Saya jadi ingat waktu di kampus dulu, ketika organisasi mahasiswa pendukung Israel dan persatuan mahasiswa pendukung Palestina sedang melakukan aksi demo, sampai ada polisi dengan helikopternya. University of California Berkeley menjadi salah satu universitas yang paling disenangi oleh para pendukung Israel dan pembela Palestina. Di gerbangnya sampai ada banyak ukiran Bintang Daud, lambang negara Israel. Saya jadi bertanya-tanya, apa UC Berkeley ini dibiayai oleh Zionist sampai harus memasang banyak Star David di gerbangnya? Atau apakah Star David itu hanya ‘pemanis’ gerbang kampus saja? Ada seorang dosen Palestina yang dituding membuat mata kuliah mengenai bagaimana caranya menghancurkan Israel. Saya juga pernah mendengar seorang siswa berkata, “even at UC Berkeley, the professors try to avoid talking about Palestine and Israel. It gets too political.” Ya begitulah, Palestina dan Israel memang terlalu dan selalu rumit untuk dibahas.
Oleh karena itu saya mencoba mencari sesuatu mengenai Palestina yang tidak berhubungan dengan roket, bom, kematian dan kesedihan. Bukannya saya tidak mau peduli berita, tapi memang jujur, hati saya terlalu sakit ketika mendengar, melihat dan membayangkan kata Palestina . Oleh karena itu saya senang dapat menemukan obat penenang dari Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 106 mengenai kabar suka bahwa Palestina akan kembali lagi kepada umat Muslim.2 Bagaimana janji Ilahi itu akan terpenuhi, hanya Allah yang tau.
Dan saya terus mencari the forgotten stories about my beloved Palestinian. Stories not just about bomb, death, and suffering but stories of happiness. Saya yakin mereka juga memiliki cerita indah yang tidak selalu suram. But those happy stories, unfortunately, don’t always get published to major headlines. Kisah yang akan sangat jarang kita dengar atau kita saksikan di berita di TV atau di Twitter trending topic atau di Instagram feed. Mungkin para penguasa media mainstream juga ingin melakukan silent war sehingga kisah bahagia mengenai warga Palestina dikubur dalam-dalam. Atau mungkin hati mereka terlalu dingin sehingga cerita yang selalu ditampilan pasti identik dengan bomb, kematian, penderitaan dan bangunan runtuh. Hati yang terlalu dingin sehingga lupa menceritakan kisah bahagia warga Palestina atau kisah salah satu Rabbi Yahudi yang juga mengecam penjajahan dan perebutan tanah Palestina oleh Zionis 1 (gerakan politik pendukung berdirinya Israel, negara bagi kaum Yahudi).
Karena saya senang memasak, saya mengetik di Google: Palestinian and Israeli cooking together. Mungkin agak aneh. Tapi setidaknya, hasil pencarian ini tidak ada unsur kematian dan penderitaan yang menyayat luka di hati saya semakin dalam. Ternyata ada banyak artikel yang menarik yang memberikan sudut pandang berbeda. Berikut adalah artikel dan video favorit saya:
- “Chef Dari Israel dan Palestina Merancang Resep Untuk Pedamaian.” Link: https://www.israel21c.org/israeli-and-palestinian-chefs-devise-a-recipe-for-peace-video/
- “Palestinian and Jewish Recipes for Peace.” http://traubman.igc.org/recipes.pdf. Salah satu bagian dari buku ini sangat menyejukan hati saya yang sedang terluka dalam :
“For the garden of your daily living plant four rows of squash
“Squash stereotypes”
“Squash indifference”
“Squash blame”
“Squash violence”
- Living with a Palestinian Family in the West Bank! (What the news won’t show you!!) video oleh food vlogger Living Bobby. https://www.youtube.com/watch?v=UG_7sHN2e00
- Video oleh Al-Jazeera yang berjudul: “Palestinian Food Recipes That Serves Up Resistance.” https://www.youtube.com/watch?v=bjjcSBn5qF4
Semoga pembaca juga akan senang membaca tulisan-tulisan dan menonton video mengenai Palestina dan Israel yang tidak berhubungan dengan bomb, kematian, permusuhan, perang, kesedihan dan penderitaan. Semoga isu Palestina dan Israel tidak sampai menyebabkan perang dunia. Tetapi jika Allah berkehandak lain, semoga apa pun yang terjadi dapat menyadarkan umat manusia dan mengetuk hati mereka agar menerima seruan Sang Imam Mahdi dan Sang Juru Selamat—Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) yang selalu mengajak umat manusia untuk menyadari tujuan hakiki penciptaan manusia yaitu untuk senatiasa beribadah kepada Allah, mengasihi, mencintai dan berempati kepada setiap makhluk ciptaan-Nya. Semoga lebih banyak orang Muslim yang mengetahui kabar suka bahwa Palestina akan kembali lagi kepada umat Islam sesuai janji Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 106, “My righteous servants shall inherit the land [Palestine].” Amin ya rabbal alamin.
Penulis: Khalida Jamilah
Sumber:
1. Rebel Rabbis: Anti-Zionist Jew Against Israel
2. https://www.alislam.org/quran/view/?page=948®ion=E3. Hal. 947-948