Syirik Di Zaman Modern

4270

Beruntunglah bagi kita yang hidup di zaman modern ini. Ya ini semua dikarenakan penemuan-penemuan baru manusia dimana kita menjadi semakin dekat antara satu sama lain walaupun berbeda kota, pulau, bahkan Negara yang jaraknya hingga ribuan kilometer, mencari sebuah informasi lebih mudah dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang didapat dari hal itu. Namun dibalik itu semua ada juga keburukan-keburukan yang karenanya manusia dapat tertarik terhadap hal itu dan lambat-laun akan mengakibatkan kita jauh dari Allah Taala.

Terdapat banyak perkara-perkara buruk dan mengakibatkan hati manusia kepada kegilaaan duniawi dan berkeinginan menjadi modern, agar tidak disebut manusia yang norak atau ketinggalan zaman. Dan diantara keburukan-keburukan yang berlangsung itu ada yang tidak dirasakan manusia sehingga mereka terjebak dalam perangkapnya salah satunya diantaranya adalah syirik.

Allah Taala menjelaskan dalam Al Quran Nur-Karim bahwa “sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni jika sesuatu dipersekutukan dengannya dia akan mengampuni selain dari itu (syirik) bagi siapa yang Ia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah maka sungguh ia berbuat dosa yang sangat besar (QS An-Nisa 4:49)

Syirik atau dalam istilah kerohanian sama dengan pengkhianatan jangkauannya sampai pada perbuatan mencintai atau mempercayai suatu barang atau wujud seperti kita seyogianya mencintai atau mempercayai Tuhan. Apabila seseorang mati dalam keadaan syirik maka ia tidak akan diampuni.

Kita orang ahmadi hendaknya selalu menanamkan dalam pikiran kita bahwa kita sudah berjanji baiat kepada Iman Mahdias dan kita ketahui bahwa dalam janji baiat yang pertama kita berjanji bahwa kita akan menjauhi syirik, secara lengkapnya yaitu “orang yang berjanji dengan hati yang jujur bahwa dimasa yang akan datang hingga masuk kedalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik”. Itulah pedoman kita, janji kita kepada Allah Taala akan senantiasa menjauhi syirik bahkan sampai liang lahat.

Banyak sekali jenis-jenis syirik yang bahkan kitapun tidak sadar telah melakukannya dan lambat-laun akan menjadi kebiasaan dan akan membuat kita dimasukan ke dalam api ketika sudah meninggal. Inilah beberapa jenis syirik di zaman modern yang tak disadari kita telah melakukannya;

  1. Meminta kepada selain Allah Taala. Banyak umat muslim zaman ini yang karena ia kekurangan harta lalu ia rela meminta-minta bersujud-sujud bahkan sampai mentuhankan manusia agar ia diberi kecukupan oleh orang yang ia minta tersebut. Hal ini tidak disadari namun menjerumuskan kita kepada syirik karena yang harusnya meminta kepada Allah Taala yang maha kaya malah meminta kepada cipataanya yaitu manusia. Adapun orang yang memohon atau menyembah di depan kuburan para wali atau orang-orang suci. Bahkan sampai memberikan persembahan berupa hewan sembelihan dan wuquf dikuburan berdoa meminta-minta kepada penghuni kuburan bukannya kepada Allah Taala. Ini diakibatkan karena mereka memiliki keimanan yang lebih besar kepada wali tersebut daripada kepada Allah Taala. Sehingga mengakibatkan shalat 5 waktu terasa seperti beban saja bagi mereka. Menurut mereka mungkin ini jalan pintas yang mudah yaitu mereka datang ke kuburan memohon kepada penghuninya mempersembahkan sembelihan agar masalah-masalah mereka dipermudah. Praktek ini terus berlanjut dari generasi ke generasi lainnya, sehingga keimanan kepada tuhan akan melemah bahkan selangkah demi selangkah akan hilang.
  2. Riya atau pamer dalam beribadah. Sedikit saja ada rasa pemer dalam ibadah, itu adalah syirik. Rasulullah saw bersabda bahwasanya “syirik itu lebih lembut daripada bekas kaki semut hitam. “. Kita hendaknya memperhatikan hal ini yaitu kita beribadah hanya kepada Allah Taala bukan karena ketika banyak orang kita ingin dianggap orang shaleh karena selalu beribadah dan ketika tidak ada orang kita lalai dalam beribadah. Hindarilah hal-hal semacam itu karena inipun merupakan syirik alih-alih kita ingin mendapat ridho dan karunia Allah Taala malah kita mendapat azabnya nauzubillah.
  3. Berlebihan dalam wirid dan wazhifah. Di zaman ini ada saja orang yang ia berwirid dengan khusuknya hingga beribu-ribu kali akan tetapi meninggalkan perkara-perkara wajibnya seperti shalat 5 waktu, shalat nafal. Itu juga tidak boleh karena merupakan perbuatan syaitan yang menjerumuskan kita agar kita meninggalkan shalat sehingga membuat wirid yang kita lakukan itu menjadi syirik. Dzikir sangatlah baik dan itu merupakan hal suci tetapi jika melampui batas hingga melupakan perkara wajib maka itu akan menjerumuskan kita menuju keburukan.
  4. Pemakaian teknologi yang salah. Zaman ini merupakan zaman modern yang semuanya bisa dilakukan dengan alat-alat canggih. Di zaman ini pasti setiap orang pasti memiliki gadget bahkan sedari kecilpun mereka telah mengetahui dan memainankan hal ini. Ini merupakan hal yang baik karena kita bisa dengan lebih mudah mendapatkan informasi melalu perantara alat ini. Namun banyak orang pada zaman ini karena keasyikan memakai gadget sehingga mereka lalai dalam beribadah kepada Allah Taala. Contohnya seorang yang karena asyiknya bermain gadget hingga ia lupa waktu dan ketika tiba waktu shalat tahajud atau waktu salat 5 waktu ia pun malah tidur atau terus memainkan benda tersebut karena asyiknya. Hendaknya hindarilah hal semacam itu karena itupun merupakan syirik. Gunakanlah hal-hal itu dengan sebaik-baiknya dan jangan berlebihan karena itu akan mengantarkan kita pada keburukan juga.

Hazrat masih Mau’udas bersabda bahwasanya orang mengatakan ia sudah ibadah kepada tuhan, tetapi apakah bisa disebut ibadah hanya dengan melakukan banyak-banyak bersujud, rukuk dan berdiri? Ataukah hanya dengan bayak membaca tasbih bisa sampai kepada cahaya ilahi? Melainkan sebenarnya yang namanya ibadah itu hanyalah dimungkinkan dengan tertarik kearah kecintaan kepada tuhan sampai-sampai wujudnya mengalir dari jalan yang rendah.

Hendaknya kita para ahmadi menjauhi berbagai macam syirik entah itu yang jelas atau yang tersembunyi. Dan harus selalu berdoa kepada Allah Taala semoga kita selalu dilindungi olehnya dan menjauhi syirik yang dosanya tidak dapat diampuni. Aamiin


Penulis : Abdul Ghandi

Sumber : 1.khutbah jumat, Hz. Mirza Masroor Ahmadatba, 29 oktober 2010, dicetak oleh Gunabakti Grafika Bogor.

2.Al Quran Terjemaah Singkat cetakan ke 5, JAI,2014,dicetak oleh neratja press.

3.(QS An-Nisa 4:49)

Sumber Gambar : cahaya islam.id