Khalifah kedua Ahmadiyah Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra (Hazrat Mahmud) menafsirkan surat Al-Anbiya (21) ayat 106 bahwa di akhir zaman nanti, Palestina akan kembali lagi di bawah naungan Islam dan umat Muslim. Ini adalah takdir Allah yang tidak bisa diubah oleh siapa pun. Bahkan senjata super power seperti bom atom milik Amerika Serikat, bom hidrogen dan upaya dari Rusia tidak dapat mengubah ketetapan Tuhan ini.
Membahas Palestina dan Israel memang tidak ada habisnya. Sakit rasanya melihat postingan orang-orang di Instagram mengenai penderitaan warga Palestina. Sedih rasanya melihat berita dimana sejumlah masa di Surabaya menginjak-injak bendera Israel dalam rangka membela Palestina. Perebutan tanah Palestina adalah masalah yang umurnya lebih dari 100 tahun. Bagaimana mungkin masalah serumit ini dapat terselesaikan dengan protes, membakar bendera dan sharing informasi di Instagram, Twitter, WhatsApp status? Bahkan pertemuan PBB dan pertemuan diplomatis lainnya yang dilakukan begitu banyak pihak pun tidak urun menyeleksaikan sengketa ini. Waktu dan sejarah akan membuktikan bahwa hanya kehendak Allah lah yang akan menyelamatkan Palestina.
Dijuluki sebagai bulan sabit subur, Palestina dan Israel itu dulunya satu tanah yang dinamakan Kanaan. Kanaan sekarang adalah Levant, wilayah besar di Asia Barat atau Mediterania Timur yang sekarang mencakup negara-negara seperti Siprus, Palestina, Israel, Libanon, Syria dan Turki. Istilah ‘Palestina’ baru muncul di abad ke-5 SM yang digunakan di buku sejarah yang ditulis oleh Herodotus, sejarawan dari Yunani yang juga penulis buku The Histories. [1]
Kabar Suka Tentang Palestina Dalam Al-Qur’an
Dalam surat Al-Anbiya ayat 106, Allah Ta’ala berfirman:
Wa laqad katabnaa fiz Zaboori mim ba’diz zikri annal arda yarisuhaa ‘ibaadi yas saalihoon yang artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami tulis dalam Kitab Zabur, sesudah nasihat itu, bahwa tanah itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh.” Hazrat Mahmud menjelaskan bahwa yang dimaksud dari arda (tanah) adalah Palestina dan “hamba-hamba Allah yang shaleh” adalah mereka yang baiat dan menerima ajaran Imam Mahdi. Bisa jadi orang Yahudi bahkan anggota Zionis pun bisa jadi mendapat hidayah dan menerima ajaran Islam dan baiat kepada Sang Imam Mahdi—Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (Hazrat Ahmad). Sejatinya mungkin ada dari sebagian kaum Yahudi yang membela Palestina juga seperti kelompok Neturei Karta atau seperti aktifis Yahudi pembela Palestina di New York, Amerika Serikat.
Kenapa Zionis sangat berambisi untuk menguasai Palestina dan sangat ingin mendirikan tanah air Israel? Kenapa mereka tidak memiliki hati memusnahkan warga Palestina dengan cara apa pun? Karena dari dulunya segelintir dari Bani Israil (kaum Yahudi) yang tidak beriman melakukan dua dosa besar terhadap dua nabi, yakni Nabi Daud as dan Nabi Isa as. Dua dosa besar ini pun dibahas dalam Ulangan 28:15, 49:53, 63-64 & 30:15). Al-Qur’an pun sebagai kitab Allah menyinggung dua dosa besar ini dalam surat Bani Israil (17) ayat 5 yang tafsirnya “Dan Kami telah tetapkan kepada Bani Israil dalam kitab itu, ‘Pasti kamu akan melakukan kerusakan di bumi dua kali,’ dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.” Segelintir yang jahat dari kaum Yahudi mencoba membunuh Nabi Daud as dan Nabi Isaas. Oleh karena itu Allah mengutuk mereka dua kali juga. Kutukan ini terzahirkan dengan mereka tidak memiliki tanah air dan menjadi orang buangan. Al-Quran secara mendalam membahas malapetaka ini.
