Pada tahun 1961, masyarakat dunia dihebohkan dengan perginya seorang kosmonot Uni Soviet yang melakukan ekspedisi ke ruang angkasa. Yuri Alekseyevich Gagarin adalah seorang pilot dan kosmonot Soviet yang menjadi manusia pertama di luar angkasa. Pada tahun 1961, ia mengorbit Bumi dengan menggunakan kapsul ruang angkasa Vostok 1, pesawat ruang angkasa berawak pertama. Alhasil, ia menjadi selebriti internasional dan mendapat banyak penghargaan atas prestasinya tersebut, baik di dalam maupun di luar Uni Soviet. Penerbangan luar angkasanya langsung membuatnya terkenal di seluruh dunia. Ia dianugerahi Ordo Lenin dan diberi gelar Pahlawan Uni Soviet dan Pilot Kosmonot Uni Soviet. Monumen didirikan untuknya, dan jalan-jalan diganti namanya untuk menghormatinya di seluruh Uni Soviet.
Ternyata jauh sebelum itu, terdapat sebuah anggapan yang sampai kini dipercayai oleh mayoritas saudara muslim kita bahwa seorang Nabi mampu di angkat ke langit dengan jasad kasarnya. Anggapan seperti ini tentunya berlawanan dengan Ilmu Sains pada era sekarang. Bahwasanya jika manusia dengan sengaja pergi ke luar angkasa tanpa adanya teknologi merupakan sebuah kemustahilan. Al Qur’an Syarif telah mendukung pernyataan dari Ilmu Sains ini. Nabi Isa a.s diyakini oleh mayoritas muslim telah diangkat ke langit dengan jasad kasarnya dengan tujuan untuk menghindari proses penyaliban yang dilakukan oleh Yahudi. Isa Al Masih telah melakukan perjalanan ke tanah Hindustan dengan tujuan untuk mencari domba domba yang hilang. Bukti yang kuat adanya sebuah kuburan di Kashmir, India yang diyakini sebagai kuburan seorang Nabi bernama Yus Asaf yang tidak lain adalah Isa Al Masih. Allah SWT Berfirman
اِذۡ قَالَ اللّٰہُ یٰعِیۡسٰۤی اِنِّیۡ مُتَوَفِّیۡکَ وَ رَافِعُکَ اِلَیَّ وَ مُطَہِّرُکَ مِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا وَ جَاعِلُ الَّذِیۡنَ اتَّبَعُوۡکَ فَوۡقَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ ۚ ثُمَّ اِلَیَّ مَرۡجِعُکُمۡ فَاَحۡکُمُ بَیۡنَکُمۡ فِیۡمَا کُنۡتُمۡ فِیۡہِ تَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿۵۶﴾
“Ingatlah ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau [secara biasa] dan Akan meninggikan derajat engkau di sisi-Ku dan akan Mensucikan engkau dari [tuduhan] orang-orang Yang ingkar dan akan menjadikan orang-orang yang Mengikuti engkau di atas orang-orang yang ingkar Hingga Hari Kiamat.”
Mengenai ayat ini, terdapat sebuah Riwayat yang berasal Dari Ibnu Abbasr.a., dikatakan Artinya: “Tentang firman Allah “Inni mutawaffika” berkata Ibnu Abbasr.a. “Inni mumiituka – sungguh Aku akan mematikan engkau.” (Ad-Durru al-Mantsur fi Tafsiril Ma’tsur, Jalaluddin Assuyuthi, Darul Fikr, 1983, jilid II, Hal. 224.) Di sini jelas bahwa Ibnu Abbasr.a. mengartikan kata “mutawaffika” (.مُتَوَفِّيك( sebagai “mumiituka( نميتك ( yakni, “akan mewafatkan engkau.” (Abū Ja‘far Muḥammad bin Jarīr Aṭ-Ṭabarī, Jāmi‘ al-Bayān ‘An Ta’wīli Āy al-Qur’ān Jilid. 6, Kairo:Hijr, 2001 M/1421 H, h. 450.) Kemudian tentang kata rafa’a (.) “mengangkat”, Atau kata raafi’uka (………………) “mengangkat engkau” terdapat Keterangan tentang makna kata tersebut sebagai berikut Artinya:“Apabila seorang ‘abdi/hamba merendahkan hatinya,Maka Allah meninggikan derajatnya hingga langit Yang ke tujuh.” (Kanzul Ummal, Alauddin Al-Hindi,Muassasatur Risalah, Beirut 1989, Jilid III hal.110,Hadist no. 5820. Hadist ini diriwayatkan oleh Al-Kharathi dalam Makaarimul Akhlaq-nya.)
Kemudian dalam ayat lain Allah SWT berfirman
قَالَ فِیۡہَا تَحۡیَوۡنَ وَ فِیۡہَا تَمُوۡتُوۡنَ وَ مِنۡہَا تُخۡرَجُوۡنَ ﴿٪۲۶
“Dia berfirman””Di situlah kamu akan hidup dan di situlah kamu akan mati, dan darinya kamu akan dikeluarkan.”
