“Naiklah kalian ke atas Bahtera Nuh ini. Dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Pada hari ini, tidak ada yang dapat diselamatkan dari Taqdir Allah, kecuali oleh-Nya. Hanya Dia sajalah Yang dapat menurunkan rahmat.” Mirza Ghulam Ahmad
Nabi Nuh (as) adalah salah satu Nabi yang diceritakan di Al Quran. Berdasarkan referensi dari Al Quran, Nabi Nuh (as) berdoa untuk meminta keputusan yang jelas untuk kaum yang menentang beliau. Akhirnya Allah menjawab doa beliau dengan menyuruh untuk membuat sebuah bahtera, karena para kaum kafir akan ditenggelamkan oleh Allah, dan bahtera itu menjadi sebuah alat perlindungan dari Allah Ta’ala yang menjamin bahwa pengikut Nabi Nuh (as) tidak akan tenggelam.
Begitulah sepenggal kisah Nabi Nuh (as) dan mukjizatnya. Mirza Ghulam Ahmad, (Hadhrat Ahmad), pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, merupakan seorang yang dipercaya sebagai seorang Nabi, Imam Mahdi dan Almasih yang Dijanjikan oleh pengikut Ahmadiyah. Menariknya, Hadhrat Ahmad mengaku bahwa dirinya memiliki mukjizat berupa bahtera layaknya Nabi Nuh (as). Nabi Nuh (as) melindungi kaumnya dari banjir bandang, sedangkan Hadhrat Ahmad melindungi wabah pes yang sempat menjangkiti wilayah India.
Taktala permusuhan yang diterima Hadhrat Ahmad memuncak, Tuhan mewahyukan Hadhrat Ahmad bahwa Dia akan menurunkan satu tanda berupa penyakit wabah Pes di India. Wabah ini terjadi di tahun 1896 hingga 1914 di India. Di tahun 1898, Hadhrat Ahmad mendapatkan wahyu dari Tuhan:
“Engkau bersama orang-orang yang tinggal di dalam tembok rumahmu; mereka yang dengan tanpa syarat telah mengikuti engkau dan taat serta patuh kepada engkau, dan mereka yang karena ketakwaannya yang sempurna telah menjadi pengikut engkau yang setulus-tulusnya, akan diselamatkan dari wabah Pes. Ini akan menjadi sebuah Tanda Ilahi di akhir zaman ini, sehingga Dia dapat memperbedakan antara satu kaum dengan kaum yang lainnya. Akan tetapi mereka yang tidak mematuhi engkau secara sempurna, maka mereka itu bukanlah dari pengikut engkau. Tidak usah dihiraukan mereka itu.”(Bahtera Nuh, 3)
Disini, Hadhrat Ahmad menyatakan bahwa siapapun pengikut beliau yang memiliki ketakwaaan dan beriman kepada beliau dengan sempurna, niscaya dia tidak akan terkena wabah, dan mereka tidak perlu disuntik vaksinasi. Hadhrat Ahmad sendiri tidak menerima vaksinasi dari pemerintah. Beliau bersabda:
“Pada tempat ini baiklah diingat bahwa berobat untuk melawan penyakit Pes atau penyakit lainnya bukanlah suatu dosa. Bahkan mengenai hal itu tercantum dalam sebuah Hadits bahwa tiada sesuatu penyakit pun yang bagi penyakit itu Allah Ta’ala tidak menciptakan obatnya. Namun demikian aku menganggap berdosa jika aku meragukan Tanda dari Allah Ta’ala dengan mengandalkan suntikan, karena itu adalah sebuah Tanda yang, demi kita, Dia ingin tampakkan dengan seterang-terangnya kepada dunia. Aku tidak ingin merendahkan kehormatan Tanda-Nya yang benar dan janjiNya yang benar, dengan mengambil faedah dari suntikan. Jika aku berbuat demikian, niscaya aku patut untuk dituntut karena dosa itu, sebab aku tidak mempercayai janji Tuhan yang telah diberikan kepadaku”. (Bahtera Nuh, 6)
Janji dari wahyu yang diterima Hadhrat Ahmad sepertinya memang terbukti. Taktala wabah sedang berkecamuknya, seorang ipar Hadhrat Ahmad bernama Mir Muhammad Ishaq menderita penyakit yang menunjukan gejala penyakit pes. Tetapi, Hadhrat Ahmad mendoakan dirinya dan dalam waktu singkat Ishaq mengalami kesembuhan. Di sekitar rumah Hadhrat Ahmad terdapat rumah-rumah yang bukan anggota Ahmadiyah, dan mereka semua terkena wabah pes, kecuali Hadhrat Ahmad.
Kemudian Mirza Muhammad Ali, salah seorang pengikut Hadhrat Ahmad juga tiba-tiba menderita sakit demam keras yang menunjukan gejala penyakit pes. Disaat Hadhrat Ahmad mengunjungi Ali, beliau bersabda “Jika Tuan terjangkit pes, berarti saya adalah pendusta dan wahyu saya salah”. Setelah mengatakan itu, Hadhrat Ahmad memegang urat nadinya dan melihat penampaka kekuasaan Ilahi yang menakjubkan, bersamaan dengan pegangan tangan Hadhrat Ahmad, tubuhnya menjadi dingin dan tak nampak bekas-bekas demam sedikit pun (Haqiqatul Wahi, 317).
Pembaca bisa saja berkilah bahwa wabah pes di India ini sudah muncul sejak tahun 1896, tapi wahyu Hadhrat Ahmad baru datang saat 1898. Jadi pernyataan Hadhrat Ahmad tersebut bisa saja bukan wahyu, karena wabah memang sudah ada. Karena itu yang menjadi mukjizat dari Hadhrat Ahmad ini adalah bukan wahyu yang diterimanya, melainkan Hadhrat Ahmad bisa menjamin bahwa dirinya dan pengikutnya yang taat sempurna tidak akan terkena wabah pes tanpa vaksinasi. Layaknya Nabi Nuh (as) yang menjamin bahwa pengikutnya tidak akan terkena bencana banjir.
Penulis : Saleh A. Nahdi, Murid Ahmadi
Referensi : Mu’jizat Pendiri Ahmadiyah, Saleh A. Nahdi