Fenomena hijrah di kalangan public figure begitu memikat anak muda
yang mungkin juga sedang haus akan ilmu Agama. Belum lagi pasangan artis
yang kerap memperlihatkan kemantapan hijrahnya, dengan disertai
keharmonisannya dalam berumah tangga. Begitu menjadi role model, hingga tak pelak, couple goals disematkan pada mereka. Tutur kata hingga penampilan yang begitu syar’i membuat anak muda terpana untuk mengikuti hijrahnya public figure yang mereka idamidamkan.
Tak ketinggalan, sebuah event yang mulai ramah di telinga yaitu hijrah fest. Berupa kegiatan yang digelar untuk mengkaji ilmu Agama dengan menghadirkan public figure yang telah berhijrah, serta ustaz ustaz ternama. Pada event yang baru pertama kali digelar di bulan November 2018 itu, begitu sukses dengan menghadirkan hingga 12 ribu peserta. Peserta pun rela merogoh kocek untuk membayar tiket setiap harinya, demi mengikuti kegiatan yang penuh dengan acara kerohanian yang berlangsung selama 3 hari tersebut. Di tahun – tahun selanjutnya, hijrah fest masih begitu diminati. Tak ayal, fenomena hijrah begitu terasa dan sangat ramah di telinga.
Namun, sejatinya konsep hijrah telah lama ada, tak sekedar fenomena baru yang dibalut dengan euforia. Terlebih hijrah, yang mungkin ada karena terpana akan sosok seorang manusia. Tentunya, bukanlah hijrah yang diinginkan oleh Allah Taala. Sebagaimana hijrah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, Hijrah secara bahasa diartikan pindah. Dapat dikatakan pindah untuk melakukan perubahan di dalam diri. Pecinta Rasulullah Saw pun, sang Pendiri Jemaat Ahmadiyah, sejak lama mengingatkan pengikutnya terkait perubahan diri.
Hz. Mirza Ghulam Ahmad as menasehatkan kepada para pengikutnya:
“Hendaknya para Ahmadi yang telah menyatakan baiat (berjanji setia) untuk mengadakan perubahan di dalam hidupnya hendaknya senantiasa berkalikali memperhatikan segala perintah Allah Ta’ala. Tidak hanya akan menciptakan perubahan di dalam diri mereka namun juga akan
memungkinkan mereka untuk menunjukkan akhlak sejati kepada dunia. Perhatian khusus hendaknya diberikan kepada hal ini dan hendaknya perintah Ilahi ini senantiasa diperhatikan dan diamalkan.”
Begitulah hijrah, tak sekedar janji untuk berupaya mengubah diri menjadi lebih baik. Namun, bagaimana manusia seharusnya kembali memperhatikan segala perintah ilahi, dan berupaya mengamalkannya dari dalam hati. Akhlak sejati pun dituntut dalam perubahan diri, sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari – hari. Allah Sang Pemilik langit dan bumi pun, tak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang berjuang melakukan perubahan diri demi mencapai Ridha Ilahi. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al – Ankabut ayat 70:
“Dan orang – orang yang berjuang untuk berjumpa dengan Kami, pasti Kami akan memberi petunjuk kepada mereka pada jalan – jalan kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang berbuat kebajikan.”
Allah Taala sendiri yang akan menunjukan jalan-Nya bagi manusia yang menapaki jalan hijrahnya. Dan hijrah yang tak sekedar mencoba lebih baik namun berupaya berbuat baik pada yang lain, tentunya adalah bentuk pengamalan hijrah yang sebenarnya. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
“Sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaaat bagi yang lain” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).
Begitulah kiranya, bagaimana manusia berupaya menjadi lebih baik dan berbuat baik kepada yang lain, semata demi mencapai Keridhaan Ilahi. Dan, akan menjadi realita yang tak terbantahkan, bahwa hijrah sejati menuntut hambaNya tetap dalam jalur istiqamah. Tak lekang meski banyak caci hingga uji yang menerpa, mereka tetap menapaki jalan hijrahnya, demi
menemukan Sang Penciptanya.
Oleh : Mutia Siddiqa Muhsin
Sumber :
- https://hijrahfest.com/
- https://jateng.idntimes.com/hype/entertainment/nadia-umara-1/pasangan-artis-1-regional-jateng/10
- https://republika.co.id/berita/inpicture/nasional-inpicture/18/11/12/pi1duh283-sukses-digelar-hijrah-fest-dihadiri-ribuan-pengunjung-7
- https://ahmadiyah.id/khotbah/perubahan-diri-dan-membantu-yang-lain-dalam-menciptakan-perubahan-diri#_ftnref22