Maraknya isu mengeni kesetaraan gender sepertinya tidak akan pernai usai. Pada tahun 2019 silam, ada sebagian kaum konservatif yang mengatasnamakan “Indonesia Tanpa Feminis” menyuarakan bahwa nilai-nilai feminis adalah nilai yang Diimpor dari negara barat dan tidak sesuai dengan norma-norma agama. Mereka beranggapan bahwa “tubuhku bukan milikku, tetapi milik Allah SWT”. Atas dasar tersebut mereka meng-trigger untuk mengkampanyekan uninstall feminism. Padahal jika kita telisik lebih dalam makna sebuah slogan yang menggugah hati tersebut menandakan tubuh kita sebagai manusia benar milik Allah AWT., bukan hanya tubuh perempuan. Karena pada dasarnya tubuh kita adalah pemberian dariNya dan hanya kepadaNya kita harus mempertanggungjawaban. Lalu, bagaimana pandangan Islam Ahmadiyah menyikapi kesetaraan gender ini?
Dikutip dari buku Muhammad SAW, the liberator of woman tertuang bahwa sebelum kedatangan Nabi Suci, damai dan berkah Allah atasnya, wanita di semua negara terikat untuk perbudakan dan perbudakan. Pasca kedatangan Nabi Suci, selama 1300 dunia secara membabi buta menertawakan sila yang telah diajarkan oleh Nabi saw untuk kemajuan umat manusia. Pada akhirnya sejak tahun 1912 dimulai dari negara Selandia Baru mengubah undang-undang berdasarkan prinsip Rasulullah SAW. yang isinya berupa laki-laki dan perempuan memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab yang sama. Hal tersebut kemudian diikuti oleh beberapa negara lainnya seperti Portugal, Norwaygia, Italia dan banyak lainnnya.
Khalifah Muslim Ahmadiyah Mirza Masroor Ahmad mengatakan dalam pidato berkenaan dengan hak dan tanggung jawab pria dan wanita “faktanya agama Islam-lah yang mengajarkan hak-hak setiap orang secara menyeluruh diantaranya memperbolehkan setiap orang bebas berpendapat dan berkekspresi”. Prinsip dalam agama islam mempertegas tidak memperbolehkan orang mendominasi untuk kepentingan diri sendiri. Khalifah Muslim Ahmadiyah juga mengatakan ajaran Islam adalah ajaran yang komprehensif diantaranya mengajarkan kaum perempuan memperjuangkan hak-haknya, mengajarkan kaum laki-laki untuk menghormati perempuan. Allah SWT. Berfirman dalam (Q.S. Al-Baqarah)
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِيْ عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوْفِۖ
Artinya: Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut.
Laki-laki dan perempuan diciptakan dari satu makhluk yang artinya mereka diciptakan dalam satu wujud meskipun memiliki jenis kelamin yang berbeda. Khalifah Ahmadiyah mempertegas “jika kaum laki-laki memiliki mental serta keterampilan, kaum perempuan juga dapat memilikinya, jika seorang laki-laki ingin dicintai, begitu pula dengan perempuan yang ingin dicintai. Sebagaimana perempuan memiliki hak atas laki-laki, begitu pula laki-laki yang berhak atas perempuan”. Dalam hal ini Islam mengutuk keras terhadap suami yang mengganggap kaum perempuan (istri) seperti sepatu, yang bisa mereka pakai dan injak semaunya. Islam mengajarkan bahwa suami harus bertindak sedemikian rupa untuk menyenangkan istrinya, bak seorang teman dekat yang saling memahami. Karena istri akan menjadi saksi pertama atas yang dikerjakan suaminya.
Kaitannya dengan pendidikan, Islam menuturkan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Rasulullah SAW. Bersabda:
طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.
Islam tidak memilah siapa saja yang wajib menuntut ilmu, kaum perempuan dan kaum laki-laki berhak dan wajib menuntut ilmu untuk kepentingan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, enyahkanlah anggapan perempuan tidak harus mengenyam pendidikan yang tinggi, melainkan perempuan harus didorong untuk meraih pendidikan yang tinggi. Selanjutnya jika seorang perempuan (istri) memiliki perkerjaan / pendapatan, suami tidak memiliki hak atas pendapatan tersebut kecuali sang istri secara sukarela memberikannya kepada suami. Karena kewajiban untuk memenuhi keperluan keluarga adalah kewajiban sang suami. Tetapi pada saat yang sama, mereka harus menyadari tanggung jawab mereka dalam merawat generasi mendatang. Inilah sebabnya mengapa Islam mengajarkan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu. Keistimewaan ini telah diberikan kepada perempuan, bukan laki-laki. Oleh karena itu, perempuan sebenarnya bisa jauh mengungguli pria jika mereka menginginkannya.
Oleh : Fivo Nugraha
Sumber :
- https://www.alislam.org/book/muhammad-liberator-women/
- https://www.tempo.co/abc/4195/gerakan-anti-feminis-menguat-di-indonesia
- Kompilasi Pidato Jalsah UK , Hadiqatul Mahdi (UK), 6-8 Agustus 2021.
Sumber Gambar : shutterstock.com