Pandemi tengah melanda, tak pelak menjadi ujian untuk semua
Kesulitan tengah dirasakan, begitu mencekam, dan menakutkan,
Namun,ditengah badai ujian ini ada setitik keindahan yang dapat dirasakan
Tak dapat dipungkiri, saat Ini Indonesia masih harus terus berjuang melawan pandemi ini. Virus Corona ini sejatinya benar–benar menguras tenaga Ibu Periwi hingga bangsanya. Kondisi pada tanggal 1 April 2020, orang yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 1.677, dan yang meninggal positif Covid-19 sebanyak 157 orang. Angka ini perlahan tapi pasti meningkat dari sejak pertama diumumkannya pasien pertama positif Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020. Dalam rentan waktu hampir 1 bulan, peningkatan yang signifikan ini masih belum dapat dihentikan.
Pelan tapi pasti, ujian pandemi Covid-19 ini pun benar–benar menguji perekonomian negeri kita tercinta. Masyarakat menegah ke bawah, tentu yang lebih merasakan dampaknya. Mereka yang selama ini tanpa ada ujian pandemi Covid–19 pun, harus menjalani hidup dengan susah payah, bagaimana dengan kondisi seperti ini? Di saat orang–orang yang lebih beruntung, dapat beristirahat, dan bekerja di rumah, mereka masyarakat ekonomi lemah, tentunya tidak dapat melakukan hal yang sama. Sepintas mungkin mereka ingin berteriak “Kami bukan tidak takut virus corona, namun kami lebih takut anak istri kami yang tidak bisa makan, karena kami tidak dapat bekerja,”. Sungguh menyayat hati, kebijakan pemerintah untuk melakukan Physical Distancing, dan di Rumah Saja bukan tak ingin mereka taati . Namun, mereka harus terus berjuang demi menghidupi anak–istri.
Entah sampai kapan ujian ini melanda negeri, namun setidaknya ada setitik keindahan di balik badai berat ujian ini. Tuhan mungkin ingin menyampaikan “pesan yang lain” dibalik peristiwa dahsyat ini. Bagi mereka yang lebih beruntung, yang dapat tetap di rumah saja, sehingga dapat menimbun segala pasokan untuk mencoba hidup damai meskipun ditengah ketakutan, diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berbagi kepada yang sangat–sangat membutuhkan. Yaitu kepada masyarakat yang jangankan berfikir untuk menimbun pasokan, memikirkan solusi bagaimana bisa makan untuk hari ini pun begitu sulit terpecahkan.
Sejatinya, bagi mereka yang beruntung dan dengan penuh keihlasan membantu yang lain, dapat menjadi salah satu jawaban Firman Allah Taala dalam Surah Al Baqarah ayat 246:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman suatu yang baik kepada Allah agar Dia nanti melipat gandakannya baginya berlipat ganda, dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepadanya kamu akan dikembalikan”
Merekalah yang terpilih, menjadi orang–orang yang dengan tulus bersedekah, memberi pinjaman kepada Allah Taala, melalui pertolongan yang telah mereka lakukan. Mereka benar–benar menyadari bahwa Allah SWT dengan segala Kuasa-Nya yang menyempitkan dan melapangkan rezeki. Sehingga, dalam keadaaan seperti ini sekalipun, mereka masih ingin berbagi.
Dan bagi mereka, yang sejatinya masih tetap harus berjuang di tengah kesulitan, namun nyatanya tetap masih dihadapkan dalam kesulitan, diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan kasih sayang, perhatian, dan uluran tangan dari mereka yang lebih beruntung. Setitik keindahan ini begitu indah dalam pandangan. Tak ada lagi sekat dinding pemisah antara si miskin dan si kaya. Badai ujian ini, sejatinya mempersatukan mereka, untuk berjuang bersama melawan pandemi ini. Saling berbagi, memberikan manfaat satu sama lain untuk tetap kuat menghadapi ujian berat ini.
Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad ,Thabrani, Daruqutni). Sejatinya, inilah waktu yang sangat tepat untuk mengamalkannya.
Oleh: Mutia Siddiqa Muhsin
Sumber:
1. Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 246
2. HR. Ahmad ,Thabrani, Daruqutni
3. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52018257
4. https://www.kemkes.go.id/
Sumber Gambar: huffingtonpost.in