Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menjaga keluarga terutama keturunan kita agar terhindar dari siksa api neraka. Allah Ta’ala berfirman dalam QS.Al-Tahrim, 66:6 : “Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api yang bahan bakarnya manusia dan batu.” Cara terbaik untuk menjaga diri dan keluarga kita adalah menerapkan tarbiyat/pendidikan keluarga. Ada banyak contoh dalam Al-Quran berkenaan tarbiyat keluarga. Dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan salah satu kisah tarbiyat keluarga yang paling menarik yakni ajaran Nabi Luqmanas untuk anaknya dalam Surah Luqman, 31:14-20.
Luqmanas adalah bukan orang Arab, sangat mungkin beliau adalah seorang berbangsa Ethiopia. Pendapat lain mengatakan beliau dari Mesir atau Nubia. Beberapa sumber mengenal beliau sebagai “Aesop” orang berkebangsaan Yunani. (Ghulam Farid, Malik.2014.Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat Edisi Kelima. Neratja Press: Jakarta. Hal. 1425)
Dilihat dari ajaran Tauhid dan moralnya yang indah nampak bahwa beliau seorang nabi Allah. (Ghulam Farid, Malik.2014.Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat Edisi Kelima. Neratja Press: Jakarta. Hal. 1425)
Berikut ada 9 prinsip agama yang Nabi Luqmanas ajarkan kepada anaknya:
- Tauhid Ilahi
Sebagaimana ajaran utama para nabi lainnya, ajaran utama dari Luqmanas adalah Tauhid Ilahi juga. Luqmanas bersabda: “Wahai anakku! Janganlah kamu berbuat syirik kepada Allah. Sesungguhnya syirik itu benar-benar keaniayaan yang besar”. Masih Mau’udas menyampaikan bahwa pemahaman akan Tauhid Ilahi telah sempurna didalam Islam. Beliau menyampaikan bahwa Tauhid Ilahi adalah Usul Imaniyah yakni Prinsip Keimanan. (Jangg-e-muqadas, Ruhani Khazain jld. 6 hal. 123-127 dalam bahasa Urdu)
Yakni kita memahami bahwa Zat Allah itu Esa. Tak ada yang menyaingi-Nya dalam hal sifat-sifat-Nya yang sempurna. Serta hendaknya kecintaan dan kesetiaan kita, didahulukan pada Allah Ta’ala dan tidak menjadikan sosok lain lebih kita cintai daripada Allah. Inilah kewajiban utama umat manusia yakni mengimani Allah Yang Maha Esa atau dikenal dengan Tauhid Ilahi. - Berbuat baik pada Orang tua
Allah Ta’ala berfirman: “Dan Kami telah menasehatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu-bapaknya.” Ayat ini mengisyaratkan kepada kewajiban kedua umat manusia yakni berbuat baik terhadap sesama yang dimulai terhadap orangtua sendiri. - Senantiasa Bersyukur
Tuhan mengajarkan “supaya bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu.” Jadi penting sekali mensyukuri apa-apa yang Allah Ta’ala telah berikan kepada kita. Juga penting sekali berterima kasih kepada orang tua kita yang telah susah payah merawat kita dengan darah dan keringat mereka. Cara bersyukur yang baik adalah memenuhi hak-hak Allah Ta’ala yakni beribadah dengan benar pada-Nya dan memenuhi hak-hak kedua orang tua kita yakni mengkhidmati mereka hingga akhir hayat mereka. Namun Tuhan mengingatkan bila orang tua kita menyuruh kita kepada hal-hal yang melanggar hukum Tuhan maka hendaknya kita menolaknya dengan baik dan santun. - Mengikuti jejak orang-orang yang sholeh
Allah Ta’ala berfirman: “Dan ikutilah jalan orang-orang yang tunduk kepada-Ku.” Dari ayat ini dijelaskan salah satu hal yang dapat membuat kita dekat dengan Tuhan dan memiliki kualitas rohani yang baik yakni bergaul dan mengikuti orang-orang yang tunduk kepada-Nya. Derajat orang-orang demikian dijelaskan dalam Al-Nisa, 4:70. - Mendirikan Shalat
