Agama, sebagaimana berasal dari bahasa Sansekerta, bisa dimaknai ‘tidak kacau’. Agama harus berdiri di garda terdepan yang menciptakan tertib dan keadaban sosial masyarakat yang berakhir damai. Lewat sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, seharusnya sebagai warga negara melakoni penghayatan nilai-nilai transedental dalam kehidupan bermasyarakat untuk menciptakan kemanusiaan yang adil dan beradab. Damai kasih atau dalam Islam yang diterjemahkan sebagai rahmatan lil alamin adalah modal dasar bagi Muslim untuk menjadikan roh kedamaian sebagai pusat dalam menjalankan sebagai penganut agama yang baik dan taat. Bila generasi muda Islam sekarang membaca ulang, mereka akan tercengang Andalusia merupakan sebutan bagi wilayah yang dikuasai Muslimin di Semenanjung Iberia yang hari ini masuk dalam wilayah Spanyol. Andalusia pada masa itu menjadi negeri yang sangat dihormati di Eropa dari kalangan Kerajaan Nasrani yang ada di sekitarnya. Sosiolog Prancis Gustave Le Bon menulis, “Begitu orang-orang Arab berhasil menaklukkan Spanyol, mereka mulai menegakkan risalah peradaban di sana. Mereka memberikan perhatian yang besar untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan sastra, menerjemahkan buku-buku Yunani dan Latin, dan mendirikan universitas-universitas yang menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan dan peradaban di Eropa dalam waktu yang lama.”
Sekarang ini kita dihadapkan dengan adanya sikap rasisme dan perbudakan setelah kasus pembunuhan George Flyod, seorang warga kulit hitam di Minneapolis, Amerika Serikat, yang pelakunya adalah warga kulit putih yang tak lain seorang polisi. Dalam sebuah percakapan antara Tuhan dan Nabi Musa a.s, mengatakan bahwa sebaik-baik tindakan adalah cinta. Peran semua agama untuk mempromosikan ajaran ketuhanan tampaknya belum dipraktekan oleh semua manusia yang mengaku dirinya beragama. Contradictio in terminis atau bisa diartikan sebagai agama menjadi pencetus dari pelbagai angkara murka di muka bumi. Filsafat perenial yang juga disebut Perenialisme, adalah sebuah sudut pandang dalam filsafat agama yang meyakini bahwa setiap agama di dunia memiliki suatu kebenaran yang tunggal dan universal yang merupakan dasar bagi semua pengetahuan dan doktrin religius. Kestabilan politik di suatu negara erat dipengaruhi kepempimpinan manusia yang dianugerahi jiwa pemimpin dalam sosok khalifah. Terkait sosok khalifah yang dimaksud mengacu kepada Imam Mahdi akhir zaman yang kedatangannya pernah diwartakan Nabi Muhammad saw.
Oleh : Azhar Ahmad