Belajar dari Prancis: Shalawat atasmu Rasulullah Saw

1767

Tak dapat dipungkiri, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan kontroversi kartun Nabi Muhammad Saw menimbulkan polemik di seantero negeri. Sejak awal Oktober 2020, Presiden Prancis menyampaikan pernyataan tentang ancaman kelompok radikal Muslim yang ingin mengubah nilai-nilai liberalisme dan sekulerisme di Prancis. Tak lama berselang, karena dipicu pembahasan kartun nabi di kelas oleh seorang guru Sejarah, Samuel Paty. Tak pelak membuat guru tersebut tewas mengenaskan pada tanggal 16 Oktober 2020 oleh seorang pemuda pendatang dari Chechnya., Abdoullakh Abouyezidovitch.

Selanjutnya, penyerangan demi penyerengan pun kian terjadi. Dari  Penyerangan warga di sekitar Gereja Notre Dame Basilica, Nice pada 29 Oktober 2020 yang menewaskan 3 orang. Hingga penyerangan kepada seorang pendeta Orthodoks di Lyon pada tanggal 31 Oktober 2020, yang menyebabkan sang pendeta kritis.

Pernyataan Presiden Marcon pun dinilai beberapa pemimpin Negara semakin membuat ricuh suasana, karena menyudutkan Islam. Ketegangan semakin memanas,  antara Prancis dan sejumlah negara Muslim, sehingga, berujung pada pemboikotan produk Prancis oleh beberapa Negara.

Presiden Marcon akhirnya mengklarifikasi pernyataan – penyataan yang kontroversialnya, dalam wawancara eksklusif dengan Aljazirah, pada tanggal 31 Oktober 2020. Menurutnya, pernyatan – pernyataannya telah disalahpahami. Karena perannya bukanlah mendukung konten kartun, yang dipandang sebagai penghujatan oleh umat Islam, tetapi untuk membela hak atas kebebasan berekspresi. Presiden Macron kemudian mengaku memahami perasaan terkejut umat Islam atas penerbitan kartun Nabi Muhammad Saw dengan memberikan pernyataan “Saya mengerti dengan sentimen yang ada dan saya menghormatinya”

Para pemimipin organisasi Muslim Prancis pun menunjukan solidaritasnya dengan menyatakan, aksi boikot sebagai tindakan yang tidak bisa dibenarkan dan menuduh pihak yang memimpin boikot “menggunakan Islam untuk kepentingan politik“. 3 pemimpin Masjid besar dan 3 asosiai Muslim di Prancis menyatakan, “Ada masanya ketika kami harus menunjukkan solidaritas dengan negara kami yang mana mengalami serangan yang tak bisa dibenarkan dalam beberapa pekan terakhir.

            Lalu, pelajaran apa yang dapat diambil dari ketegangan, kemarahan, hingga pertumpahan darah yang terjadi di Prancis akhir – akhir ini? Sebagai umat Muslim yang benar – benar mencintai Rasulullah Saw, sikap apakah yang dapat diambil?

Pada tanggal, 29 Oktober 2020, Pemimpin dunia  Jamaah Muslim Ahmadiyah Hz. Mirza Masroor Ahmad Aba, mengecam segala bentuk terorisme dan ekstrimisme serta menyerukan upaya dialog dan saling menghormati antara semua orang dan setiap negara. simpati yang sedalam-dalamnya beliau aba sampaikan kepada orang-orang tercinta dari para korban, dan kepada bangsa Perancis.

Beliau aba menyatakan, “Pembunuhan dan pemenggalan Samuel Paty serta serangan di Kota Nice hari ini harus benar-benar dikecam. Serangan yang menyedihkan ini sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Agama kami tidak mengizinkan terorisme atau ekstrimisme dalam kondisi apapun, dan siapapun yang bertindak sebaliknya maka ia bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan teladan Rasulullah Saw”.