Nabi Luqmanas kembali mengajarkan anaknya : “Dirikanlah shalat”. Amal ibadah yang utama dalam agama Allah adalah menyembah-Nya. Cara penyembahanatau dzikrullah yang paling utama adalah shalat. Shalat yang dilakukan pun hendaknya memenuhi syarat kemakbulan diantaranya: dilakukan dengan khusyu, berjama’ah, tepat waktu, semangat dan lain-lain. - Menyuruh orang lain berbuat baik dan mencegah orang lain berbuat munkar
Ajaran Nabi Luqmanas selanjutnya adalah : “suruhlah orang berbuat baik dan cegahlah dari berbuat munkar”. Sangat jelas ini berkaitan dengan hidup bermasyarakat. Kita diharapkan untuk membangun masyarakat dan lingkungan yang senantiasa beramal baik dan mencegah anggota masyarakat dari berbuat munkar. Bila standar masyarakat itu luhur dan baik dalam perilaku dan amalannya maka orang-orang pun akan merasa malu dan segan bila akan berbuat salah. - Bersabar atas musibah yang menimpa
Nabi Luqmanas bersabda kembali pada anaknya: “dan sabarlah atas musibah yang menimpamu”. Sabar bukan berarti tinggal diam saat ada musibah. Sabar menuntut kita untuk berupaya benar dalam menangani dan menghadapi musibah yang menerpa kita. Hal ini akan membangun kepribadian yang kuat, tahan banting serta mandiri dalam diri anak-anak kita. - Jangan Sombong dan Angkuh
Pada ayat 19, Nabi Luqmanas berfokus pada satu penyakit rohani yakni sikap sombong. “dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia dengan angkuh, dan janganlah berjalan dibumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak mencintai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” Sikap sombong timbul karena kita merasa lebih baik dari orang lain. Hal ini tak sesuai ajaran Al-Quran yang menyatakan bahwa setiap orang itu sama dalam pandangan Allah dan yang membedakannya adalah ketaqwaan saja. Sombong juga adalah dosa pertama didunia ini saat Iblis merasa dirinya lebih baik dari Adamas sehingga tak menta’ati Tuhan untuk ‘bersujud’ pada Adamas. - Rendah hati dan sopan
Ucapan Nabi Luqmanas yang terakhir dalam surat ini untuk anaknya adalah : “dan hendaklah bersikap biasa ketika engkau berjalan, dan rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya suara yang paling buruk adalah suara keledai”. Dari ayat ini kita pelajari betapa pentingnya bersikap rendah hati dan sopan dalam bermasyarakat. Sifat ini adalah kebalikan dari sifat buruk pada ayat sebelumya. Jadi bersikaplah biasa saja dan jangan menyombongkan diri karena kita sama dalam pandangan-Nya. Secara khusus hendaknya kita merendahkan suara kita dan jangan teriak-teriak saat tidak diperlukan. Suara yang rendah menggambarkan sikap sopan dan santun yang tinggi kualitasnya. Selain itu hal ini mengisyarahkan kepada kita agar pandai dalam menjaga lidah kita. Suara keledai dianggap paling buruk mungkin karena suaranya yang melengking keras dan berisik serta dapat mengganggu orang-orang.
Itulah poin-poin dari beberapa nasihat Nabi Luqmanas kepada anaknya. Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan taufik kepada kita dan keturunan kita agar dapat mengamalkannya. Amin
Oleh: Ammar Ahmad
Sumber:
1. Farid, Malik Ghulam.The Holy Qur’an English Translation & Commentary.Dewan Naskah JAI.2014.cet.5.Neratja Press: Bogor
Sumber Gambar: www.culinarylibertarian.com