Sejarah Singkat Bani Israil dan Konflik Palestina-Israel
Penting mengerti sejarah singkat Bani Israil (kaum Yahudi) untuk mengerti akar masalah perebutan tanah Palestina, berdirinya Israel dan mengapa Tanah Suci Yerusalem diperebutkan oleh umat Kristen dan Yahudi. Sejarah singkat tentang kaum Yahudi serta kejayaan dan kehancurannya ini dilansir dari Tafsir Singkat Al-Quran Jemaat Ahmadiyah. Nampak dari Bible, bahwa sesudah Nabi Musaas, kaum Yahudi menjadi bangsa yang kuat dan kaya raya. Di masa Nabi Daudas mereka meletakan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafatnya pun, terus berlangsung kejayaannya. Kemudian kerajaan itu menjadi sasaran kemunduran yang berangsur-angsur. Kemunduran diawali oleh Samaria ditaklukan oleh bangsa Assiria. Samaria terletak di Tanah Israel dan Tanah Israel itu berbeda dengan negara Israel di jaman modern sekarang. Tanah Israel atau Eretz Yisrael adalah istilah yang digunakan oleh orang Yahudi untuk Palestina. Jadi sebelum didirikannya negara Yahudi Israel, kaum Yahudi menjuluki Palestina dengan istilah Tanah Israel karena mereka memang sangat menginginkan tanah air sendiri. Kemudian kemunduran kekuasaan bangsa Yahudi terjadi ketika Palestina dikuasai Mesir dibawah Firaun Necho dan umat Yahudi takluk kepada kekuasaan mereka ( Yew. Enc. Jilid 6, halaman 665).
Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi, kehilangan tanah air, bahkan mengalami kehancuran dan ketelantaran pun tidak membuat orang Yahudi sadar untuk meninggalkan perbuatan buruk mereka. Bahkan Nabi Yeremiah as telah memperingatkan mereka bahwa jika tidak berubah maka murka Allah akan turun. Murka Allah ini terjadi ketika raja Zedekia memberontak kepada raja Nebukadnezar, pemimpin kerajaan Babilonia. Raja Zedekia adalah raja terakhir kerajaan Yehuda, kerajaan kaum Yahudi. Pemberontakan oleh raja Zedekia (Yahudi) kepada Nebukadnezar (Babilonia) ini mengakibatkan pengepungan Yerusalem selama satu setengah tahun. Rakyat Yerusalem juga pernah mengalami kelaparan yang sangat keras akibat pengepungan ini. Inilah bukti kemurkaan Allah pada kaum Yahudi.
Hukuman Tuhan terus berlangsung ketika dibawah pasukan kerajaan Babylonia, anak-anak raja Zedekia dibunuh dan mata raja Zedekia dicukil, ia dibawa ke Babylonia. Rumah peribadahan, istana raja dan semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan. Para imam besar dan para pemimpin lain dibunuh dan sejumlah besar rakyat Yahudi diboyong sebagai tawanan (Yew. Enc. Jilid 6, hal. 665 & Jilid 7, hal. 122 pada kata “Yerusalem”). Namun seiring berjalannya waktu, di masa pembuangan, kaum Yahudi menyesuaikan diri. Banyak dari mereka bekerja di pekerjaan umum di Babilonia Tengah dan akhirnya banyak dari mereka mendapatkan jabatan tinggi di Kerajaan Babilonia, memperoleh kemerdekaan dan menduduki jabatan berpengaruh.
Kaum Yahudi sadar akan keyakinan agama mereka lagi, kepustakaan kerajaan dipelajari dan diterbitkan kembali. Yang paling penting adalah hasrat untuk kembali ke Palestina terus menggebu. Lalu untuk mewujudkan mimpi kembali ke Palestina ini, kaum Yahudi melakukan perjanjian rahasia dengan Sirus, raja Persia untuk menaklukan Babilonia. Rencana ini berhasil sehingga Babilonia jatuh kepada kekuasaan Sirus raja Persia tanpa perlawanan. Raja Sirus pun menghadiahkan Yerusalem kepada kaum Yahudi, mengizinkan mereka kembali ke tanah itu dan bahkan ikut membantu membangun rumah peribadahan di Yerusalem. Perkakas yang dulu dirampas oleh kerajaan Babilonia dibawa lagi ke Yerusalem dan sejumlah besar orang buangan kembali lagi ke Yerusalem. Sekali lagi, kaum Yahudi pun mendapatkan kejayaannya seperti yang mereka rasakan pada masa kerajaan Nabi Daudas. Kejayaan ini telah Allah nubuatkan dalam surat Bani Israil (17) ayat 7 yang tafsirnya: “Kemudian Kami kembalikan kepadamu kekuatan untuk mengalahkan mereka, dan Kami bantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
Lagi-lagi bangsa Yahudi terlena oleh harta, tahta dan dunia sehingga mereka melakukan kemungkaran dan Allah pun telah mengingatkan kembali agar mereka kembali ke jalan yang benar. Orang Yahudi menentang ajaran Nabi Isaas, menganiaya sang Nabi, bahkan berusaha membunuhnya dengan melakukan upaya penyaliban. Namun Allah tidak bisa membiarkan kekasih sejati-Nya diperlakukan seperti itu dan Allah segera menghukum kembali kaum Yahudi pada tahun 70 Masehi. Dibawah raja Titus, pasukan Romawi menyerang Yerusalem. Kota itu dihancurkan, rumah peribadahan Nabi Sulaiman dibumihanguskan. Bencana itu terjadi ketika Nabi Isaas selamat dari salib oleh Allah dan beliau hijrah ke Kashmir. Lihatlah bagaimana Allah selalu menyelamatkan utusan-Nya dan menghukum siapa pun yang menentang nabi dan ajaran Allah.
