Mindfulness dalam Perspektif Islam

1935

Hidup terkadang melelahkan. Dan itu berdampak pada kebahagiaan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan bahkan ekonomi kita.

Dalam hidup, tentunya kita sebagai manusia pernah merasa gelisah, hilang arah atau mungkin depresi. Dengan kata lain kita pasti pernah mendapat suatu masalah dalam hidup ini. Karena hidup bersifat dinamis,  bisa bergerak naik atau pun turun.

Ketika masalah datang kepada kita, kita tidak memiliki kendali. Tapi kita bisa mengatur diri kita sendiri bagaimana menghadapi masalah yang ada dan membuat pikiran kita lebih baik. Salah satu caranya adalah mindfulness.

Mindfulness adalah praktik dengan tujuan memusatkan perhatian anda pada saat ini, dan menerimanya tanpa penilaian.

Mindfulness adalah keadaan di mana kita sadar penuh akan apa yang sedang kita pikirkan dan kerjakan.

Salah satu fokus utama mindfulness adalah self-awareness. Self-awareness merupakan salah satu kemampuan seseorang dalam memahami perasaan, pikiran, serta evaluasi diri. Sehingga hal itu akan membantu seseorang dalam memahami kekuatan, kelemahan, dorongan, hingga nilai yang ada di dalam dirinya sendiri dan juga orang lain.

Seseorang dengan self-awareness yang baik dapat memahami situasi sosial, memahami orang lain, dan memahami harapan orang lain terhadap dirinya. Dengan cara ini, akan lebih mudah bagi kita untuk merenungkan diri sendiri, mengeksplorasi pengalaman kita, mengamati, dan mengendalikan emosi kita.

Dengan mengenal diri sendiri, kita tahu apa yang sebenarnya kita rasakan, serta butuhkan, sehingga tidak mudah termakan oleh pikiran negatif. Karena seringkali, kita menyerap banyak informasi seperti, berita baik, kabar duka, iklan, dan berbagai macam informasi lainnya yang bisa berpengaruh pada ketenangan hati.

Misalnya, kita menjadi merasa gelisah ketika kita membuka sosial media, lalu melihat teman sedang pergi liburan ke tempat yang sedang “in”. Kita yang sebelumnya merasa baik-baik saja, terkadang menjadi FOMO (Fear of Missing Out) atau takut tertinggal trend karena hal tersebut. Sebenarnya jika kita pikirkan kembali dan bertanya pada diri kita sendiri, apa benar liburan ini benar-benar kita butuhkan?

Dalam Islam, kita juga dianjurkan untuk mengenal diri sendiri. Saat kita mengenal siapa diri kita, maka kita akan mengingat Allah SWT yang telah menciptakan kita. Dan saat kita mengingat Allah SWT, hati kita akan merasa tenteram.

Kita melihat dari teladan mulia Rasulullah saw, beliau juga memenuhi hatinya dengan tingkat kedamaian dan kepuasan semacam itu, meskipun beliau menghadapi berbagai tantangan dan ujian yang besar ia menjalaninya dalam kondisi yang damai.

Dalam Al Quran surat Ar Rad ayat 29 menyebutkan:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب

“Yaitu orang-orang yang beriman, dan merasa tenteram hati mereka dengan mengingat Allah. Ketahuilah, dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.”

Yaitu, kita akan mendapatkan kedamaian sejati dengan mengingat Allah, dan kita akan mendapatkan kondisi yang berharga ini melalui keimanan yang teguh kepada Allah. Sesungguhnya, jika kita mengembangkan keimanan yang teguh terhadap keberadaan Allah, maka ia akan memberikan resep yang nyata untuk perdamaian dunia.

Mindfulness membantu kita dalam mengelola perspektif kita; bagaimana kita dapat mengalihkan distraksi dan fokus pada apa yang penting bagi kita. Tentunya, hal ini perlu dilatih. Pikiran kita perlu dibiasakan untuk bersikap tenang.

Untuk melatih mindfulness, ada beberapa trik sederhana yang bisa dilakukan. Seperti meditasi atau yoga, jalan kaki, fokus pada satu hal di satu waktu, menulis jurnal atau kalau dalam Islam, shalat dan zikir adalah latihan untuk mindfulness.

Ketika kita melaksanakan shalat, sudah seharusnya kita melakukannya dengan khusyuk, serta paham dan mengerti akan bacaan dan gerakan yang kita lakukan. Di mana pikiran kita fokus pada aktivitas ibadah ini. Oleh karena itu, biasanya setelah selesai shalat, pikiran kita menjadi lebih jernih.

Selain itu, bisa juga kita melakukan dzikir. Ketika Rasulullah Saw perlu memfokuskan diri, berefleksi, dan menjernihkan pikiran, beliau memilih untuk berdiam diri atau tahannuth di gua Hira.

Dengan membiasakan berpikir dan bersikap mindful, maka kita akan dapat lebih fokus pada apa yang penting dilakukan, sadar dengan apa yang terjadi, dan terhindar dari keputusan sesaat yang membuat hati menjadi tidak tenang. Dari situlah kita akan merasakan manfaat mindfulness seperti terbebas dari rasa gelisah, hilang arah, dan depresi.


Oleh : Yasmin Saleha Iman

Referensi :

Gambar : unsplash.com