Di artikel sebelumnya sudah kita bahas tentang arti FoMO, gejala sampai tips supaya tidak terjebak oleh FoMO. Nah, sekarang giliran lawannya FoMO, yaitu JoMO. Seperti di era media sosial sekarang, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling up-to-date agar bisa mengukuhkan keeksistensiannya di dunia digital. Setiap hari, mereka akan berkutat di akun media sosialnya dan selalu mengikuti hal-hal baru yang sedang digandrungi banyak orang. Mereka seakan dikejar-kejar oleh tren dan tak mau dicap kurang gaul. Perasaan takut tertinggal inilah yang kerap disebut FOMO.
Tak hanya itu, orang-orang yang mengalami FoMO seringnya ingin selalu bergabung pada kegiatan-kegiatan sosial, mereka kerap kesulitan saat menolak undangan untuk berpesta. Mereka merasa memiliki kebutuhan untuk selalu terhubung dengan orang lain. Terkadang, mereka juga kerap membandingkan diri dengan orang lain. Karena melihat unggahan dari teman-temannya di media sosial, mereka jadi merasa bahwa hidupnya tak menyenangkan. Jika terus dibiarkan, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental.
Oleh sebab itu, muncullah istilah bernama JoMO yang mulai digaungkan sebagai hal yang sangat berlawanan dari FoMO. JoMO atau Joy of Missing Out adalah istilah yang merujuk pada tindakan untuk tidak terlibat dalam kegiatan tertentu, terutama yang berkaitan dengan media sosial atau sumber hiburan lainnya. FoMO mempunyai kata sinonim seperti sibuk, terburi-buru, letih, terkapar, dan penuh. JoMO juga punya kata sinonim seperti niat santai, sengaja, bahkan berpusat pada prioritas.
JoMO didefinisikan sebagai perasaan kepuasan diri di mana seseorang sudah merasa cukup dengan hidupnya sehingga mereka merasa bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang mereka senangi. Mereka yang menerapkan JoMO cenderung lebih tenang menjalani hidup tanpa takut melewatkan kesenangan bersama teman-teman. Adanya istilah JoMO diharapkan dapat melatih seseorang untuk mengendalikan obsesi yang berlebih, salah satunya dengan membatasi penggunaan media sosial.
Efek media sosial sudah banyak diketahui dapat memberikan pengaruh yang besar pada kesehatan mental, terutama di kalangan remaja. Tak jarang mereka dilanda perasaan kesepian dan stres setelah melihat akun media sosial orang lain. Baik cewek maupun cowok juga bakal mengalami efek FoMO karena terlalu sering membuka semua platform media sosial.
Bagaimana menerapkan JOMO pada keseharian?
Salah satu hal yang ingin ditekankan dalam praktik JoMO adalah menyisakan lebih banyak waktu, tenaga, dan emosi untuk benar-benar dipilah mana yang harusnya jadi prioritas utama. Misalnya seperti menghabiskan waktu bersama orang terdekat. Bisa dengan janji bertemu di kedai kopi atau jalan-jalan sore di taman dengan keluarga.
Khalifah Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad sudah berulang kali memberitahu betapa bahayanya sering bermain media sosial yang bisa lupa waktu untuk mengerjakan tugas, ngobrol dengan keluarga jadi malas, pergaulan jadi renggang, dan akhirnya malah menjadi laghw atau sia-sia.
Sama halnya game online yang bikin lupa waktu dan lingkungan sekitar. Di era media sosial sekarang ini memang sudah dipenuhi bot dan akun palsu yang bisa memengaruhi opini, bahkan berita hoax yang merajalela. Maka peran kita lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial supaya kita lebih bijak dan bisa membatasi waktu bermain, jika tidak maka anda lah jadi korbannya. Ingatlah, Nabi Muhammad SAW bersabda, Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).
Sobat rajapena, dari kita lihat hadits tersebut diatas, kebanyakan diantara kita tertipu dengan nikmat yang sudah Allah anugerahkan. Kita dikasih waktu senggang (untuk beribadah) malah kita pakai untuk mencari hiburan dunia, diberi nikmat sehat yang justru malah kita habiskan nikmat sehat itu untuk memuaskan hawa nafsu keduniaan. Bahkan mengejar hal-hal yang fana tidak ada hubungannya dengan Allah, sang Pencipta. Nah, itu dia penjelasan lawannya dari FoMO yaitu JoMO. Memang tidak gampang menjadi JoMO karena berbagai step by step pun agak berat. Tapi percayalah, suatu saat membuka media sosial itu akan terasa membosankan. Jadikanlah kegiatan lain seperti bersepeda, membaca buku, hingga ibadah yang menjadi prioritas utama.
Penulis: Hafiz Abdul Jabbar
Sumber :
Dalton, Tanya. The Joy of Missing Out. Bentang Pustaka, 2019
Kenali Lebih Dekat Dengan FOMO Dari Dampaknya Sampai Cara Mengatasinya