Krisis Virus Corona : Cerminan Antara Islam dan Kebersihan

1483

Virus corona yang saat ini merebak, diiringi dengan kegelisahan bahwa belum adanya vaksin yang tersedia, menyebabkan para pemangku kebijakan dalam bidang kesehatan mendesain cara untuk mengurangi penyebaran virus.

Perhatian dalam mempraktekan ilmu kesehatan dan kebersihan merupakan hal terpenting dalam mengurangi  penyebaran virus yang sangat menular ini. Bahkan, seluruh pemerintah di UK merencanakan aksi untuk melawan penyebaran virus dengan mencuci tangan paling tidak 20 (dua puluh) detik, kurang lebih sama dengan waktu yang digunakan ketika menyanyikan lagu hari ulang tahun sebanyak 2 (dua) kali.

Meningkatkan kesadaran melalui berita dan media sosial telah membuat perkembangan dalam ilmu kesehatan dan kebersihan. Praktik kebersihan menjadi mudah dan menjadi hal yang biasa dilakukan baik bagi anak muda maupun orang tua.

Islam telah menyatakan sebagai agama yang universal, untuk setiap waktu dan setiap manusia, karena itu Islam tidak mengacuhkan masalah yang paling mendasar ini. Nabi Muhammad SAW selalu menyatakan ketakwaan dalam setiap sabdanya dan kitab suci Al-Quran berisi prinsip-prinsip dari gaya hidup yang bersih dan baik. Seperti, aturan-aturan saat tidur, beristirahat, tata cara makan, pantangan terhadap minuman keras, dll. Seluruhnya dijabarkan dengan lengkap dan mendetail dalam setiap ceramah mengenai hal ini.

Sebagai muslim, kita mencerminkan banyak tindakan pencegahan yang menjadi hal penting saat ini, hal-hal tersebut bukanlah hal baru, bukan juga hal-hal yang tidak biasa, kenyataannya, Islam telah menggabungkan banyak aspek mendasar dalam setiap pembelajaran dan telah dipraktikan oleh setiap Muslim

Khususnya dalam aspek kebersihan dan kesehatan pribadi dalam Islam, kami tidak menemukan agama yang menempatkan hal ini lebih besar dibanding Islam. Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Hal ini dikarenakan kebersihan merupakan proses spiritual dan juga penting dalam menjaga kesehatan mental. Masih Mau’ud AS pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, menguraikan secara merinci bagaimana tubuh dan jiwa manusia benar-benar terhubung, dengan menyatakan

“Menurut Al-Quran, seluruh bagian tubuh manusia memiliki keterkaitan yang sangat erat antara moral dan rohaninya, karena itu moral dan rohani seseorang dapat diakibatkan dari cara makan dan minumnya. Sebab itu, Al-Quran menekankan mengenai kebersihan, sikap  dan keterkaitan antara keduanya dengan hubungan antara ibadah, kemurnian hati dan kerendahan hati”

Jadi, sebelum melakukan ibadah, wajib bagi muslim untuk melakukan penyucian diri (berwudhu), dimana seseorang membasuh air dari kepala hingga kaki dalam 5 (lima) kali sehari, beberapa muslim melakukan ibadah lainnya (sunnah), sehingga membersihkan dirinya lebih dari 5 (lima) kali sehari. Bahkan, Rasulullah SAW pernah menyarankan umatnya, jika ada sungai didekat rumah seseorang maka seseorang tersebut mandi 5 (lima) kali sehari, apakah mereka mengetahui adanya kotoran ditubuhnya? Mereka menjawab, tidak akan ada kotoran yang tertinggal ditubuhnya. Rasulullah SAW menerangkan beribadah 5 (lima) waktu ibaratnya Allah Ta’ala menghapus dosa 5 (lima) waktu. Dalam khutbah Jum’at beberapa waktu lalu, Pemimpin dunia Jemaat Ahmadiyah, menyinggung mengenai pembelanjaran ini sambil membimbing anggota jemaat mengenai virus corona. Beliau mengatakan :

“Sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan sesuai yang diumumkan oleh otoritas kesehatan. Pertemuan dalam skala besar ditiadakan dan orang-orang yang datang kemesjid pun harus memastikan dirinya sehat terlebih dahulu, jika seseorang memiliki tanda seperti demam ringan, flu atau merasa pegal-pegal, bersin-bersin dan beberapa tanda lain sebaiknya tidak perlu datang ke Masjid terlebih dahulu. Hal tersebut adalah untuk kebaikan bersama, agar jika ada yang sakit tidak menularkan anggota Masjid yang lain. Orang-orang dengan penyakit tersebut lebih baik berobat terlebih dahulu dan tidak perlu datang ke Masjid.

Huzur juga mengatakan:

“Salah satu cara pencegahan yang disebutkan banyak dokter adalah tangan serta wajah yang harus selalu bersih. Jika tangan seseorang kotor, maka lebih baik tidak menyentuh wajah, atau dapat menggunakan cairan pembersih tangan atau sering mencuci tangan. Walaupun, pada orang Islam, sebagai mana dalam kasus ini, yang shalat 5 (lima) waktu, juga wajib melakukan pembersihan diri dengan cara yang benar, seperti membersihkan hidung dengan air, dan seterusnya. Lalu standart kebersihan menggunakan ini dapat dipermudah dengan menggunakan cairan pembersih. Seperti yang sudah diberitakan bahwa beberapa hari ini banyak terjadi orang-orang membeli barang hingga seluruh rak-rak di supermarket habis untuk beberapa produk. Meskipun demikian, pembersihan diri merupakan sikap yang baik, hal ini tidak hanya membuat tubuh kita menjadi bersih, tapi juga orang yang melakukan pembersihan untuk beribadah, yang mana akan menjadikan bersih secara rohani pula. Lebih lagi, saat ini kita wajib menaruh perhatian lebih atas ibadah yang kita jalankan.

Sama halnya, Rasulullah SAW mewajibkan kita untuk melakukan sikat gigi, menyisir rambut, menggunakan wewangian, mandi dan harus selalu dalam keadaan bersih. Rasulullah SAW juga mengatakan, “ jika saya tidak memikirkan kesulitan yang mungkin disebabkan oleh umatku, saya akan memerintahkan mereka untuk menyikat gigi setiap sebelum Shalat”. Dalam beberapa kesempatan, Rasulullah SAW mengatakan ada 5 (lima) kebiasaan bagi muslim yang harus di perhatikan sesuai dengan fitrahnya manusia; yaitu memotong kumis, mencukur rambut ketiak, menggunting kuku, mencukur rambut kemaluan, dan bersunat bagi pria.

Pada dasarnya, setiap aspek dalam kehidupan seseorang pada setiap tingkatan, telah diberikan arahan yang jelas mengenai kebersihan dan kesehatan oleh Islam. Contohnya, makanan. Islam menginstruksikan tidak semua yang diciptakan adalah untuk dimakan; hewan dan tumbuhan memiliki fungsi yang berbeda-beda untuk memenuhi setiap kehidupan. Pada manusia, ada tanaman ataupun hewan yang beracun dan dapat mematikan jika dikonsumsi. Namun jika digunakan secara tepat dapat digunakan untuk obat dari ataupun vaksin dari suatu penyakit. Demikian juga, ada beberapa makanan yang benar-benaran dilarang oleh Islam, yaitu yang mati dengan sendirinya, darah, daging babi dan juga yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala. Selain dari yang terakhir, larangan diberikan berdasarkan dari kesucian makanan tersebut. Walaupun, Islam menetapkan ada keadaan dimana suatu makanan menjadi boleh untuk dimakan, makanan tersebut harus dalam keadaan baik dan sehat. Sejalan dengan perintah Al’Quran, Huzur ke-dua Jemaah Ahmadiyah, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmadra, menyatakan :

“Dalam beberapa keadaan, terkadang yang diizinkan menjadi dilarang, contohnya daging kambing merupakan makanan halal atau diizinkan untuk dikonsumsi, namun jika daging telah membusuk, maka daging tersebut menjadi tidak baik dan sehat dan tentu itu tidak boleh dikonsumsi. Hal inilah yang membuat perbedaan antara makanan halal dan sehat tidak ditemukan dilain tempat kecuali yang diajarkan oleh Islam.”