Lalu pada surat Bani Israil (17) ayat 105, Allah memperingatkan umat Muslim bahwa “akan datang janji akhir untuk kaum Musliman tentang azab”. Tafsir ayat ini adalah orang Islam akan dihukum dua kali seperti orang Yahudi. Bencana pertama adalah ketika kota Baghdad jatuh kepada kekuasaan bangsa Tartar dibawah pimpinan Hulaku Khan. Kemudian Allah memberitahu lagi bahwa pada zaman Sang Imam Mahdi di akhir zaman nanti, umat Muslim akan tertimpa bencana lagi sama seperti hukuman yang diterima kaum Yahudi di zaman Almasih pertama yakni Nabi Isa as. Hukuman kepada umat Muslim yang kedua ini terjadi kepada mereka yang tidak mau berbaiat kepada Hazrat Ahmad walau telah jelas nubuatannya dalam Al-Qur’an, hadist, maka Allah menegur umat Muslim dengan cara mengembalikan kaum Yahudi ke Palestina dari berbagai penjuru negara tepatnya dari Eropa setelah Holocaust.
Nubuatan ini zahir sempurna melalui Penyataan Balfour dan berdirinya Israel, yang disebut oleh Zionis sebagai negara dan tanah air. Dr . Chaim Azriel Weizmann, seorang kimiawan keturunan Yahudi dan tokoh terkemuka Zionis menemukan Aseton sintetis (persenjataan) yang digunakan oleh militer Inggris sehingga bisa mengalahkan Jerman. Untuk balas jasa, Dr C A Weizmann minta agar Inggris menyediakan negara untuk bangsa Yahudi. Kemudian kaum Yahudi mengangkatnya sebagai Presiden Organisasi Zionis Dunia 16 Mei 1948 dan sebagai Presiden Israel pertama 1949–1952. Ungkapan terimakasih Inggris dan upaya memenuhi permintaan Weizmann untuk mendirikan tanah air Yahudi tertuang dalam Deklarasi Balfour 1917,yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina.
Menariknya, keberhasilan Zionis mendirikan Israel di tahun 1948 adalah bukti zahir dari surat Shad, surah ke 38. Hazrat Mahmud menjelaskan ini sesuai dengan tafsir surat Shad (38) ayat 22-25 bahwa di akhir zaman nanti bangsa Kristen dan Yahudi bersekongkol untuk merebut tanah Palestina dari umat Muslim. Beliau bersabda bahwa umat Kristen dan Yahudi akan menguasai suatu wilayah sebanyak 99 persen dan umat Muslim hanya satu persen saja. Ayat dalam surat Shad yang mengacu pada peristiwa ini adalah ayat 24 : “Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan domba betina, dan aku mempunyai seekor domba betina. Namun ia berkata, ‘Serahkanlah itu kepadaku’.” Kalimat saudaraku yang memiliki sembilan puluh sembilan domba betina itu adalah kaum Yahudi yang saat ini memang menguasai Palestina dan keberhasilan mereka mendirikan Israel diatas tanah Palestina. Kalimat aku mempunyai satu domba artinya adalah umat Muslim di Palestina yang bisa kita lihat nyata mereka begitu terusir dari rumahnya sendiri.
Tidak bisa dipunkiri lagi penyerangan Sheikh Jarrah adalah bukti nyata dari keinginan Zionis merebut satu persen tanah umat Muslim. Mengapa? Karena Sheikh Jarrah adalah wilayah Yerusalem Timur yang dihuni dan di dominasi oleh warga Palestina. Yerusalem Barat sudah dikuasai oleh Yahudi dan menurut Zionis itu tidak cukup. Untuk menegakan negara Zion yang utuh, kedua sisi Yerusalem harus menjadi milik Yahudi karena pada zaman kejayaan di masa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as, kaum Yahudi menguasai Yerusalem. Jadi yang dimaksud satu persen perebutan oleh kaum Yahudi dan Kristen itu adalah Yerusalem.
