Memanifestasikan Tuhan Didalam Diri Agar Terhindar Dari Dosa

2008

Mengarungi kehidupan yang fana ini, tak pelak manusia harus dihadapkan dengan berbagai godaan duniawi

Berbagai godaan yang menawarkan fatamorgana, tak jarang sedikit banyak menjatuhkan manusia ke dalam dosa

Dosa begitu menakutkan, namun tak pelak terkadang secara sadar atau tidak sadar, sangat mudah dilakukan. Kehidupan yang hadir layaknya roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah, menguji mental manusia yang menjalaninya. Ya, terkadang bahagia penuh suka cita. Namun terkadang harus kecewa, sedih, hingga berlinang air mata. Katakanlah, saat roda kehidupan berputar, ketika manusia berada pada fase atas, tak ayal kebahagiaan yang mewarnai menghadirkan suka cita. Mungkin dalam keimannya, manusia akan lebih bersyukur kehadiratNya. Mengucap berbagai ucapan terima kasih pada-Nya atas berbagai hal yang diterimanya. Sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan keimannya.

Namun, ketika roda kehidupan harus mulai turun ke bawah. Disanalah manusia mulai dipertanyakan keimanannya. Karena tak jarang, berbagai ujian, cobaan, hingga derita yang harus dihadapi manusia membuatnya jatuh tak berdaya. Pada akhirnya, tak jarang manusia yang mulai memilih “jalan dosa”. Berbuat berbagai hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh Tuhannya. Karena alibinya, Tuhan tak ada untuknya. Wajarlah dosa harus dilakukan demi memenuhi hasrat kebutuhannya. Naudzubilahimindalik. Begitulah kiranya manusia yang alibinya “terpaksa” melakukan dosa. Dosa keci yang begitu halus hingga dosa besar yang terlihat secara kasat mata.

Belum lagi, ada manusia yang tanpa disadari terbiasa melakukan dosa, karena merasa itu bukanlah suatu dosa.  Alih – alih menyadari itu dosa, malah menikmati karena sudah terbiasa. Sebut saja, terbiasa berbohong, terbiasa menyakiti hati dan perasaan orang lain, hingga terbiasa memelihara penyakit – penyakit rohani lainnya, yang tanpa manusia sadari akan menjauhkan manusia dengan Tuhannya.

Sejatinya, manusia harus melakukan perubahan, agar tidak jatuh kembali ke dalam dosa yang mengakibatkan dirinya terus semakin jauh dari Tuhannya. Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hz. Masih Mauud as bersabda terkait dosa:

“Daya tarik dosa adalah layaknya penyakit lepra yang tidak bisa disembuhkan kecuali adanya manifestasi dari Tuhan Yang Maha Hidup, Yang Maha Mengerti, dimana tanda – tanda keagungan dan kekuasaan-Nya turun bagai hujan atas diri manusia. Manusia tidak akan terbebas dari dosa kecuali ia menyadari Wujud Tuhan dengan Kekuasaan-Nya Yang Maha Dahsyat sebagaimana seekor domba menyadari adanya harimau dua langkah didepannya.”

Sejatinya, selaras dengan sabdanya, manusia harus memanifestasikan Tuhan dalam dirinya. Tak ada pilihan lain, selain menciptakan keyakinan akan keagungan Tuhan di dalam diri manusia, agar manusia terbebas dari kertarikan fatal terhadap dosa. Ya, Manusia harus meyakini dengan sangat, bahwa Tuhan hadir di setiap kehidupannya, mengiri setiap langkahnya, dan tentunya melihat apa yang telah, sedang, bahkan akan diperbuat manusia. Dan sejatinya, Tuhan Yang Maha hidup tidak akan membiarkan pendosa melenggang bebas tanpa ada hukuman baginya. Dengan terciptanya rasa takut kepada Tuhan itulah, alih – alih melakukan atau bahkan menikmati dosa, manusia malah akan takut melakukan dosa.


Oleh: Mutia Siddiqa Muhsin

Sumber: Buku Al-Qur’an Menurut Mirza Ghulam Ahmad Hal. 3

Sumber Gambar: stockinvestor.com