Pentingnya kebersihan dan kesehatan tidak terbatas hanya pada satu orang saja, lebihnya Islam telah melebarkan ruang lingkup mengenai kebersihan, Rasulullah S.A.W juga menginstruksikan untuk menyingkirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu dijalanan sebagai tindakan bersedekah. Lebihnya, dalam kasus epidemic, Islam mengajarkan kita untuk tidak berpergian untuk membatasi penyebaran virus, arahan yang sangat mudah untuk dilakukan sudah tersedia dan dapat membantu membatasi penyebaran penyakit tidak hanya pandemic ini.

Sejak munculnya wabah virus corona, mencuci tangan menjadi sering disebutkan sebagai cara mengurangi penyebaran virus ini, Islam juga telah menyatakan pentingnya melakukan hal tersebut. Kenyataannya, tidak hanya Islam yang mendorong untuk menjaga tangan tetap bersih, tapi juga menggunakan tangan kiri untuk menyentuh yang kotor dan melakukan hal lain dengan tangan kanan. Mengenai hal ini, ada hubungan yang unik yang diajarkan oleh Islam. Huzur ke-empat Jemaah Ahmadiyah, Hazrat Mirza Tahir Ahmad(rh), menyatakan :

“Perintah ini tampaknya kecil, dan dilukiskan dengan indah dari dasar-dasar prinsip kesehatan dan kebersihan. Sangat diketahui bahwa tangan seseorang dapat membawa dan memindahkan kotoran dan kuman ke alat makan yang memungkinkan membawa banyak penyakit.  Dalam contoh pertama, Islam tidak menyiapkan kemungkinan untuk kotoran dapat masuk kedalam tubuh; dalam contoh kedua, dengan membersihkan tubuh secara berkala dapat membuat tubuh selalu bersih. Dan, disiplin menggunakan tangan kiri untuk hal-hal yang kotor, maka tangan kiri juga harus dibersihkan secara berulang. Dilarang menggunakan tangan kiri untuk minum atau mun makan, hal itu dapat mengecilkan kemungkinan memindahkan segala kotoran”

Demikian, Islam telah menyempurnakan dan melengkapi agama dan memberikan bimbingan yang cukup, dengan beribadah untuk menangkal segala epidemic, tatacara dari makan dan minum, instruksi atas mandi dan menjaga peralatan, tidak meninggalkan makanan tanpa ditutup, kebersihan gigi dan lainnya. Singkatnya, banyak sekali hal yang sudah diajarkan Islam yang berkenaan tentang kebersihan dan kesehatan pribadi. Semuanya disebutkan dalam bimbingan Rasulullah SAW dan diikuti oleh pemerintah sebagai rekomendasi yang saat ini dapat kita lihat, adalah sangat jelas hal tersebut sejalan dengan ajaran Islam. Kebiasaan ini seharusnya sudah menjadi sifat kedua bagi seorang muslim dan menjadi bentuk dalam menjalani kesehariannya. Jadi, ketika seseorang benar-benar merefleksikan  hal ini dalam dunia Islam, tidak dipungkiri lagi hal itu dapat mencegah segala penyakit bahkan sebelum menyebar


Alih Bahasa: Bintang Karmila

Sumber: https://www.reviewofreligions.org/20186/the-coronavirus-crisis-reflections-on-islam-and-hygiene/

Sumber Gambar: Shutterstock