Perebutan Yerusalem oleh umat Kristen dilancarkan melalui Perang Salib setelah Yerusalem takluk dibawah Khalifah Rashidah kedua Umar bin Khattab ra. Selama 1350 tahun Yerusalem dibawah naungan Umar bin Khattab ra dan beliau begitu menghargai penduduk Yerusalem, tidak seperti raja Babilonia dan raja Romawi. Sesuai dengan mimpi Hazrat Muslih Maud ra tahun 1946 bahwa akan ada masa sulit di hari nanti bagi umat Muslim. Masa sulit ini terjadi tahun 1948, ketika Israel berdiri dan kaum Yahudi mendominasi tanah Palestina. Rasulullah saw juga pernah bersabda dalam hadist al-kufr millatun wahida yang artinya musuh-musuh Islam telah bersatu. Ini bisa dilihat bagaimana bangsa-bangsa kolonial Barat bersatu untuk merebut Palestina dari umat Muslim, walau dalam beberapa hal mereka pun sebetulnya saling bertentangan seperti yang bisa dilihat antara kubu komunis dan kubu demokrasi. Namun untuk menghancurkan Islam, mereka bersatu. Sungguh menarik.
Khalifah kedua Ahmadiyah yang masa ke Khalifahannya dari 14 Maret 1914 – 7 November 1965 mempertanyakan mengapa negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia dan Inggris tidak siap untuk menampung orang Yahudi di negaranya masing-masing, walaupun negara mereka itu jauh lebih luas dari Palestina. (Al Fazl, 31 October 1945, p. 2). Pada Aliyah ke-4 tahun1924-1928, sejumlah 80,000 orang Yahudi migrasi ke Palestina dari Eropa Timur seperti Polandia, Rusia, Romania, Lithuania, Iraq dan Yaman. Mereka ke ke Palestina karena mengalami anti-semitisme di Eropa. Pada Aliyah ke-5 1929-1939, sejumlah 225,000 sampai 300,000 orang Yahudi migrasi ke Palestina dari Eropa dan Asia. Ini disebabkan oleh persekusi orang Yahudi oleh Nazi sehingga populasi orang Yahudi di Palestina berjumlah 450,000 pada tahun 1940. Aliyah atau peristiwa migrasi kaum Yahudi ke Palestina antara 1924-1939 adalah bukti nyata dari surat Bani Israil (17) ayat 105 “akan Kami himpun kamu semuanya.” Artinya, Allah akan mengumpulkan bangsa Yahudi dari berbagai berbagai macam negara di penjuru dunia ke Palestina. Inilah kekuasaan Allah dan kebenaran Al-Qur’an mengenai penguasaan Zionis dan perebutan tanah Palestina dan tanah suci Yerusalem yang sampai hari masih menjadi sengketa walau PBB dan negara adidaya melakukan perjanjian diplomatis.
Berita Bahagia
Tahun 1948 memang Israel berdiri di atas tanah Palestina dan Palestina tidak memiliki status jelas sampai hari ini. Namun sesuai janji Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 106, Palestina akan diwariskan lagi kepada umat Islam. Umat Muslim yang mana? Mereka yang baiat kepada Imam Mahdi sebagaimana telah di nubuatkan dalam Al-Qur’an dan hadist. Hamba-hamba shaleh yang senantiasa menaati ajaran Allah dan tidak membuat kemungkaran. Allah telah memberi kabar suka bahwa pendudukan Israel itu hanya bersifat sementara.
Jadi membakar bendera Israel itu hanya emosi belaka dan tidak akan menyelesaikan persenketaan wilayah yang telah berlangsung selama 100 tahun ini. Sejatinya hanya takdir Allah yang dapat mengobati luka dalam hati para umat Muslim. Kabar bahagianya takdir agung ini tidak dapat diubah oleh siapa pun dan kekuatan apa pun bahkan oleh bom atom superpower milik Amerika Serikat, bom hidrogen milik negara adidaya Barat lainnya dan bahkan upaya Rusia pun tidak dapat mengubah ketetapan Ilahi ini. Kapan dan bagaimana kabar suka ini akan terjadi? hanya Allah yang mengetahui.
Penulis : Khalida Jamilah
Sumber:
- https://intisari.grid.id/read/032699726/inilah-sejarah-palestina-asal-mula-nama-palestina-tidak-ditemukan-di-catatan-manapun?page=all
- https://www.alislam.org/quran/view/?page=780®ion=E3. Hal. 780-781
- https://www.alhakam.org/the-ahmadiyya-khilafats-call-for-muslim-unity-the-solution-to-israel-palestine-issue/
- https://www.jewishvirtuallibrary.org/the-fourth-aliyah-1924-1929
- https://www.britannica.com/biography/Chaim-Weizmann
- Sinar Islam Vol 1, Ed 7, Tabuk 1393/September 2014.
*Catatan: Pembaca juga dapat membaca terjemahan pidato Sir Chaudhry Zafrullah Khan mengenai Palestina. Beliau adalah seorang Ahmadi yang pernah menjabat sebagai Presiden Majelis Umum PBB dan Perdana Menteri Luar Negeri Pakistan.
Link: https://ahmadiyah.id/pidato-sir-zafrullah-khan-tentang-masalah-palestina.html.
Sumber Gambar : https://unsplash.com/photos/D9lCSvUcErk