Nubuatan Agung Al-Quran tentang Abad ke-14 Hijriah.

2866

(Abad ke-14 H : Abad Kemunculan Khalifah Allah Al-Masih Al-Mau’ud as.)

Tahukah rekan-rekan pembaca yang budiman betapa pentingnya abad ke-14 Hijriah dalam umat Islam? Ternyata ada banyak ayat Al-Quran yang menubuwatkan seorang Khalifah Allah yang hakiki yang pasti dan harus muncul pada abad ke-14 Hijriah. Berikut kajian ilmu tafsir beberapa ayat Al-Quran tentang nubuwatan abad ke-14 Hijriah yang sangat mengagumkan.

Allah Ta’ala berfirman pada surat Al-Syams ayat 3-4,

وَالشَّمْسِ وَ ضُحَاهَا وَ الْقَمَرِ اِذَا تَلَاهَا

Artinya: “Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. (dan) Demi bulan yang mengiringinya.”

Salah satu tafsirnya adalah Nabi Muhammad saw sebagai matahari rohani yang bersinar terang benderang. Kemudian Al-Masih beliau yang dijanjikan akan turun di akhir zaman digambarkan sebagai bulan yang “mengiringi” matahari.  (Ghulam Farid, Malik.2014.Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat Edisi Kelima. Neratja Press: Jakarta. Hal. 1278.)

Referensi lain dengan bahasan serupa adalah Tafsir Kabir surat Al-Syams ayat 3-4

Allah bersumpah demi matahari dan sinarnya di pagi hari yakni beliau saw membawa syariat bagai sinar matahari sedangkan rembulan yang mengiringinya, hal ini menunjukan bahwa bulan mengikuti matahari  dan tidak mampu bersinar tanpa memantulkan sinar dari matahari.

Itulah mengapa Al-Masih pasti tidak akan membawa syariat baru dan mesti mengikuti dan mengiringi syariat Nabi Muhammad saw. Dari ayat ini kita tarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah matahari dan Al-Masih yang beliau janjikan adalah rembulan.

Kita ketahui bahwa rembulan mencapai puncaknya yakni purnama pada malam ke-14 ditiap bulan pada kalender Hijriah. Bulan pada malam ke-14 disebut “Badar” dalam bahasa Arab dan Urdu.

Hal ini mengisyarahkan bahwa rembulan yang mampu memantulkan sinar matahari secara sempurna terjadi pada malam ke-14 artinya seorang Mujadid[1] akbar yakni Al-Masih sebagai bulan yang mampu memantulkan sinar matahari Rasulullah saw secara sempurna pasti muncul pada abad ke-14 Hijriah sebagaimana hukum alam berlaku pada bulan.

Kemudian ada pertanyaan “Ayat Al-Quran yang mana yang menyinggung abad ke-14 sebagai bukti argumentasi dan tafsir diatas?” Baiklah, coba kita perhatikan surat Ali Imran ayat 124 berikut ini,

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهُ بِبَدْرٍ وَ اَنْتُمْ اَذِلَّةٌ

Artinya: “Dan Sungguh, Allah telah menolong kamu pada “Badar” padahal kamu dalam keadaan lemah.”

Makna ayat diatas sebenarnya jauh lebih luas dari sekedar menolong pada perang Badar. Bila Badar dalam arti bulan malam ke-14 yang kita gunakan sebagai tafsir lain selain perang Badar, maka kita dapati bahwa pertolongan Allah yang agung lagi dahsyat akan turun kepada umat muslim pada abad ke-14.

Kenapa kita ambil abad ke-14 ? bukan tahun atau hari ke-14 ? Hal ini terkait janji Allah tentang pengutusan mujadid pada tiap awal abad dan sebagaimana Nabi Isa ibnu Maryam muncul 14 abad setelah kewafatan Nabi Musa as. yang menyampaikan Taurat sebagai rujukan hukum syariat masa itu.

Maka Al-Masih Muhammadi yang dijanjikan untuk umat muslim pun harus muncul pada abad ke-14 setelah kewafatan Rasulullah saw sebagai permisalan Al-Masih Musawi. Argumen abad Badar yakni abad ke-14 inilah yang juga diisyarahkan oleh Ali-Imran : 124[2].

Bila kita perhatikan janji Allah Ta’ala tentang berdirinya lembaga Khilafat dalam umat Muslim pada Al-Nur:56

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ

 “Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka Khalifah di muka bumi.”

Kita ketahui dari Kamus Al-Munjid bahwa huruf-huruf dalam bahasa Arab memiliki nilai angka tertentu. Uniknya lafadz لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ memiliki nilai angka 1305 dengan rincian sebagai berikut,  Lam : 30 , Ya : 10 , Sin : 60 , ta : 400 , Kha : 600 , Lam : 30 , Fa : 80 , Nun : 50 , Ha : 5 , Mim : 40 jadi totalnya adalah 1305.  Jelaslah bahwa 1305 adalah permulaan abad ke-14 yakni pasti seorang Khalifah Allah dan Mujadid yang akbar akan muncul pada awal abad ke-14.

Bila kita konversikan 1305 Hijriah ke dalam tahun Masehi, maka kita peroleh angka 1887-1888 Masehi[3]. Sungguh luar biasa dan agungnya rahasia Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa tahun-tahun tersebut  adalah zaman pelayanan Hazrat Mirza Ghulam Ahmadas, itulah masa ketika beliau sudah menerima wahyu-wahyu yang agung tentang Kemujaddidan, risalat/kerasulan/pengutusan, nubuwat/kenabian, nubuwatan kemajuan jema’at, putera yang dijanjikan dan lain sebagainya.