Ya, nyatanya, segala bentuk kekerasan atau pertumpahan darah atas nama agama tidak dapat dibenarkan. Baik dalam Al Qur’an maupun teladan Rasulullah Saw, tidak ada sebaris kalimat pun yang mengizinkan segala bentuk terorisme. Terkait orang – orang yang secara sengaja menyerang sosok agung yang paling kita cintai melebihi yang lain, yaitu Rasulullah saw, dengan diterbitkannya kartun yang menghina Nabi Muhammmad Saw, Hz. Mirza Masroor Ahmad Aba menyatakan, mereka akan langsung berurusan dengan Allah Ta’ala, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Beliau Aba pun menasehatkan kepada pengikutnya, pecinta sejati Rasulullah Saw dengan harus memperbanyak membaca Durood (shalawat) kepada Nabi Muhammad Saw, bahkan lebih semangat dari sebelumnya. Karena Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hz. Mirza Ghulam Ahmad as mengajarkan bahwa kita tidak boleh menanggapi kekerasan atau kekejaman dengan cara yang sama.

Haazrat Mirza Masroor Ahmad Aba pun menasehatkan, “Selain itu, secara individu kita harus memperhatikan standar tinggi akhlak kita, sehingga mereka yang menghina itu terbungkam secara alami, karena mereka menyaksikan bahwa ejekan mereka dibalas secara damai dengan menampilkan ajaran Islam yang benar di setiap kesempatan. Mereka akan melihat bahwa Muslim Ahmadi adalah orang-orang yang menyebarkan kedamaian, cinta dan toleransi dalam masyarakat. Mereka akan menyadari bahwa ketika mereka berbicara dengan penuh kebencian kepada kita, maka kebalikannya, kita menanggapinya dengan cinta dan kebaikan. Sungguh, ini merupakan sikap yang telah diajarkan oleh Al-Quran.”

Sang Nabi Saw pun, begitu banyak memberikan suri tauladan terkait kesabarannya menghadapi orang – orang yang menghinanya. Teringat satu kisah yang begitu membekas, ketika ada seorang nenek tua yahudi yang buta, yang begitu membenci Nabi Saw dan menghinanya setiap hari. Rasulullah Saw bukan membalasnya atau mungkin menghardiknya, Beliau Saw malah datang setiap pagi untuk menyuapi sang nenek dengan penuh kasih sayang. Nenek tua itu terus mengumpat dan menghina Rasulullah Saw, yang sebetulnya dia tidak tahu, bahwa sang Nabi dengan penuh kasih sayang tetap ada dihadapannya untuk  menyuapinya.

Begitu indah jika semua yang dilakukan bersandar pada Al Qur’an maupun hadits teladan Sang Uswatun Hasanah, Rasulullah Saw. Layaknya api yang coba diredam oleh api, tentunya tak akan membuatnya padam, malah akan semakin membesar ke seantero negeri. Api hanya dapat dipadamkan oleh air, air yang mendinginkan layaknya kedamaian yang penuh cinta dan kasih. Ejekan, umpatan, dan fitnah keji sejatinya begitu menyayat hati. Namun, yakinlah atas kuasa-Nya, Allah Taala tidak akan pernah tinggal diam kepada mereka yang mencoba menghina utusan-Nya sendiri.

Lalu kita, sebagai pecinta sejati Rasulullah Saw, cukuplah dengan melakukan perbaikan rohani dan perbaikan diri. Tunjukan kepada mereka yang membenci, bahwa kita ada dalam kedamaian mencari Ridha Allah Taala. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, disertai dengan segala kerendahan hati bersujud dalam Shalat kepada Sang Ilahi, agar Allah Taala memberikan petunjuk bagi para penentang Islam agar berhenti menghina sosok yang kita cintai. Teringat pada firman-Nya, Hasbunallah wanikmal wakiil, “Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik – baik pelindung” (Ali Imran:174)


Oleh: Mutia Siddiqa Muhsin

Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201026183351-134-562956/kronologi-ucapan-presiden-prancis-soal-islam-yang-tuai-kritik

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-54766954

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201103032259-134-565137/para-pemimpin-muslim-prancis-kutuk-aksi-boikot-produk

https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/19/03/14/pobezg458-kisah-pengemis-yahudi-buta-yang-masuk-islam

Sumber Gambar: https://www.trtworld.com/magazine/french-politics-feeds-off-muslim-bashing-and-islamophobia-33351