Menurut sunnah dan hukum Allah Ta’ala yang tertera di Dalam ayat ini, manusia hidup di bumi dan mati di bumi ini juga. Manusia tidak dapat hidup di luar bumi ini tanpa udara dari bumi. Maka dengan demikian, menurut ayat ini terbukti bahwa Nabi Isa telah wafat.
Tentu saja, akan sulit jika menerapkan penafsiran literal untuk semua mukjizat yang disebutkan Injil. Bahkan tafsir otoritatif Harper’s Bible Commentary lebih jauh telah menganjurkan untuk mengabaikan tentang mukjizat berikut yang berhubungan dengan kebangkitan.
“Dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.” (Matius 27 : 52-53)
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan makna ayat-ayat ini dalam buku monumental beliau, Yesus di India. Beliau menjelaskan bahwa Injil sebenarnya menceritakan rincian penglihatan rohani. Dan dalam bahasa penglihatan rohani (kasyaf), jika ada yang melihat “bahwa orang mati telah keluar dari kuburan dan menuju rumah mereka, penafsirannya adalah bahwa seorang tahanan akan dilepaskan dari perbudakannya, dan dia akan diselamatkan dari tangan penganiayanya.”
Kebetulan, penafsiran ini juga dikuatkan oleh buku Gustavus Miller, 10,000 Dreams Interpreted. Ironisnya, sementara para ilmuwan Kristen menganjurkan agar tidak memberikan pandangan apapun terhadap ayat-ayat tertentu Injil, seorang Muslim, yang mengaku sebagai Almasih yang Dijanjikan, datang membela Injil dengan menggambarkan beberapa keindahan metafora yang terkandung di dalamnya.
Setelah penyaliban, Nabi Isa (as) berada dalam perawatan para pengikut setia yang membawanya ke sebuah makam yang luas.
Jika seorang selamat dari hukuman mati, kita akan berpikir bahwa orang seperti itu pasti memiliki bukti luka yang jelas di tubuhnya. Kita akan menduga ia diam dan menjauh dari tempat penyalibannya, karena bisa saja orang tersebut ketahuan oleh para tentara dan ditangkap kembali. Ketakutan akan ditunjukkan oleh para pengikutnya karena khawatir kepada tuan mereka.
Kesaksian Injil dengan tepat mengarah pada kesimpulan ini.
Nabi Isa (as) menunjukkan luka-lukanya kepada Thomas (Yohanes 20: 25-7), hal ini menunjukkan bahwa beliau tidak memiliki tubuh supranatural yang dapat hidup kembali, namun tubuh manusia yang penuh luka.
Nabi Isa (as) buru-buru pergi jauh dari area tersebut dan memilih untuk hanya bertemu dengan pengikut terdekatnya;
“Berilah tahu saudara-saudaraku untuk pergi ke Galilea, dan mereka akan melihat aku di sana” (Matius 28:10).
Para pengikut Nabi Isa (as) merasa ketakutan sampai-sampai mereka memutuskan untuk tidak memberitahu siapa pun tentang kemunculan Nabi Isa (as) dari makam (Markus 16: 8).
Tidak sekali pun Nabi Isa (as) tampil di hadapan para penganiaya atau berjalan melalui pusat kota Yerusalem meminta orang-orang untuk menerimanya sebagai Almasih yang telah bangkit yang telah menebus dosa-dosa mereka.
Faktanya Nabi Isa (as) hanyalah manusia dalam tubuh duniawi dengan daging dan tulangnya (Lukas 24:39) yang menderita rasa lapar (Lukas 24:41) dan bersembunyi dari perhatian banyak orang. Untuk meyakinkan murid-muridnya bahwa dia memiliki tubuh terluka yang sama, Nabi Isa (as) menunjukkan bahwa dia tidak pernah mati saat Tuhan menyelamatkan dia dari cobaan tersebut seperti Yunus keluar hidup-hidup dari perut ikan. (lihat “Tanda Yunus”)
Dengan demikian, keyakinan mengenai masih hidup nya Nabi Isa di langit telah menjadi kesalahan yang harus di luruskan karena, baik Al-Qur’an maupun Ilmu sains telah bertolak belakang dengan adanya manusia diangkat ke langit tanpa teknologi canggih seperti saat ini
Oleh : Danil Firman Firdaus
Referensi
1.”Yuri Gagarin: Facts about the first human in space | Space” https://www.space.com/16159-first-man-in-space.html
2. Buku Al Masih di Hindustan
3. Buku Tiga Masalah Penting
4. Artikel Fakta Nabi Isa https://ahmadiyah.id/fakta-fakta-nabi-isa-as.html
5. Artikel Nabi Isa selamat dari Penyaliban https://ahmadiyah.id/nabi-isa-selamat-dari-penyaliban.html#penyangkalan-nabi-isa