya bisa duduk dalam pertemuan bersama para mahasiswi. Saya tau betul tahun 2012 itu saya hanya berdoa biasa pada Allah. Saya hanya ‘berjalan.’ Namun Allah berlari lagi pada saya pada tahun 2018 di negara bagian Texas. Saya dan keluarga bisa hadir ke sana. Bisa shalat lima waktu dibelakang Huzur yang dulu hanya bisa bermimpi karena berbeda benua. Tidak ada yang bisa menggambarkan ke khusyuan shalat Huzur. Sangat menyentuh dan menyejukan hati seperti air dingin yang diminum oleh seseorang yang dehidrasi.
Kadang saya merasa bersalah. Saya bukan orang baik dan buka orang shaleh. Masih banyak para Ahmadi yang jauh lebih pantas menerima anugerah ini. Dan saya pun memiliki cita-cita suatu hari nanti ketika waktunya tepat, saya ingin bertemu sang Khalifah bersama keluarga kecil saya sendiri nanti, bersama belahan jiwa saya dan anak-anak saya. Mungkin Allah akan mengabulkan doa itu dan mempertemukan saya dan keluarga kecil saya dengan sang Khalifah di Inggris, di Amerika atau di Indonesia. Saya tidak tau. Tapi apa pun itu, jika baik pasti Allah akan kabulkan. Mungkin ada baiknya saya menuliskan keinginan ini pada sang Khalifah walaupun Allah belum memberikan saya sebuah keluarga kecil. Siapa tau Allah mengabulkan doa ini di waktu yang cepat. Semoga Allah dapat mempertemukan kita semua dengan sang Khalifah. Amin.
Penulis: Khalida Jamilah
Catatan: Huzur adalaha panggilan kehormatan untuk Khalifah
Sumber:
- https://www.alislam.org/press-release/muslim-community-to-celebrate-khilafat-day/
- https://www.reviewofreligions.org/29082/launch-of-the-existence-project-a-special-interview-with-the-worldwide-head-of-the-ahmadiyya-muslim-community/
- https://www.reviewofreligions.org/29082/launch-of-the-existence-project-a-special-interview-with-the-worldwide-head-of-the-ahmadiyya-muslim-community/
- https://www.alhakam.org/acceptance-of-prayers-of-khulafa-e-ahmadiyyat-2/
- https://www.alhakam.org/acceptance-of-prayers-of-khulafa-e-ahmadiyyat-2/
Sumber Gambar : kitapastibisa.id