Pada tahun 1882, beliau menerima wahyu kemujadidan yakni

قُلْ اِنِّى اُمِرْتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Pada tahun 1883, beliau biasa disebut Nabi misalnya wahyuدنییا میں ایک نذیر آیا دنیا میں ایک نبی آیا  yakni telah datang seorang pemberi ingat kedunia, telah datang seorang Nabi ke dunia. Pada tahun 1883 juga beliau menerima wahyu ketika beliau disebut Rasul, wahyu ini adalah wahyu berupa ayat Al-Quran Al-Saff, 61 : 10 yakni,

هُوَ الَّذِىْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَ دِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ

Adapun beliau menerima salah satu wahyu pengutusan pada 30 Desember 1884 yang berbunyi

اِنِّى فَضَّلْتُكَ عَلَى الْعَالَمِيْنَ قُلْ اُرْسِلْتُ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا

Artinya: “Aku telah mengistimewakan kamu diatas semua orang. Katakanlah : aku diutus untuk kamu sekalian ”[1].

Pada Agustus 1888 beliau menerima wahyu

يُصَلُّوْنَ عَلَيْكَ صُلَحَاءُ الْعَرَبِ وَ اَبْدَالُ الشَّامِ وَ تُصَلِّى عَلَيْكَ الْاَرْضُ وَ السَّمَاءُ وَيَحْمَدُكَ اللهُ عَنْ عَرْشِهِ

Yang artinya: “orang-orang soleh dari Arabia dan abdal dari Syiria memohonkan do’a atasmu serta bumi dan langit memohon doa atasmu dan Allah memuji kamu dari Arasy-Nya[2].”

Pada tahun 1888 pula beliau menerima wahyu untuk mendirikan sebuah bahtera (jema’at) dan menerima bai’at orang-orang yakni:

اِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُيِنَا وَ وَحْيِنَا اَلَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللهَ يَدُ اللهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ

Yang artinya: “Apabila engkau telah bertekad, maka bertwakallah kepada Allah. Dan buatlah sebuah bahtera dibawah pengawasan Kami dan wahyu Kami. Orang-orang yang berbai’at kepada engkau sesungguhnya mereka berbai’at kepada Allah. Tangan Allah berada diatas tangan mereka.”

Sehingga diselenggarakanlah bai’at pertama pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah Hd. Soofi Ahmad Jaanra di Ludhiyana. Saat itu ada 40 orang yang bai’at dan yang bai’at pertama kali adalah Hd. Al-Haj Hakim Nuruddinra.

Awalnya memang banyak sahabat yang meminta bai’at namun Hazrat Masih Mau’ud as tidak mau menerimanya karena belum ada perintah dari Tuhan. Beliau mau menerima bai’at setelah menerima wahyu ini.

Betapa jelas dan terangnya kepada kita rahasia Ali Imran : 124 dan Al-Nur : 56 yang keduanya mendukung seorang Khalifah agung yang muncul pada abad ke-14. Inilah zaman ketika utusan Tuhan yang dijanjikan itu telah datang. Berkenaan dengan zaman ini Masih Mau’ud as. bersabda:

“Kamu harus bersujud berulang kali sebagai tanda terimakasih kepada-Nya. Ini adalah zaman yang ditunggu-tunggu oleh nenek moyangmu dan banyak pribadi yang suci yang mendambakan zaman ini.” (Kemenangan Islam, cet.II 1993 hal. 11)

Khalifah keempat, Jamaah Muslim Ahmadiyah bersabda:

تم ايک عظيم مقصد کے لئے ايک عظيم الشان وقت ميں پيدا ہو ئے ہو

“Kalian dilahirkan di masa yang agung untuk satu tujuan yang mulia.[6]

Itulah abad ke-14. Inilah zaman mulia nan agung yang dinanti-nantikan dan didambakan oleh orang-orang suci terdahulu. Renungkanlah dengan seksama seraya berdo’a , bersyukur bahwa kita terlahir di masa yang Al-Quran janjikan sebagai masa dari era kebangkitan Islam melalui Al-Masih Al-Mau’ud as. Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan taufik kepada kita untuk mengenali kebenaran sejati ini dan bergabung mengkhidmati Jamaah Ilahi akhir zaman ini.


Oleh : Ammar Ahmad

Sumber :

[1] “Sesungguhnya Allah Ta’ala senantiasa akan membangkitkan untuk umat ini, pada setiap akhir abad (awal abad baru) seorang yang akan mentajdid  agamanya”. (Sunan Abu Daud No. 4291 hadits ini dishahihkan oleh Abu Daud dan Al-Albaani)

[2] Alamatul Muqorobin, karya Mirza Ghulam Ahmad as.  Terjemahan Mln. Abdul Karim Munim hal. 17

[3] 1305 Hijriah = sekitar September 1887 – September 1888 masehi

[4] Surat, tanggal 30 Desember 1884; Al-Hakam, vol.19, no.3, 21 Januari 1915, hal.3 . Tadhkirah cet.1, tahun 2014 hal. 113

[5] Kemenangan Islam, cet.II 1993 hal. 1

[6] Khutbah Jum’at Khalifatul Masih IV rh. 3 April 1987 

Sumber Gambar : unplash.com